Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Eksis di Media Sosial

26 April 2016   11:18 Diperbarui: 26 April 2016   11:27 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vitamin S - Remaja Tampubolon

Tidak selamanya diam itu emas. Bagaimana orang lain bisa tahu keberadaan diri kita, kalau kita tidak berbicara. Bagaimana orang lain bisa mengenal kita, tanpa kita menunjukkan eksistensi diri kita.

NARSIS ITU EKSIS, Asalkan positif dan proporsional. Salah satu kebiasaan eksis saya dan sekaligus ajang promosi adalah Twitter dan Facebook. Selain itu, Blackberry pun menjadi sebuah alat dan sarana yang sangat membantu untuk menunjukkan diri kita.

Saya teringat sebuah kalimat yang pernah disampaikan oleh seorang tokoh periklanan. Disebutkan bahwa kalau kita memiliki sebuah produk yang ingin kita jual tetapi kita tidak pernah mempromosikannya, itu sama artinya seperti kita mengedipkan mata kita kepada seorang gadis cantik di tengah kegelapan malam. Mana mungkin gadis cantik itu melihat kedipan mata kita di tengah gelapnya malam. Bahkan melihat kita pun, dia belum tentu bisa.

Itulah mengapa, eksis dalam konteks yang proporsional menjadi bagian dari promosi. Setiap pagi, saya selalu mengirimkan kalimat-kalimat positif yang penuh energi kepada para peserta pelatihan saya. Kata-kata itu sering kali mendapatkan respons positif dari mereka. Tak heran, saat ada kenalan-kenalan dari mereka yang memerlukan pelatihan tentang sales, mereka selalu ingat saya.

Eksis itu penting untuk orang sales. Eksis juga bisa dijadikan ajang membangun keintiman dengan customer kita (Customer Intimacy). Oleh karena itu, optimalkan!

Banyak orang yang memiliki kelebihan luar biasa. Namun, bagaimana orang lain tahu akan kompetensi dan keahliannya, jika ia tidak eksis. Eksis bukan sekedar mejeng, eksis merupakan salah satu bagian penghayatan kita terhadap pekerjaan kita. Dengan eksis di media sosial, kita seolah berteriak lantang kepada dunia bahwa kita sangat mencintai apa yang lakukan.

Dari hasil pengamatan penulis, tidak semua eksis itu negatif. Ada juga yang tergolong eksis positif, yaitu berusaha menunjukkan bahwa dirinya memiliki kelebihan dari orang lain. 

dengan tujuan demi kepentingan promosi, persaingan sehat, maupun memotivasi orang lain. Memang terkesan sombong, tetapi sebenarnya tidak sombong. Terkesan mengharapkan pujian dari orang lain, padahal tidak demikian maksudnya.

Seorang penulis buku selalu berpakaian rapi, unik, tentu berharap agar menjadi perhatian orang lain. Bukan untuk memuji dirinya tetapi dengan tujuan supaya orang tahu siapa dirinya. Kemudian orang akan berkomentar, “Oh, dia itu penulis buku SALES IN YOU.”

Kalau yang negatif, bagaimana bentuk eksis-nya? Untuk menjawab pertanyaan ini, mungkin ada baiknya kita renungkan para pakar berbicara mengenai narsis yang negatif.

  1. Spencer a rathus dan Jeffrey S nevid dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000) mengungkapkan, “Orang yang narcissistic atau narsistik memandang dirinya dengan cara yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian.”
  2. papu (2002) yang mengutip DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders – Fourth Edition) mengungkapkan, “Orang yang narsistik akan mengalami gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian yang dimaksud adalah gangguan kepribadian narsisistik atau narcissistic personality disorder. Gangguan kepribadian ini ditandai dengan ciri-ciri berupa perasaan superior bahwa dirinya adalah paling penting, paling mampu, pa- ling unik, sangat eksesif untuk dikagumi dan disanjung, kurang memiliki empati, angkuh, dan selalu merasa bahwa dirinya layak untuk diperlakukan berbeda dengan orang lain.”

Sekarang Anda bisa menganalisis sendiri bagaimana konteks eksis Anda. Jika eksis Anda tidak seperti dijelaskan oleh tiga pakar di atas, maka eksis Anda di media sosial memang positif dan memberi nilai tambah bagi profesi dan tugas Anda sebagai salesman, atau sebagai apa pun Anda.

Tetaplah eksis

Remaja Tampubolon 

Dalam buku VITAMIN S

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun