Pelaut kecil itu tlah pergi
Melepas sauhnya sendiri
Mengayuh biduknya dengan gigih
Beringsut tapi pasti
Menjauhi bibir dermaga ini
Tangan rapuhnya melambai
Di saat angin menerpa layar dan
Biduk kecilnya melaju
membelah waktu
Tahukah kau hai pelaut,
Ombak tengah samudra
tidak seramah
Riak di bibirnya?
Sadarkah kau hai pelaut
Layar kecilmu adalah
Musuh bagi angin yg menderu?
Ah.........
Semua tak perlu ku ceritakan padamu
Karena melihat mereka menari
Jauh lebih mempesona Â
Daripada sekedar mendengar cerita
Pelaut kecil itu tlah pergi
Ada resah ketika biduk melaju
Ada cemas ketika ombak memburu
Ada getir ketika angin menghambat
Laju kemudi
Ada aksara tanpa kata
Ketika mata kami bersua
'tuntaskan perjuanganmu, nahkoda!'
Â
Saat biduknya semakin menjauh
Kutahu dia bukan lagi milikku semata
Pelaut Kecil itu..........
Kutitipkan dia padamu,
Semesta Raya....
Kokohkan hatinya laksana karang
Tajamkan budinya laksana pedang
Berikan dia
Keberuntungan tak sudah
Yang lebih berharga
Dari segala ilmu dan retorika.
         Â
          Bukit Batu, Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H