Mohon tunggu...
PANGLIMA PERANG MELAWAN KHILAFAH
PANGLIMA PERANG MELAWAN KHILAFAH Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MELAWAN PEMBENTUKAN KHILAFAH DI NUSANTARA

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[MUI] Melarang, Menolak, atau Provokasi

1 September 2013   10:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:32 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SUPLEMEN

Coba simak berita ini: Ketua MUI, KY Muhyiddin Junaidi, mengakan,

"MUI pada rapat terakhir, 5 Agustus 2013, menolak Indonesia sebagai tuan rumah Miss World. Setelah dilakukan peninjauan dari berbagai aspek seperti aspek ekonomi, agama, dan budaya tidak ada yang mendatangkan manfaat bagi Indonesia. MUI menilai lebih banyak mendatangkan kerugian.

Belajar dari kasus Miss Word tahun 2000-an di Nigeria, di mana masyarakat muslim menolak karena saat itu perwakilannya divonis cambuk karena melakukan perzinahan. Namun, kontes tetap diselenggarakan. Pada hari H, kata Muhyiddin, terjadi kekerasan mengakibatkan 200 orang meninggal. Akhirnya, panitia memindahkan acara ke London. Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam, kontes itu bagi kami jika dipandang dari sudut agama Islam sangat kontradiktif dari nilai agama Islam, ..."

Siiip lah ..... MUI emang TOP

Pertanyaan saya, apa memang tak ada manfaat ekonomi atau tak bernilai ekonomis!? Jika tak ada, maka buat apa ada orang Indonesia menerima kerja itu; dan membentuk panitia!? Juga, sudah kah MUI sedikit membuka mata terhadap tingkat hunia hotel di Bali!?

MUI itu perlu tahu juga, bahwa ajang Miss World 2013, bukan cuma semarak stage, namun kerja pariwisata; dan lokomotif pariwisata itu, menarik ratusan gerbong belakangnya, hotel, transportasi, kerajinan, distinasi wisata, bahkan sampai pedagang-pedagang kecil.

[ah percuma mau jelasin panjang lebar, karena MUI tak bakalan mau tahu; bagi mereka yang beda dengan ajaran Agama, maka harus dilarang]. Jika semua hal haru dihubungkan dengan Agama (khusunya Agamanya MUI), dengan dalil teks-teks Kitab Suci, maka hampir 100 % kebiasaan, benda, bahasa, unsur-unsur atau hasil-hasil IPTEK /dan kebudayaan yang dipakai di Nusantara, harus DILARANG; sekali lagi, DILARANG. [caption id="attachment_274841" align="aligncenter" width="227" caption="koleksi pribadi"]

13776082711608962984
13776082711608962984
[/caption]

Selain itu, penolakan MUI tersebut, dengan menggunakan dalil serta conth Nigeria, 13 tahun lalu; negeri kaya minyak, namun prosentasi penduduk buta hrufnya sangat tinggi, serta terkenal dengan sekte-sekte Islam radikal yang hobi membunuh atas nama beda agama.

Dan, yang paling terkenal dari Nigeria adalah rombongan brutal setingkat fauna liar, Boko Haram; yang kemarin membunuh 34 orang Nigeria (kompas.com); situs lain, menyatakan bahwa Boko Haram membunuh suku-suku yang beda agama dengan mereka.

Lha, model Nigeria serta radikalisme agama di Negeria seperti itu lah, yang dicontohkan oleh KY Muhyiddin Junaidi dari MUI, emangnya tak ada contoh lain!?

Atau, memang Muhyiddin sengaja menjadikan kebrutalan Nigeria sebagai contoh dan dorngan agara ormas radikal dengan elemen terornya, melakukan hal yang sama terhadap ajang Miss World 2013 di Indonesia!? Jika benar, maka Si Muhyidin itu telah melakukan provokasi, sekaligus memberi peluang, suport, dan inspirasi, agar anasir-anasir anarkis untuk merusak, menyerang ajang Miss World 2013. Oleh sebab itu, aparat keamanan harus lebih waspada.

Cara MUI yang seperti itu, menjadikan saya semakin percaya pada hasil studi dari The Wahid Institue, bahwa MUI BUNKER ISLAM RADIKAL., "Dari kenyataan demikian, maka MUI sesungguhnya bisa dikatakan sebagai bungker dari organisasi dan gerakan fundamentalis dan subversif di Indonesia. Lebih dari itu, karena MUI dibiayai oleh pemerintah, maka organisasi dan gerakan fundamentalis juga mendapatkan subsidi dari pemerintah melalui MUI tersebut (Suaedy dkk., 2006). Fenomena ini menguat secara menyolok sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono (SBY) disebabkan, saya kira, karena SBY lebih dekat ke partai-partai politik Islamis yang setia mendukungnya menjadi presiden seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan PBB (Partai Bulan Bintang), ..."

13780045591789564963
13780045591789564963

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun