Mohon tunggu...
Aurelius RL Teluma
Aurelius RL Teluma Mohon Tunggu... Ilmuwan - Suka mengunyah makna...

Penggemar ikan "kebeku". Dibesarkan ladang, laut dan pantai pasir putih Lato, Flores Timur. Juga buku-buku dan angkringan Jogja.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Palestina vs Israel, di Hadapan Konflik, Nurani Kita Diuji Ketajamannya

16 Mei 2021   22:55 Diperbarui: 16 Mei 2021   23:00 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

PALESTINA vs ISRAEL

Mari memandang konflik Palestina vs Israel dengan kacamata moral yang rasional dan adil. Ini perkara disposisi etis, soal kepekaan nurani dalam memandang konflik bersenjata; perang, di mana pun itu.

Yang NYATA dalam konflik Palestina vs Israel saat ini adalah KRISIS KEMANUSIAAN. Ada korban jiwa dengan peluang korban terbanyak ada di pihak Palestina. Karena sudah jelas, kekuatan persenjataannya lebih lemah. Inilah situasi perang yang TIDAK SEIMBANG.

Soal ada motif keagamaan, soal nafsu politik, soal historisitas konflik yang kompleks, iya itu ada, tapi jangan cenderung ke sana fokusnya. Jika kita melihat ke sana, nurani kemanusiaan kita tak akan semakin peka dan tajam, tapi justru tumpul, karena cenderung mencari siapa yang benar, siapa yang salah.

Seolah menjadi penonton pertandingan. Hei, ini perang, bukan pertandingan! Dalam situasi ini,  kita salah besar secara etis, jika menyerukan, "Ayo Palestina" atau "Ayo Israel". Perang tak akan usai. Maka korban pun akan berjatuhan lagi. Pantaskah jika kita "bersyukur" atas korban nyawa yang jatuh karena bukan pihak yang kita dukung? Ah, ketika kita senang karena ada manusia yang terbunuh, saat itu, nurani kita sudah mati!

Maka, saat dalam konflik YANG TAK SEIMBANG seperti sekarang, yang paling MENDESAK adalah mencegah jatuhnya korban jiwa lebih banyak, dari pihak manapun, TERUTAMA YANG PALING LEMAH. 

Bukan mencari pihak yang benar, pihak yang salah. Mana yang disukai, mana yang tidak, apa pun alasan kita, termasuk agama maupun etnis! Buang jauh-jauh sentimen-sentimen eksklusif itu. Cukup kita pakai satu "agama" yaitu "KEMANUSIAAN"!

Maka, kemana DUKUNGAN & DESAKAN paling besar harus kita tujukan? Kepada pihak yang paling mungkin untuk MENGHENTIKAN KONFLIK TAK SEIMBANG ITU, SEGERA!

PBB, Dewan Keamanan PBB, negara-negara besar, pemimpin-pemimpin dunia, adalah pihak-pihak yang paling berpeluang menghentikan konflik ini. Kepada merekalah kita harus terus BERTERIAK agar segera bertindak!

Mendukung Palestina tidak harus dengan menambah kekuatan militer mereka untuk bisa setara Israel. Bukan dengan menyerukan, "Ayo Palestina, semangat!" Jika begitu, perang akan terus berlanjut. Korban akan jatuh lagi, dan lagi.

No, saat ini, faktanya, kekuatan militer Israel tak dapat dikejar Palestina dalam waktu singkat. Jikapun bisa, perang akan lebih hebat lagi. Maka, mendukung Palestina yang paling efektif saat ini adalah MENEKAN Israel melalui suara internasional agar menahan diri, alias TIDAK AROGAN!

Ah, ini memang terlalu utopis, idealis, tapi jika ingin ada perdamaian, cegahlah perang; bukan bersiap-siap perang.

#peacefirst

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun