Mohon tunggu...
Relinda Puspita
Relinda Puspita Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger dan vlogger domisili Bengkulu yang hobi pelesiran.

Saya senang jalan-jalan dan sedang belajar menjadi penulis. https://livingindadream.com/

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Presidensi G20 2022, Bersama Menuju Pemulihan Ekonomi Dunia yang Tangguh dan Berkelanjutan

24 Juli 2022   20:15 Diperbarui: 24 Juli 2022   20:26 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo G20 2022 (Sumber: Twitter G20 Indonesia)

Fakta Menarik Presidensi G20 2022

Sebagaimana hasil pertemuan G20 2019 di Osaka, Jepang, Presidensi G20 2022 seharusnya dipegang oleh India. Indonesia akan menjadi tuan rumah G20 pada tahun berikutnya. Namun, karena pada tahun 2023 Indonesia akan menjadi ketua ASEAN, kedua negara di Asia ini pun sepakat bertukar tempat.

Pada Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) G20 2020 di Riyadh, Saudi Arabia, Indonesia didapuk menjadi Presidensi G20 2022, dimulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT G20, November 2022. Serah terimanya berlangsung pada KTT G20 2021 di Roma, Italia.

Tentang G20

Merasakan dampak krisis ekonomi dunia pada periode 1997 - 1998, maka pada tahun 1999 dibentuklah sebuah forum untuk menemukan solusi krisis keuangan global yang melanda banyak negara berpendapatan menengah, namun memiliki pengaruh sistemik. Salah satunya Indonesia.

Forum dunia tersebut diusulkan oleh para Menteri Keuangan G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis), dan merupakan pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Mengingat betapa pentingnya pertemuan itu, agenda rutin pun disiapkan pada setiap Musim Gugur, atau menjelang tutup tahun.

Lama berselang, pada 14 - 15 November 2008, KTT G20 diadakan untuk pertama kalinya di Washington, D.C., Amerika Serikat. Para pemimpin negara G20 bertemu untuk berkoordinasi, merespon dampak krisis keuangan di Amerika Serikat, lalu sepakat untuk melanjutkan pertemuan serupa.

Forum G20 ini bukan hanya pertemuan satu kali para pemimpin negara. Namun terdiri dari rangkaian kegiatan dalam kurun waktu satu tahun yang merupakan persiapan KTT (summit) yang dihadiri oleh para kepala negara/ kepala pemerintahan. 

Rangkaian kegiatan itu di antaranya adalah pertemuan tingkat menteri, working group, engagement group, dan KTT sebagai acara puncak. Namun ada pula side event yang membuat Presidensi G20 semakin marak dan bermanfaat.

Setiap tahunnya, Sherpa, sebutan untuk para petinggi negara anggota G20, melakukan berbagai pertemuan. Sherpa sendiri diambil dari Bahasa Tibet, yang berarti penunjuk jalan. Mereka berperan penting menavigasi berbagai kerja sama dalam kerangka G20, serta membuka jalan menuju tercapainya kesepakatan oleh para pemimpin negara anggota G20.

G20 merupakan platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Forum ini memiliki posisi penting dalam menentukan masa depan pertumbuhan ekonomi dunia, karena secara kolektif, anggotanya merepresentasikan lebih dari 60% populasi dunia, 80 % perekonomian dunia (PDB global), dan 75% perdagangan internasional.

Keanggotaan G20

Sesuai namanya, ada 20 negara yang tergabung dalam Group 20. Mereka adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Selain itu, ada Spanyol yang diundang sebagai tamu tetap, serta perwakilan organisasi internasional terkait, seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB).

Indonesia merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang menjadi anggota G20. Sebagai orang awam, saya mengartikannya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap penting dan mampu mempengaruhi perekonomian dunia. 

Presidensi G20 2022

Presidensi bisa diartikan sebagai tuan rumah. Sebagai forum ekonomi tingkat dunia, uniknya, G20 tidak memiliki sekretariat, sehingga tidak ada pimpinan atau ketua. Mekanisme kerjanya ditetapkan secara bergiliran setiap tahun. Kepemimpinan merupakan fungsi presidensi yang dipegang oleh salah satu negara selama satu tahun.

Menjadi Presidensi G20 adalah momentum sejarah bagi masing-masing negara anggotanya, yang akan terulang setiap dua dekade. Dalam kurun setahun ini, Indonesia adalah penyelenggara seluruh rangkaian pertemuan G20, dan berperan dalam menentukan agenda prioritas.

Agenda presidensi tahun sebelumnya, tahun sekarang, dan tahun yang akan datang, haruslah berkesinambungan. Ketiga presidensi itu disebut Troika, berasal dari Bahasa Rusia yang berarti tiga serangkai. Saat ini, Troikanya adalah Italia, Indonesia, dan India.

Momentum Presidensi G20 ke-17 yang diadakan di Indonesia dianggap tepat, karena Indonesia telah siap menyambut kunjungan internasional, seiring dengan pulihnya situasi dunia. Kita telah mampu beradaptasi pada situasi pandemi yang berangsur menjadi endemi.

Acara puncak G20 akan berlangsung di Bali, pada 15 - 16 November 2022. Provinsi ini telah dikenal baik di mata dunia karena daya tarik alam dan budayanya. Selama pandemi, sektor pariwisata yang menjadi kegiatan utama di Bali, terkena pukulan telak.

Sebaliknya, ketika bumi membaik, sektor wisata di Bali jugalah yang cepat pulih. Aktifitas pariwisata kembali berdenyut aktif, siap menerima kedatangan para wisatawan luar negeri dan turis domestik. Bali siap menjadi tuan rumah bagi para delegasi yang terlibat dalam gelaran G20 2022. 

Situasi di Bali juga diikuti oleh pemulihan pariwisata di berbagai daerah di Indonesia. Memegang Presidensi G20 adalah kesempatan emas bagi pemerintah untuk memperkenalkan dan memasarkan lima destinasi super prioritasnya.

Tercatat, ada sekitar 157 pertemuan dan lebih dari 20 ribu delegasi yang hadir secara bergantian ke Indonesia. Pertemuan-pertemuan tersebut tersebar di berbagai kota selain Bali, seperti di Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Batam - Bintan, Belitung, Medan, Yogyakarta, Bandung, Sorong, Lombok, Surabaya, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, dan Malang.

Presidensi G20 Indonesia memiliki logo khusus, berupa gunungan pada pewayangan yang bermakna perpindahan babak menuju pemulihan ekonomi dunia yang inklusif dan berkelanjutan. 

Motif kawung pada gunungan berarti semangat menjadi lebih baik dan berguna bagi sesama. Warna merahnya melambangkan bendera Negara Kesatuan republik Indonesia. Sedangkan warna biru pada tulisan G20 adalah jati diri Indonesia sebagai negara maritim.

Logo G20 2022 (Sumber: Twitter G20 Indonesia)
Logo G20 2022 (Sumber: Twitter G20 Indonesia)

Rangkaian Kegiatan Presidensi G20

Mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger" atau Pulih Bersama, Indonesia mengajak seluruh negara bergerak bahu-membahu membangun solidaritas untuk mencapai pemulihan ekonomi dan tumbuh lebih kuat, serta berkelanjutan.

Untuk mencapai misi tersebut, ada tiga isu prioritas yang dibicarakan, yaitu:

  1. Kesehatan yang inklusif: mewujudkan vaksinasi yang merata, menciptakan arsitektur kesehatan secara global, serta kesiapan menghadapi pandemi yang akan datang;
  2. Transformasi digital ekonomi: mempercepat digitalisasi sistem pembayaran, serta memberikan bantuan akses keuangan, khususnya bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM);
  3. Transisi energi: mengarahkan koordinasi kebijakan global terkait pembiayaan perubahan iklim dan transisi energi.

Ketiga agenda itu dibahas dalam berbagai rapat yang menjadi rangkaian kegiatan G20. Sekilas, kita bisa melihat bahwa topik-topiknya bukan hanya untuk kepentingan Indonesia, tapi juga demi kepentingan dunia yang setiap kawasannya memang saling membutuhkan, sehingga harus berkolaborasi untuk bisa mewujudkannya.

Forum G20 memiliki dua jalur pertemuan, yaitu Jalur Sherpa dan Jalur Keuangan. Jalur Sherpa fokus membahas isu nonkeuangan, dan berada di bawah koordinasi Menteri Koordinator Ekonomi dan Menteri Luar Negeri.

Sedangkan Jalur Keuangan, fokus pada isu keuangan, dan berada di bawah koordinasi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.

Kedua jalur tersebut diharapkan bersinergi, serta menyelaraskan kepentingan negara maju dan negara berkembang, demi mendukung pemulihan dunia pascapandemi. Secara nasional, Presidensi G2o diharapkan dapat menyeimbangkan agenda global dengan prioritas dan kepentingan dalam negeri.

Momentum Presidensi G20 Bagi Indonesia

Terpilih sebagai pemegang Presidensi G20 adalah sebuah kehormatan dan kepercayaan dunia kepada Indonesia. Saatnya kita mengukir sejarah, menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara tangguh dan siap berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dunia. Ini adalah momentum untuk turut serta membangun tata kelola dunia yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Berdasarkan pidato Presiden Republik Indonesia pada pembukaan Presidensi G20 2022, Joko Widodo mengharapkan bahwa gelaran G20 bukan sekadar seremonial. Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk menunjukkan aksi nyata terhadap pemulihan dunia.


Dampak Presidensi G20 Bagi Perekonomian Indonesia

Presidensi G2o 2022 akan memperlihatkan ketangguhan ekonomi Indonesia terhadap krisis melalui berbagai kemajuan yang telah dicapai. Sebagai negara berkembang, perekonomian Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia.

Sepanjang 2022 Indonesia menjadi perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Momen ini menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, perhelatan G20 dalam setahun ini berpotensi meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun dan kontribusi PDB (Pendapatan Domestik Bruto) sekitar Rp7,4 triliun.

Hal itu sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. Menurutnya, gelaran G20 akan mendorong investasi pada UMKM dalam negeri, mengingat 80% investor global saat ini berasal dari negara-negara G20.

Tidak ketinggalan dari sisi pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa event G20 akan berkontribusi pada peningkatan 1,9 juta - 3,6 juta wisatawan asing, dan terciptanya 600 ribu - 700 ribu lapangan kerja baru yang ditopang oleh sektor kuliner, fashion, dan kriya. Rangkaian kegiatan G20 melibatkan UMKM dan menyerap tenaga kerja hingga 33 ribu orang.

Sementara menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjadi Presidensi G20 membuat Indonesia berperan dalam merancang kebijakan pemulihan ekonomi dunia. Ketika perekonomian dunia baik, salah satu dampaknya bagi Indonesia adalah ekspor yang tumbuh pesat.

Pemulihan ekonomi dunia akan mempengaruhi ekonomi dan keuangan domestik. Konsumsi masyarakat meningkat, begitupun investasi. Dampaknya, seperti keadaan finansial negara saat ini, pajak tumbuh 18% lebih, penerimaan bea cukai meningkat lebih dari 24%, dan penerimaan PNPB (Penerimaan Negara Bukan Pajak) juga tumbuh lebih dari 23%.

Isu ekonomi dan keuangan sendiri dibahas pada Jalur Keuangan. Sebagai koordinator jalur tersebut, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia membahas enam agenda utama, yaitu:

  1. Koordinasi exit strategy untuk mendukung pemulihan global;
  2. Upaya penanganan dampak pandemi dalam perekonomian;
  3. Penguatan sistem pembayaran di era digital;
  4. Pengembangan pembiayaan berkelanjutan;
  5. Peningkatan sistem keuangan yang inklusif;
  6. Agenda perpajakan internasional.

Kesimpulannya, Presidensi G20 2022 di Indonesia akan mendorong hasil yang konkret yang berdampak langsung bagi proses pemulihan ekonomi global pascapandemi, sehingga dapat recover together, recover stronger, and sustainable.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun