Jejeran rumah kayu khas Batak yang atapnya meruncing sangat gampang ditemukan di sini. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat batu persidangan Ambarita yang telah berusia ratusan tahun. Konon, ini merupakan tempat Raja Siallaga mengadili para penjahat yang melanggar hukum adat pada aman dahulu. Di sebelahnya, berdiri sebuah pohon yang dikenal sebagai pohon kebenaran.
Sebelum pulang, tentunya, tidak lupa membawa kenang-kenangan berupa suvenir kain tenun ulos khas Sumatra Utara. Wisatawan bisa berkunjung ke Desa Lumban Suhi-Suhi. Di sini, kita bisa memilih berbagai motif kain, sekaligus mencoba dan melihat langsung proses pembuatannya.
POTENSI PENGEMBANGAN
Berbicara tentang pengembangan objek wisata, tentunya harus menerapkan komponen 3A, yaitu Attraction (atraksi), Accessibility (akses), dan Amenity (fasilitas). Namun Cooper et. al. (1993) dalam Setiawan (2015) menambahkan Ancilliary (pelayanan tambahan).
Akses
Danau Toba yang dikelilingi oleh tujuh kabupaten di Sumatra Utara, bisa dicapai melalui jalur udara dan darat. Bandara terdekat adalah Bandar Udara Sibisa dan Silangit, sesampainya pengunjung di Bandara Kuala Namu, Medan. Lalu disambung taxi atau Nice Trans yang bisa sharing dengan penumpang lain.
Namun, jika ingin lebih menikmati perjalanan, wisatawan bisa memilih jalur darat dari Kota Medan. Rutenya, naik kereta dari Bandara Kuala Namu ke Stasiun Medan. Kemudian angkot ke Terminal Medan. Lalu disambung bus menuju Parapat. Waktu tempuhnya sekitar 4-5 jam. Tapi, nanti bisa dipangkas, setelah jalan tol Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Parapat, siap beroperasi.
Selama di Danau Toba, pengunjung bisa menggunakan berbagai pilihan transportasi lokal yang tersedia. Untuk ke Pulau Samosir, dibuat semakin mudah. Selain feri, sekarang telah terbentang Jembatang Tano Ponggol yang menghubungkan Pulau Samosir dan Pulau Sumatra.
Fasilitas
Kebutuhan utama para pejalan hanya ada tiga, yaitu transportasi, akomodasi, dan konsumsi. Jika ketiga hal ini tersedia secara mudah dan nyaman, dipastikan pengalaman mereka akan menyebar dari mulut ke mulut, bahkan dari medsos ke medsos.
Pembangunan infrastruktur dan jaringan komunikasi yang saat ini gencar dilakukan pemerintah di 5 DSP adalah upaya untuk membuat nyaman para pengunjung. Koneksi yang dibangun bukan sekadar menghubungkan antar spot wisata, tapi juga dengan tempat-tempat lain, seperti penginapan, restoran, bank, stasiun, bandara, terminal, apotek, dan fasilitas umum lainnya.