img-6896-jpg-577e302b159373320e8d4e87.jpg
Acara dibuka oleh sambutan Ibu Mariana dari BKKBN Provinsi Bengkulu. Beliau mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa Bengkulu berada di peringkat 6 untuk jumlah pernikahan dini di Indonesia. Narasumbernya, Dr. Hadiwinarto dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, dan Pak Abidinsyah Siregar dari BKKBN pusat. Sebagai moderator, Wida dari Kompasiana. Tema acara yang terkesan serius sore itu, berjalan menarik, informatif, dan membuka pikiran tentang bagaimana membesarkan anak di era teknologi dan informasi saat ini. Peserta yang rata-rata adalah kompasianer pun fokus menyimak jalannya diskusi, lebih-lebih karena ada lomba
live-tweet berhadiah Rp200.000. Siapa yang tak tergoda.
img-6903-jpg-577e3078da937363094e964f.jpg
Kedua pembicara berulang-ulang menekankan bahwa betapa krusialnya peran orang tua dan pendidikan agama dalam membesarkan anak di era modern ini. Tidak hanya kebutuhan fisik, kebutuhan psikologis anak juga harus tercukupi. Pertambahan jumlah penduduk yang tidak diikuti oleh peningkatan jumlah kebutuhan pokok manusia, bisa mempengaruhi kejiwaan seseorang. Ditambah desakan ekonomi keluarga, menyebabkan orang tua tidak memiliki waktu untuk anak-anaknya. "Inilah salah satu alasan mengapa jarak dan jumlah anak harus dibatasi." ungkap Pak Abidinsyah.Â
Jika anak tidak terbiasa memiliki kegiatan positif dan jauh dari pengawasan orang tua, maka tidak heran bila mereka mencari kesibukan sendiri. Apabila tidak dilengkapi dengan pengetahuan dan kontrol diri, sehingga tidak mengetahui mana yang pantas dan tidak bagi mereka, maka bukan tidak mungkin seorang anak terjerumus ke dalam perangkap lingkungan negatif yang berisiko membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.
Sekali lagi. Di era digital ini. Keluarga adalah kunci kesehatan mental para remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya