Mohon tunggu...
Relinda Puspita
Relinda Puspita Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger dan vlogger domisili Bengkulu yang hobi pelesiran.

Saya senang jalan-jalan dan sedang belajar menjadi penulis. https://livingindadream.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bersih dan Cerianya Bandung karena KAA

16 Mei 2015   05:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang kedatangan para delegasi pada puncak acara Konferensi Asia Afrika ke-60, pada 24 April 2015, tampak jelas bahwa Bandung tengah bersolek. Layaknya wanita yang berdandan, pasti ada titik-titik yang menjadi andalan dan perlu ditonjolkan. Begitu halnya dengan Bandung. Ada tiga area yang menjadi fokus utama selama perhelatan yang diadakan tiap satu dekade ini, yaitu alun-alun, Jalan Asia Afrika, dan Jalan Braga. Hasil polesan tersebut mulai terlihat ketika memasuki bulan April 2015. Tidak hanya jalanan yang dipenuhi atribut terkait KAA ke-60, seperti spanduk, bendera, umbul-umbul, dan ornamen berlogo KAA, tapi juga penambahan beberapa fasilitas publik di sekitar ketiga kawasan tersebut, yang membuat Bandung terasa lebih menyenangkan.

Gencarnya Bandung melakukan berbagai penataan dalam rangka menyambut para tamu asing  pada puncak acara KAA nanti tak pelak menjadi topik hangat di seantero Bandung, Berita mengenai betapa manglinginnya Bandung sepanjang bulan April itu dengan cepatnya menyebar, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika media massa sibuk memberitakan berbagai persiapan dan perubahan di areal sekita Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika, pemilik akun sosial pun gencar memamerkan keeksistensiannya di setiap sudut kedua jalan tersebut. Saya yang biasanya enggan bergabung dengan kerumunan, jadi ikut-ikutan, bahkan datang dua hari berturut-turut ke sekitar Gedung Merdeka dan alun-alun. Kalau nggak sekarang, mesti nunggu sepuluh tahun lagi, pikir saya.

Event KAA memberikan berbagai pengalaman yang belum pernah saya rasakan selama tinggal di Bandung: Jalan Braga menjadi bersih dan terasa nyaman bagi pejalan kaki; bagian luar Gedung Merdeka yang pada hari-hari biasa hanya terkesan sebagai gedung tua penuh sejarah yang sepi, berubah menjadi full colour dengan adanya bendera-bendera negara peserta KAA. Belum lagi di bagian sampingnya yang terpajang kotak-kotak kayu berukuran besar dengan lukisan wajah para negarawan dari benua Asia dan Afrika beserta profil singkat mereka. Tempat ini semakin menarik dengan ditempatkannya beberapa tank baja milik TNI. Siapa yang bakal menya-nyiakan kesempatan langka ini? Saya yakin, pastilah saat itu hampir semua orang di Bandung punya foto di sekitar gedung ini. Tapi, satu hal yang paling membuat saya penasaran adalah keadaan Sungai Cikapundung yang berada persis di samping halaman ini. Warnanya memang tetap coklat, tapi arusnya terdengar mengalir kencang dan lancar karena tidak ada sampah yang menghalangi.

[caption id="attachment_413893" align="aligncenter" width="491" caption="Lancarnya aliran Sungai Cikapundung"][/caption]

Secara pribadi, suasana yang sangat saya sukai adalah pada H-1, sebelum gladi resik dilaksanakan. Mengapa? Karena Jalan Asia Afrika tertutup untuk kendaraan bermotor, sehingga masyarakat tumpah ruah bebas mondar-mandir di sepanjang jalan ini tanpa diganggu deru kendaraan. Saya maunya Bandung begitu terus! Saya maunya semua kawasan di Kota Bandung seperti ini!

[caption id="attachment_413901" align="aligncenter" width="490" caption="Suasana di Jalan Asia Afrika pada H-1"]

14303865061376198852
14303865061376198852
[/caption]

Selain Gedung Merdeka, trotoar di sepanjang Jalan Asia Afrika dan Jalan Braga juga terlihat lebih berfungsi dan asri. Ada banyak tanaman yang tertata apik, bangku-bangku yang berjejer rapi, serta adanya bola-bola beton di sepanjang trotoar yag bisa dijadikan tempat duduk. Yang membuat bola-bola ini unik adalah terukirnya nama negara penghuni benua Asia dan Afrika di masing-masing bola. Sayangnya bola-bola istimewa ini hanya terlihat di sepanjang trotoar Jalan Asia Afrika, sedangkan yang di Jalan Braga dibiarkan polos tanpa ukiran apa-apa. Sebagai tambahan, kegiatan mempercantik Kota Bandung ini meluas sampai ke jalan raya di areal pasar baru. Di sini, ratusan payung berwarna-warni digantung bagaikan kanopi yang sangat cantik ketika dipandang dari kejauhan.

[caption id="attachment_413900" align="aligncenter" width="448" caption="Payung warna-warni bergelantungan menghiasi jalan di kawasan pasar baru"]

1430385785477266327
1430385785477266327
[/caption]

Selain bertambah nyaman dengan dipasangnya berbagai fasilitas publik di sekitar zona utama pada puncak penyelenggaraan KAA, masyarakat juga dimanjakan dengan beragam hiburan seni seperti musik, tari, dan parade di berbagai tempat di Kota Bandung. Rangkaian hiburan ini diberi nama Asian African Carnival, dari tanggal 21 hingga 26 April, yang diikuti oleh tidak hanya komunitas lokal dan beberapa daerah di Indonesia, tapi juga oleh utusan dari beberapa negara peserta KAA. Setiap rangkaian acara AAC ini selalu mampu menyedot animo masyarakat, terutama pada hari terakhir. Warga rela berdiri menyelimuti Jalan Asia Afrika walaupun sedikit diguyur hujan demi melihat atraksi yang dipertontonan oleh peserta pawai. Dan sebagai puncaknya, pada malam hari, warga kembali berdesak-desakan untuk menyaksikan video mapping di Gedung Merdeka.

Saya pikir pertunjukkan pada malam hari itu merupakan tanda berakhirnya rangkaian acara dalam memeriahkan KAA ke-60 di Bandung. Rupanya masih berlanjut, khususnya di halaman samping Gedung Merdeka. Areal luas yang awalnya berisi mural para negarawan peserta KAA, sekarang bertambah dengan adanya tenda bazar. Dari tanggal 25 April hingga 1 Mei 2015 ada kegiatan yang diberi nama The Asian African Friendship Day Festival yang malangnya sedang tutup, ketika saya datang pada siang hari. Yang menjadi perhatian dalam acara ini adalah pada pintu masuknya diletakkan sosok-sosok terkenal seperti Presiden Indonesia, Gubernur Jawa Barat, Walikota Bandung, dan beberapa tokoh terkemuka dari beberapa negara peserta KAA. Mereka sengaja diletakkan saling berhadapan seolah siap menyambut kedatangan para pengunjung. Dan sekali lagi pastinya, mereka dijadikan partner berfoto oleh pengunjung yang kemari.

[caption id="attachment_413905" align="aligncenter" width="454" caption="Para 'tokoh' yang siap menyambut pengunjung"]

143038754266648988
143038754266648988
[/caption]

Antusiasme masyarakat dalam keriaan KAA di Bandung ini rupanya terbaca oleh Indonesia Travel yang mengadakan kontes foto. Menyadari bahwa zaman sekarang tidak ada orang yang bisa lepas dari alat yang namanya kamera, baik itu kamera saku, DSLR, maupun kamera handphone, ajang ini mewadahi para instagramer untuk memamerkan hasil jepretannya mereka mengenai pesona Bandung. Dan karena ajang KAA ke-60 ini berhasil mengharumkan nama Kota Bandung, maka salah satu kategori fotonya adalah Konferensi Asia Afrika.

[caption id="attachment_415148" align="aligncenter" width="490" caption="Suasana Jalan Braga beberapa hari setelah kunjungan para delegasi KAA"]

1430818040970299008
1430818040970299008
[/caption]

Semoga kebersihan, kenyamanan, dan keceriaan menjelang KAA ini tetap bertahan di Bandung seperti yang saya lihat di Jalan Braga beberapa hari setelah berakhirnya keriuhan KAA. Warga secara sadar dan konsisten menjaga keindahan yang telah tercipta tanpa pernah berpikir untuk melakukan vandalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun