[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="sumber: twimg.com"][/caption]
“Seorang pemimpin itu harus mampu membawa Indonesia menjadi negara maju. Negara maju itu memiliki target yang jelas; mampu meningkatkan pendapatan penduduknya menjadi 12 juta per bulan”
Hary Tanoesoedibjo
Dalam berbagai kesempatannya berkunjung ke berbagai daerah Indonesia dan berdialog dengan masyarakat, Cawapres Hary Tanoesoedibdjo lebih suka menggunakan istilah negara maju sebagi target pembangunannya ke depan. Karena negara maju memiliki tujuan yang jelas yaitu sebuah negara yang mampu meningkatkan pendapatan penduduknya menjadi Rp 12 juta per bulan.
Sedangkan Indonesia saat ini, menurut HT, masih berstatus negara tertinggal bukan negara berkembang. Sebab, pendapatan perkapita penduduk Indonesia saat ini hanya berkisar Rp 2 – Rp 3 juta, angka ini adalah untuk ukuran negara tertinggal. Sedangkan pendapatan negara berkembang berada di angka Rp 4 juta an.
"Indonesia saat ini pendapatan perkapita penduduk masih rata-rata 3,4 juta, dan bahkan banyak dibawah itu, ini masih di bawah rata-rata negara berkembang," jelasnya.
Perspektif negara maju ini, lanjut HT, agar negara mampu memberikan upaya lebih banyak untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Selama ini, pertumbuhan ekonomi negara hampir seluruhnya merupakan kontribusi masyarakat sedangkan peran pemerintah sangat minim.
"Jika Indonesia menjadi sebuah negara maju, maka sektor kesehatan bisa diberikan subdisi lebih besar, pendidikan juga, bahkan tidak hanya gratis tapi juga dengan kualitas yang baik," jelasnya.
Untuk itu, HT mengajak semua lapisan masyarakat untuk menjadi bagian dari visi tersebut, karena saat ini Indonesia masih jauh dari kata negara maju, bahkan kata HT Indonesia masih di bawah rata-rata berkembang.
"Dengan segenap potensi yang ada, kita mampu menjadi sebuah negara maju, asal pengelolaannya benar dan memang punya tujuan ke arah sana," kata HT saat berdialog dengan Pendeta hamba Tuhan di Ball Room, Crown Victoria Hotel, Tulungagung, Jumat (14/3) siang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H