Mohon tunggu...
Rekso Pramono
Rekso Pramono Mohon Tunggu... -

Suka perjalanan, menikmati keseharian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebut Saja Dengan Namamu dan Namaku

23 Oktober 2011   03:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:37 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap kali mendengarkan panggilan presenter berita di semua stasiun TV kepada rekannya untuk memberikan laporan atau ulasan, mereka hampir dapat dipastikan menyebutkan nama teman kerjanya dengan tanpa menambah embel-embel yang menunjukkan status, usia, gelar, dan sebagainya.  Sudah terbiasa bagi kita seorang presenter berita memanggil, menyebut nama langsung.  Seperti : "Tina Talissa akan melaporkannya, untuk anda" (TvOne), "Tommy Cokro akan menyampaikannya setelah headline news jam 06.000 wib" (MetroTv), "Dari studio 2 rekan kami Aiman Wicaksono akan melaporkan" (RCTI).

Pemanggilan nama langsung adalah hal yang tidak terbiasa didalam bahasa komunikasi kita.  Biasanya pemanggilan nama seseorang didahului dengan sapaan 'hormat' seperti Pak, Ibu, Mas, Mbak, Bang, Adik, Tante , dan sebagainya.  Atau juga dengan memberikan gelar tertentu akademik Ir. Anu, Dr. Inilah, Si Dia, MBA, Si Anu, SH, Dra. Ayu, Prof. Ganteng, Guru Pintar, atau semacamnya.  Atau juga dengan kandungan keagamaan seseorang, Ustadz Alim, H/Hj Itu Dia, Romo Istimewa, dan lain-lain.  Presenter televisi tidak seperti itu.  Meskipun demikian tampaknya 'kebiasaan' pemanggilan nama diantara presenter televisi itu tidak pernah digugat atau dijadikan polemik, sudah lumrah dan tampak akrab.

Bagaimana dengan kompasioner ? Menilik postingan komentar yang masuk  hampir sebagian besar menggunakan penyebutan nama yang didahului dengan hal-hal tadi.  Mungkin untuk penghormatan, mungkin juga untuk takut dicap 'tidak sopan' jika menghilangkannya, atau hanya ikut kebiasaaan.  Padahal isi dari cerita, topik, ide, kisah, komentar yang ditampilkan, menurut saya setidaknya, lebih penting dari 'SIAPA' yang menampilkannya.  Saya menawarkan kepada kompasioner untuk menyebutkan nama panggilan singkat dengan nama kita saja.  Selain untuk menyingkat kalimat/kata, penghilangan tambahan panggilan ini dapat menghilangkan hambatan psikologis hubungan antar kompasioner atau pembaca (karena umur, jabatan, gelar, atau lainnya), mendekatkan kesetaraan jender, atau anda akan menunjukkannya lebih banyak lagi.

Pada saat kita membaca tulisan kompasioner sejujurnya kita tidak terlalu memperhatikan apakah penulisnya lebih muda/tua, punya jabatan/tidak, pria/wanita, dewasa/anak-anak.  Kita membaca tulisan seseorang di kompasiana karena melihat Judul/HL, dengan harapan dapat  mengambil manfaat akan isi dari tulisan itu.  Sedangkan siapa penulisnya (apalagi di dunia maya ini belum tentu nama yang terpasang, foto yang terpampang merupakan asli dari identitas sang empunya) mugnkin akan jadi pertimbangan terakhir.

Oleh karena itu dengan rendah hati saya bersedia dipanggil dengan nama saja, rekso atau sebutan potongan nama yang menurut anda cocok dan pantas.  Tanpa embel-embel mas, pak, kak, dik.  Dan saya akan mencoba memanggil rekan kompasioner lain dengan langsung menyebut nama anda.  Untuk kegiatan yang belum biasa ini ijinkan saya mohon maaf.  Jangan khawatir penyebutan nama langsung ini tidak akan menghilangkan rasa hormat saya pada anda atau mengurangi kehormatan anda.  Kehormatan kita tidak  semata-mata dipengaruhi oleh bagaimana mereka menyebut nama, tetapi apa yang kita sampaikan dan lakukan.  Bagaimana ??

Salam hormat..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun