“Si kancil anak nakal suka mencuri ketimun
Ayo cepat ditangkap Jangan diberi Ampun”
=====
[caption id="attachment_221388" align="aligncenter" width="200" caption="dikutip dari www.blogombal.or"][/caption]
Masih ingatkah kita dengan dongeng si kancil, lagu diatas tentunya mengingatkan kita tentang cerita anak-anak di masalalu, kisah kancil yang berkisah tentang kecerdikannya dalam melakukan tipu muslihatpada pak tani, gajah, buaya, monyet , dan lain-lain. Dalam cerita si kancil selalu dikisahkan sebagai tokoh yang selalu menang dalam setiap topik ceritanya, si kancil berhasil menang setelah menipu pak tani, si kancil berhasil lolos dari sumur setelah menipu gajah, dll, namun tahukah dampak dari cerita si kancil?
Sebuah cerita yang akan disampaikan pada anak-anak harusnya mengusung nilai-nilai moral yang baik karena pada fase anak-anak nilai-nilai moralmulai berkembang, apa yang akan terjadi jika yang diajarkan adalah nilai-nilai negatif, sikap culas, menipu, berbohong, melakukan sesuatu atas kepentingan pribadi, nah hal inilah yang kita dapati dari tokoh cerita si kancil. Apalagi dalam cerita kancil selalu menjadi tokoh sentral, dan dalam ceritanya tidak ada punishment, sanksi jera dari perbuatan buruk yang dia lakukan, apalagi tokoh-tokoh yang baik selalu terkena dampak, tidak bisa berbuat apa-apa, selalu sial, sehingga secara tidak langsung nilai moral yang disampaikan, jangan jadi jujur, jangan jadi baik, tiadak apa-apa kita menipu orang lain, berbohong tidak apa-apa, jadi orang baik kan membuat hidup sengsara dan sial.
Kuatnya nilai moral yang dapat disampaikan melalui tokoh dan cerita akan tersimpan dan berpengaruh kuat pada karakter kepribadian hingga dewasa, karena cerita disampaikan dengan menyenangkan, tokoh imajinatif seperti hewan-hewan, serta cara penyampaiannya tidak menggurui anak-anak, sehingga nilai-nilai itu membekas pada alam bawah sadar anak-anak tanpa disadarinya.
Ketika saya melihat cerminan bangsa ini, mengapa banyak orang yang suka menipu, mengapa banyak pejabat yang suka korupsi, mulai dari yang kelas kakap sampai dengan kelas teri, saya merasa ada kaitannya juga mungkin dengan cerita-cerita yang disampaikan masalalu, dalam alam bawah sadar mereka menyimpan nilai-nilai moral yang tidak baik,dan hal inilah yang mungkin membedakan kenapa bangsa jepang menjadi bangsa yang pekerja keras, atau bangsa barat yang pandai berdiplomasi, cerita anak yang disampaikan mengandung niali-nilai positif tersebut.
oleh karena itu saya menghimbau bagi para pendidik, dan juga para ibu seperti saya, ayo jaga generasi kita, dari cerita-cerita yang mengandung unsur nilai-nilai negatif.
Semoga Bermanfaat
Salam kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H