Mohon tunggu...
Reki Pasti
Reki Pasti Mohon Tunggu... wiraswasta -

like audio visual, traveling, and coffee ;-)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Air mengalir sampai jauh

18 September 2011   17:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:51 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia memuai terjaring awan, lalu kembali luruh ke bumi ketika langit menangis setelah mendung menandainya. Setelah mahluk hidup memanfaatkannya, kemudian tanah meneruskannya melalui mata air untuk kembali ke danau dan sungai dengan membawa berbagai rasa dan warna. Bhineka rasa dan warna telah dimilikinya, namun ketika ia melebur di laut dan samudera pada akhirnya hanya satu rasa dan warna (asin dan biru) yang mendekapnya. Begitu pulalah perjalanan diri kita masing-masing. Rasa dan warna akan kembali kepada diri kita sendiri. Hitam putihnya dan baik buruknya. Mari menikmati pelangi setelah hujan luruh ke bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun