Mohon tunggu...
Rekam Jejak Capres 2014
Rekam Jejak Capres 2014 Mohon Tunggu... -

Arsip Artikel Pilihan Capres 2014

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anak Muda Dukung Pemimpin Muda yang Paham Anak Muda

18 Juni 2014   01:19 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:20 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam soal pengembangan ekonomi kreatif, Prabowo Subianto mengakui Jokowi jauh lebih siap dan lebih mengerti. Itu terlihat dalam Debat Capres kedua akhir pekan lalu. Jokowi bukan hanya yang membuka sesi debat soal ekonomi kreatif, tapi dia juga yang dengan tepat merumuskan ekonomi kreatif sebagai kawah dan areanya anak-anak muda.


Jokowi mengatakan: “Ekonomi kreatif belum diberi dukungan. Kalau diberi dukungan penuh akan bisa dikembangkan. Ini demi anak-anak [muda] kita. Bagaimana dibawa ke mancanegara karena menyangkut anak-anak muda. Yang bekerja di ekonomi kreatif ini anak-anak muda kita.”


Hanya Jokowi yang dokumen visi misi pencapresannya memasukkan soal anak muda. Di situ, Jokowi setidaknya menguraikan dua hal yang penting: [1] jaminan akses ke pendidikan dan pengembangan keterampilan dan potensi lainnya dan [2] Jokowi berkomitmen meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama.


Keberpihakan pada ekonomi kreatif dan generasi  muda inilah yang bisa menjelaskan kenapa Jokowi menerima banyak sekali dukungan dari figur-figur yang menjadi idola atau mewakili generasi muda kreatif.


Nama-nama seperti Trio Lestari (Flenn Fredly, Sandy Sandhoro, Tompi), Slank, Marzuki Kill the DJ, Ello, /RIF, hingga Payung Teduh secara terbuka mendukung Jokowi. Ini menyempurnakan banyaknya rilisan lagu dan musik yang diciptakan secara cuma-cuma untuk mendukung pencapresan Jokowi.  Atau simak bagaimana para seniman di Bandung beberapa waktu lalu menggelar acara melukis Jokowi.


Apa yang membuat hal itu bisa terjadi? Sederhana saja: Jokowi adalah pemimpin muda yang berjiwa muda dan mengerti apa kebutuhan anak muda. Apa itu kebutuhan anak muda? Jaminan adanya kebebasan kreatif, jaminan bahwa kreatifitas tidak akan dikekang, jaminan bahwa kreatifitas tidak dibelenggu.


Lihatlah bagaimana konser Lady Gaga “dibredel” FPI. Film “?” atau “Tanda Tanya” besutan Hanung Bramantyo juga dilarang penayangannya di televisi. Mereka juga mengancam film “Soekarno” besutan Hanung yang lain. Gramedia dipaksa FPI untuk membakar buku “5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia”. Ini iklim teror yang tidak sehat bagi pengembangan ekonomi kreatif.


Jokowi bukan hanya akan presiden termuda (jika terpilih) sepanjang era sejarah Indonesia pasca reformasi, tapi Jokowi sendiri sudah lama membuktikan dirinya memang berjiwa muda dan pro-anak muda. Hampir semua kebijakan-kebijakannya, baik selama menjadi Walikota Solo maupun Gubernur DKI Jakarta, sangat mendukung dan memungkinkan minat, hobi dan kreatifitas anak-anak muda bisa muncul secara maksimal.


Dari selera musik saja sudah kelihatan. Jokowi mungkin satu-satunya pejabat publik di seantero Indonesia yang paling metal. Selera musiknya sangat nge-rock, sangat energik dan jelas hanya bisa dimiliki oleh mereka-mereka yang berjiwa muda. Dukungan dan sokongan Jokowi pada acara seperti Rock In Solo atau Solo Jazz Festival mustahil bisa disangkal sebagai ekspresi pejabat publik yang sangat mendukung dan pro hobi, minat dan kreatifitas anak-anak muda.


Saat kelompok-kelompok intoleran menyuarakan penolakan terhadap konser Metallica di Jakarta, Jokowi bukan hanya menentangnya tapi bahkan datang sendiri dan menonton konser Metallica. Simak bagaimana dia mengaitkan konser musik metal dengan spirit merayakan kebebasan berekspresi: “Yang nonton nggak hanya diam. Berani mengeskprresikan diri dan itu bisa dipraktekkan dalam pekerjaan apapun. Kita harus bisa menghargai kebebasan berekspresi yang positif.”


Hal sama berlanjut saat Jokowi menjadi Gubernur DKI. Dia bukan hanya memperbanyak ruang-ruang publik, tapi juga merevitalisasi ruang-ruang publik yang selama ini terbengkalai dan tak terurus. Banyaknya ruang publik memudahkan dan memungkinkan anak-anak muda untuk melakukan berbagai kegiatan apa pun yang mereka inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun