10
Jepang
3.25
3.01
11
Singapura
0.90
1.30
Perilaku akarakter tersebut menggejala hampir di seantero negeri, tidak terkecuali di daerah Jawa Barat yang dihuni oleh mayoritas Suku Sunda. Jangan jauh-jauh melihat perilaku akarakter seperti seks bebas dan penyalahgunaan narkoba yang biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, lihat saja bentuk tuturan-tuturan mereka yang sejatinya adalah cermin dari pola pikir dan pola perilaku integral mereka sendiri.
Faktanya, secara empiris, penulis melihat dan merasakan sendiri tuturan-tuturan yang dikemukakan sebagian Orang Sunda saat ini, terutama generasi muda, begitu memperihatinkan. Sebagai seorang suku asli Sunda yang lahir di daerah Priangan, Ciamis, yang terkenal dengan kesantunan dan keotentikan bahasanya, penulis merasa risih saat melihat sebagian Suku Sunda seakan akrab mengucapkan kata “anjing, goblog, dan bebel” yang bagi penulis terasa begitu kasar. Kata-kata sarkastis tersebut menjadi kata-kata biasa dalam obrolan sehari-hari sebagian Orang Sunda, bahkan ada sebuah guyonan yang mengatakan ’jing’ yang diambil dari suku kata terakhir ‘anjing’ menjadi pengganti tanda baca baik titik (.), koma (,), tanya (?), maupun seru (!). Misalnya dalam kalimat, “Kamana atuh Jing” dan biasanya kalau mendengar seruan tersebut lawan bicaranya lumrah menjawab juga dengan jawaban, “Deuk kaimah dulur urang, jing… Milu moal jing.”
Terjemahan:
Mau kemana jing?
Mau ke rumah saudara saya jing! Mau ikut tidak jing?
Bersambung….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H