Mohon tunggu...
Reka Erka
Reka Erka Mohon Tunggu... -

introvert women

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Anemia Berat = Kurang Gizi?

10 Maret 2012   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15 4416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa minggu lalu, suami saya sakit dan harus opname di rumah sakit. Haemoglobim (HB) dan trombositnya jauh dibawah batas normal. Hb dalam keadaan normal berkisar antara 12-14 g/dl, saat di tes darahnya hb suami hanya sekitar 5 g/dl. Kadar trombositdalam keadaan normal 150.000-450.000/mm³, hanya sekitar 45.000/mm³. Kondisinya lemah, pusing berputar, dan pucat.

Karena tidak demam, juga tidak ada kejadian demam berdarah di tempat tinggal maupun lingkungan kerja. Dokter mendiagnosa suami terkena anemia berat. Tindakan pertama yang diambil pihak medis adalah transfusi darah agar Hb dan trombosit tidak semakin menurun.

Saat menandatangani persetujuan transfusi, diluar kamar perawatan, saya penasaran dengan diagnosa dokter tentang anemia berat.

“Maksudnya anemia berat apa Dok?”

“ ibu jangan tersinggung ya, kalau saya bilang anemia berat sebetulnya masuk katagori kurang gizi.”

Secara fisik, jelas suami saya jauh dari kekurangan gizi. Bahkan dilihat dari berat badan masuk klasifikasi over weight. Dan harus menjalankan diet sesuai anjuran dokter. Tapi saya tahu persis kenapa dokter mengatakan kemungkinan suami saya kurang gizi.

Ini berkaitan dengan pola makannya selama ini. Makanan yang digemari hanya daging, bakso dan mi. Setiap hari mi hampir tak lepas dari santapan wajibnya. Suami saya juga menolak sayur-sayuran. Selain tak suka rasanya, terdogma dari beberapa sumber bahwa sayuran mengandung kadar Fe tinggi. Hal ini bisa menyebabkan asam urat. Karena tak mengkonsumsi sayuran secara baik, kadar asam urat suami jauh dibawah normal dengan kata lain suami saya bebas dari asam urat.

Saking bebasnya dari asam urat, kadar Fe nya rendah sekali. Itu yang menyebabkan Hb turun drastis dan kadar trombositnya terjun bebas. Hal itu yang menjadikan penyerapan oksigen menjadi berkurang. Dan bisa dipastikan efek-efek yang muncul dari kekurangan oksigen tersebut. Pusing, pucat lemas lemah.

Masak iya orang segemuk suami (tinggi 168, bb 74kg0) dibilang kurang gizi. Secara kasat mata jelas tak mungkin, kenyataannya seperti itu. Kesimpulannya orang gemuk belum tentu tak kekurangan gizi. Asupan gizi yang tak seimbang bisa mengakibatkan hal-hal seperti diatas.

Selama ini mungkin saya kurang memperhatikan asupan gizi untuk keluarga. Saya turuti semua keinginan suami dan anak-anak asal mereka mau makan. Apa saja asal mau makan silahkan. Karena tak berhenti di suami, ternyata anak sulung saya (12 th) sama persisi sakitnya dengan ayahnya. Selain mungkin faktor persamaan golongan darah.

Si sulung (gadis) juga pucat, lemas dan pusing tak henti-hentinya. Ketika diuji lab darahnya diketahui Hbnya ada di level 6. Kadar Hb untuk wanita berkisar 12=16 g/dl. Kadar gulanya menukik hingga hanya 50 mg/dl, normalnya <180 mg/dl. Tinggi dan berat badan anak saya seimbang. Tidak kurus dan tidak gemuk juga. Berat badan idealnya.

Tak beda jauh dengan pola makan ayahnya yang asal makan yang diinginkan. Anak saya tak suka makan sayuran, tidak mau minum susu, lebih parah lagi dia tak suka makan daging dan telur juga jarang menyantap buah-buahan.

Karena itu saya kembali memasukkan sayuran hijau ke dalam menu masakan. Entah mereka suka atau tidak tapi mereka harus memakannya. Buah-buahan dan susu juga saya sediakan, meskipun mereka awalnya menolak. Dan makanan kegemaran mereka saya hapus dari daftar menu. Setidaknya dalam waktu-waktu ini.

Berikut ini daftar bahan pangan yang bisa digunakan untuk menaikkan kadar Hb dan trombosit. Atau dengan kata lain, makanan anti defisiensi gizi alias makanan anti kurang gizi.

1.Bayam, baik bayam hajau maupun bayam merah

2.Buah bit, dibuat jus bit

3.Angkak

4.Jambu biji: disarankan dalam bentuk jus

5.Kurma dan turunannya: jus kurma, sirup kurma, dodol kurma

Jadi anda tak perlu tersinggung jika dokter atau ahli medis mendiagnosa penyakit anda atau keluarga anda kurang gizi. Lihat dulu di belakang, siapa tahu memang kita terlalu abai dengan masalah ini. Semoga bermanfaat dan tetap sehat ya.

Bogor, awal maret 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun