Mohon tunggu...
Reka aulia
Reka aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Piaud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Modernisasi Kuliner Aceh dalam Pembuatan Timphan

21 April 2021   05:05 Diperbarui: 21 April 2021   05:16 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat saya mewawancarai ibu itu berkata "sudah jarang ditemukan dizaman sekarang para masyarakat yang membuat timphan, apalagi di acara acara tertentu. mereka mengganti timpan dengan kue yang lainnya. Bahkan, pada saat hari raya sudah jarang ada lagi yang membuat timpan, paling hanya 1 atau 2 rumah saja yang membuatnya". 

Kebetulan ibu ini adalah orang yang sering membuat timpan ketika ada pesanan. Biasanya ibu menghargai sebiji timpan dengan harga 1000 rupiah dengan porsi yang agak besar, dan bisa juga 2000/3 timpan dengan porsi yang sedikit agak kecil.

Selain menjual timpan, ibu ini juga mengajarkan anak milenial didesanya untuk membuat timpan, agar dapat menjaga dan melestarikan makanan khas daerah tamiang dan juga bisa menjadi usaha generasi penerus nantinya. Karena sekarang sudah berada di zaman modern, kue tradisional ini juga ikut berkembang, mulai dari rasa nya sekarang yang beragam, yang dulunya hanya menggunakan labu kuning atau pisang, sekarang kami sebagai mahasiswa KPM IAIN Langsa memberikan edukasi kepada para ibu-ibu untuk mengubah timpan buatannya dengan menggunakan ubi jalar berwarna ungu sebagai bahan utama nya. 

Karena banyak sekali manfaat ubi ungu sebagai kesehatan diantaranya: menjaga imunitas tubuh, mencegah pembekuan darah, menjaga hati agar tetap sehat, mencegah penuaan dini, mengurangi berat badan, mencegah kanker dan mengobati diabetes. 

Cara membuatnya sangat mudah ubi nya kita kukus lalu siapkan wadah masukkan adonan ui yang sudah di hancurkan dan di tekan menggunakan sendok kedalam tepung ketan. Uleni hingga menjadi adonan yang nantinya mudah dibentuk. Kalau masih hancur dan susah dibentuk boleh sedikit menambahkan tepung ketan. 

Untuk intinya kita menggunakan inti kelapa namun hanya diberi gula pasir tidak menggunakan gula merah, supaya ketika timpan nya masak, warna nya jadi senada antara ungu dan putih. Cara menggulungnya siapkan daun pisang yang masih muda yang telah diolesi minyak,  bulatkan adonan, lalu pipihkan dan tambahkan inti kelapa sebagai perasa nya. Lalu diulung daunnya dan di lipat dibagian ujungnya. Kukus selama 15 menit angkat dan sajikan. Timpan ubi ungu selai inti kelapa sangat cocok menjadi pelengkap menyambut para tamu yang berkunjung dengan segelas teh hangat atau kopi.

Proses pembaharuan ini diharapkan bisa menjadi daya tarik masyarakat serta dapat meningkatkan perekonomian masyrakat setempat. Dan juga dapat menyadarkan masyarakat bahwa banyak hasil bumi yang dapat diolah atau dimanfaatkan. Sudah sepantasnya kita sebagai generasi milenial seperti zaman sekarang bangga karena tinggal di daerah yang memiliki beragam macam kuliner yang sangat enak dan lezat, dan kita juga harus ikut serta dalam melestarikan kuliner-kuliner daerah yang masih ada sampai sekarang. Meskipun dizaman sekarang kita terbawa arus teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin lama semakin canggih, namun kita sebagai generasi penerus harus mencintai produk dari daerah kita sendiri yaitu Indonesia.

Biodata penulis:

Nama : Reka Aulia
Tempat tanggal lahir : Bandar Baru 22 Nov 2000
Dari IAIN Langsa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prodi PIAUD
Peserta KPM-KS Tematik 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun