Mohon tunggu...
Rejo Wagiman
Rejo Wagiman Mohon Tunggu... Petani - Satu Akun

"Tinggalkan Jejak kehidupan lewat sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Harmonisasi Ilmu Kuno (Pranata Mangsa) dengan Ilmu Zaman "Now" (Sistem Informasi Geografis)

16 September 2018   06:13 Diperbarui: 16 September 2018   10:04 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali mendengar istilah pranata mangsa, apa yang terbayang dibenak teman-teman ya? Bisa jadi sebagian dari kita berpendapat bahwa  pranata mangsa merupakan peninggalan sejarah nenek moyang berupa  sistem penanggalan kalender yang di gunakan oleh petani sejak ribuan tahun yang lalu yang tidak relevan lagi diterapkan di zaman modern saat ini. 

Masyarakat zaman dulu berprinsip pada Ilmu Titen-Niteni atau mencermati setiap tanda-tanda kejadian alam yang berlangsung untuk menentukan mangsa. Petani dapat memahami Pranata mangsa berdasarkan kejadian atau situasi alam yang dialami, yang terkait dengan usahataninya.

Secara umum pranata mangsa terbagi menjadi empat musim (mangsa), yaitu: musim hujan (rendheng), pancaroba akhir musim hujan (mareng), musim kemarau (ketiga), dan musim pancaroba menjelang hujan (labuh). 

Dengan menerapkan sistem pranata mangsa ini visi dari masyarakat dahulu untuk menciptakan negara dengan semboyan "gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, cukup sandang pangan papan" dapat tercapai. 

Namun di era modern ini, pemanasan global memang tak dapat dipungkiri dan menjadi  factor pemicu relevansi penerapan kalender pranata mangsa dipertanyakan. Pemanasan global mempengaruhi perilaku alam menjadi menyimpang sehingga sulit petani dalam mencermati alam dan merunut kembali pranata mangsa. Namun demikian kita tidak bisa begitu saja menerima begitu saja pendapat kaum milenial kalau pranata mangsa sudah tidak relevan tanpa di buktikan dengan fakta-fakta ilmiah, sebenarnya pranata mangsa masih relevan (bisa jadi bergeser waktunya) tetapi perlu di sesuaikan dengan kondisi saat ini. Salah satu caranya adalah dengan menyatukan pranata mangsa dengan ilmu teknologi yang berkembang saat ini.

Di era digitalisasi ini (era Zaman Now) pemanfaatan teknologi dan informasi berupa sistem informasi geografis (SIG) yang canggih dapat digunakan kembali untuk mengukur, menganalisis dan memanfaatkan kembali relevansi pranata mangsa yang masih mungkin diterapkan oleh petani. Dengan demikian petani diharapkan tinggal membuka software pranata mangsa, memasukan data, munculan peta kesuaian lahan dan prediksi tanam berdasarkan pranata mangsa, apakah mungkin hal ini bisa dilakukan? 

Jawabannya mungkin teman teman, salah satu pusat studi Sistem Informasi Pemodelan dan Mitigasi Tropis (Simitro) milik Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) telah membuktikannya. Yuk kita berkenalan sedikit tentang pranata mangsa modern yang menghasilkan peta kesesuaian lahan tentang komoditas pertanian.

 Sumber: Tampilan Desktop software pranata mangsa UKSW-salatiga| Dokumentasi pribadi
 Sumber: Tampilan Desktop software pranata mangsa UKSW-salatiga| Dokumentasi pribadi

Tampilan diatas software yang disebut Pranata Mangsa UKSW. Pranata Mangsa UKSW adalah perangkat yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sebaran data serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) di sekitar lingkungan teman-teman, sebaran data curah hujan, sebaran nilai Kebasahan dan Tingkat Kekeringan serta kalender tanam pada lahan pertanian menggunakan kearifan lokal pranata mangsa. 

Sekarang teman teman sudah dapat membuktikan melestarikan kearifan lokal bisa diharmonisasikan dengan era modern zaman sekarang. Hasil dari output software pranata mangsa UKSW dapat digunakan untuk evaluasi lahan dan kecocokan tanaman yang akan dibudidayakan. 

Dengan software canggih ini teman-teman hanya perlu memasukan data yang diperlukan software, kemudian software akan mengolah, menganalisi, sehingga menghasilkan informasi yang sangat membantu kita dalam melakukan program tanam apa yang cocok pada musim tanam selanjutnya. 

Ini aku kasih contoh semisal kita ingin tahu tentang sebaran hujan, ketika kita input data curah hujan yang dibutuhkan software Pranata Mangsa UKSW, maka akan dianalisis oleh software sehingga dihasilkan informasi yang memudahkan kita untuk memahami. 

Output software Pranata Mangsa UKSW tentang sebaran curah hujan dan prediksi kalender Pranata Mangsa| Dokumentasi pribadi
Output software Pranata Mangsa UKSW tentang sebaran curah hujan dan prediksi kalender Pranata Mangsa| Dokumentasi pribadi
Output software Pranata Mangsa UKSW tentang sebaran curah hujan dan prediksi kalender Pranata Mangsa| Dokumentasi pribadi
Output software Pranata Mangsa UKSW tentang sebaran curah hujan dan prediksi kalender Pranata Mangsa| Dokumentasi pribadi

Dengan bantuan software ini petani muda seperti kita dapat melakukan prediksi dan penanggulangan kemungkinan yang akan terjadi ketika kita mencoba untuk menanam komoditas tertentu. 

Di era generasi Zaman Now ini, budaya dan kearifan lokal sudah saatnya kita lestarikan kembali, tidak perlu kita harus kembali ke Zaman Kuno atau zaman old lagi. kita dapat melakukan dan menerapkan kembali nilai nilai luhur dari peninggalan nenek moyang kita yang bisa kita terapkan sehari hari. Tidak ada alasan lagi!! Kearifan lokal kita tinggalkan hanya karna tidak bisa diterapkan di era ilmu pengetahuan dan teknologi modern saat ini. 

Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan mudah mudahan dapat menjadi renungan bagi kita bahwa nilai nilai luhur nenek moyang masih dapat selaras dan harmoni dengan kondisi saat ini, Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun