Mohon tunggu...
Kiki_S.Rejeki
Kiki_S.Rejeki Mohon Tunggu... Guru - Teaching by learning always

Penuh semangat dan menjadi diri sendiri yang bersahaja. Terus belajar menjadi hamba yang lebih baik dan membawa manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komunitas Menulis sebagai Penyemangat dan Motivasi bagi Penulis Pemula

15 Juli 2024   23:12 Diperbarui: 15 Juli 2024   23:24 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan menulis bagi sebagian orang menjadi sesuatu yang menyenangkan. Bahkan ada yang begitu menikmati dan merasakan bahkan menulis adalah passion baginya. Untuk bisa menulis tentu setiap orang melewati proses dalam perkembangannya. Dengan berlatih dan terus konsisten menulis, seseorang akan menjadi mahir dalam menulis.

Namun banyak juga yang beranggapan bahwa menulis itu tidak mudah. Tak mudah untuk menelorkan ide-ide yang bisa membantunya lancar dalam menulis. Tak jarang mereka berkata, di mana mereka akhirnya mandeg menulis karena kekurangan ide.

Untuk bisa menulis tentu butuh belajar, semangat, komitmen, dan juga komunitas. Seperti yang saya alami di saat-saat awal belajar menulis. Dan sampai saat inipun masih terus belajar dengan teman-teman literat yang sudah senior.

Seperti kebanyakan orang, sayapun juga pernah dan sering mengalami pasang surut dalam mengembangkan ide menulis. Tak jarang ide dan semangat menulis hilang. Motivasi menulis yang saya sematkan terkadang lebur hingga meredupkan semangat untuk menulis.

Seperti saat ini, ketika sudah sekitar dua bulan kesenangan menulis hanya sekedar angan-angan. Ide-ide yang bertumpuk di angan, rasanya juga cuma melayang di awang-awang. Ketika hati sudah niat mau menulis, beberapa alenia tertata rapi, berbaris indah namun juga terhenti tanpa ending.

Apa yang menyebabkan hal seperti itu muncul dalam diripun, tidak bisa saya pahami. Kadang dalam sendiri saya coba mengevaluasi diri, menanyakan pada hati apa yang menjadikan diri ini kurang semangat untuk melanjutkan tulisan ini.

Sempat terlintas dalam benak, mungkin ini yang menjadikan saya tiba-tiba kurang semangat dalam menulis. Ketika saya menulis, saya merasa tulisan saya kurang berbobot, tidak seperti teman-teman lain yang bisa menyajikan karya yang begitu berbobot. Ketika saya membaca tulisan orang lain, saya merasa banyak kurang. Saya berpikir, banyak orang lain yang tertarik dengan tulisannya. Tulisan teman itu lebih bagus dan banyak memberi manfaat bagi yang membacanya. Itu sempat muncul dan menjadikan saya merasa sedikit minder. Hingga tak terasa sudah sekitar dua bulan macet menulis.

Sebagai orang yang sedang belajar menulis, tak jarang muncul juga alasan lain. Di mana ini menjadi pembenaran untuk mendukung alasan di atas. Seperti sedang sibuk, banyak tugas kantor, lagi sibuk ngurus anak, urusan keluarga, banyak tugas sekolah dan ngurus murid, atau apa saja yang seolah mensahkan alasan macet menulis. 

Nah, ini merupakan sebuah virus yang harus segera diatasi. Di sinilah saatnya untuk mengevaluasi diri. Jangan biarkan virus itu lama-lama bersemanyam dalam diri kita. Kembali bangkitkan motivasi menulis. Lantas bagaimana untuk bisa membangkitkan semangat menulis yang hampir redup itu. Saya sendiri saat ini, sambil menulis masih mencari-cari apa yang bisa menumbuhkan kerinduanku di sini.

Beberapa saat terbayang ke masa lalu, ketika saya bertemu komunitas menulis Rumah Virus Literasi (RVL). Komunitas menulis yang didirikan oleh Bapak Dr. Much. Khoiri, M.Si. Di sini awal pertemuanku dengan insan-insan literat. Awal mula semangatku muncul dan berani untuk menulis. Komunitas yang mengajariku banyak akan keberanian menulis. Awal pertama aku kenal dan bisa belajar menulis di blog. Awal pertama aku berani menulis di Kompasiana. Awal pertama saya berani berkumpul dengan sahabat literat, para penulis hebat. Awal pertama aku menemukan banyak guru yang saya merasa kagum bisa duduk diantara beliau-beliau.

Kopdar pertama RVL benar-benar anugerah bagi saya. Karena setelah pertemuan itu, saya jadi punya banyak teman dan komunitas menulis. Termasuk komunitas Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN), dengan founder Bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. Juga banyak lagi komunitas menulis di berbagai media sosial. Dari pelatihan-pelatihan akhirnya menjadikan saya berani menulis. Hingga dengan keberanian menulis itu akhirnya saya bisa menghadirkan sebuah buku solo. Memang masih jauh dari bagus, namun saya sangat bangga pada diri saya, ternyata saya punya keberanian untuk menorehkan karya. Meski sangat sederhana, tapi saya tetap bahagia dan bangga.

Nah, saat ini kembali saya ingin membangkitkan semangat menulis yang sempat redup. Kembali dengan tertatih saya kumpulkan semangat. Motivasi dari teman-teman literat di group komunitas menulis turut memompa semangat saya. Kecintaan dan kerinduan untuk terus bisa bersama dalam komunitas hebat ini juga menjadi motivasi tersendiri.

Ternyata komunitas yang bisa menjadikan nyaman, senang dan penuh nuansa positif, bisa menjadikan bangkitnya kembali semangat menulis saya. Termasuk aura positif untuk menuliskan hal-hal positif. Menuliskan apapun yang bisa bernilai kebaikan, membawa perubahan dan berdampak bagi yang membacanya. Tentu dampak positif yang bisa menjadi amal jariyah buat si penulis. Mari bangkitkan semangat menulis dengan niat ibadah. Seperti itu motto saya saat menulis buku solo perdana dulu.  Alhamdulillah atas anugerahMu. Terimakasih teman-teman literat atas kebersamaan dan pertemanan yang indah ini. 

SALAM LITERASI

Yogyakarta, 15072024_KIKI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun