Mohon tunggu...
Kiki_S.Rejeki
Kiki_S.Rejeki Mohon Tunggu... Guru - Teaching by learning always

Penuh semangat dan menjadi diri sendiri yang bersahaja. Terus belajar menjadi hamba yang lebih baik dan membawa manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adab Berhutang dan Niatkan Ta'awun atau Tolong Menolong

29 Juni 2023   05:40 Diperbarui: 29 Juni 2023   05:46 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri adab pinjam meminjam

Lantas bagaimana bila waktu yang kita janjikan ternyata meleset, dan belum bisa membayar hutang. Sebagai wujud tanggung jawab dan menjaga amanah, seorang peminjam harusnya mengabari yang meminjamkan uang. Memberi kabar dan menyampaikan maaf karena belum bisa membayar hutang seperti yang dijanjikan. Bisa juga datang ake rumah yang meminjami uang, silaturahmi dan sampaikan alasannya kenapa belum bisa membayar hutangnya.
5. Tetap jalin silaturahmi dengan baik

Mungkin kita sering mendengar seseorang yang akhirnya berkelahi atau retak hubungan hanya karena  masalah uang. Bahkan ada juga orang yang awalnya rajin bermain ke rumah temannya, namun ketika ada transaksi hutang, jadi jarang lagi main ke rumah temannya. 

Mungkin sungkan atau malu karena masih punya hutang. Sehingga hubungan pertemanan yang selama ini dirajut dengan indah, jadi rusak karena masalah hutang. Ini sangat disayangkan.
Untuk mengingatkan kembali pada saudaraku yang mungkin saat ini masih berhutang pada orang lain, jagalah selalu silaturahmi. Ketika kalian belum bisa membayar hutang, sampaikan saja dengan baik. Minta maaf dan meminta waktu lagi untuk bisa mengembalikan uangnya.

Untuk yang meminjami juga harus sabar dan menerima alasannya. Tetap berbaik sangka padanya. Ingatlah Allah akan memberi pahala kepada seorang muslim yang menolong saudaranya. Dan pahala itu akan mengalir selama masa menunggu uang dikembalikan. Di sinilah ujian kesabaran kita. Tak perlu menggerutu atau mengumpat apalagi sampai berghibah. Bahkan seharusnya kita mendo'akan orang yang meminjam tersebut. Do'akan yang baik-baik dan ikhlas. Semoga dia dilapangkan rizkinya, dan diberi kemudahan untuk bisa melunasi hutang-hutangnya.

Jadi pada dasarnya dalam hal hutang piutang masing-masing harus memperhatikan ini. Bagi si peminjam harus amanah. Sedang bagi yang meminjami uang hendaknya sabar dan ikhlas. Bahkan ada ilmu mulia yang kita bisa terapkan bila kita meminjami orang. Ikhlaskan saja, anggap saja itu taawun dan bagian sedekah kita. Tidak usah berharap dikembalikan. Jadi ketika dikembalikan, Alhamdulillah, itu berarti masih rejeki kita, kalo tidak dikembalikan kita tidak akan kecewa. Semoga bermanfaat dan kita senantiasa bisa menolong sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun