Rutinitas harian dan lingkungan seseorang memiliki dampak yang signifikan terhadap keterlambatan mereka. Faktor seperti transportasi, tata letak kota, dan pola tidur dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk tiba tepat waktu.
Pengaruh dari Masyarakat
Terlepas dari pertimbangan psikologis, variabel sosial juga dapat mempengaruhi keterlambatan seseorang. Terkadang, terlambat dapat menjadi cara untuk mengekspresikan budaya seseorang atau bahkan cara untuk menghindari harus berurusan dengan mereka yang menunggu secara langsung. Kelompok dan situasi sosial juga dapat berdampak pada bagaimana perasaan seseorang tentang waktu.
Dengan menyadari bahwa ada berbagai cara untuk menafsirkan keterlambatan, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kerumitan perilaku ini. Mempelajari keterlambatan sebagai "seni yang terlupakan" dapat mengarahkan kita pada percakapan tentang bagaimana elemen psikologis, sosiologis, dan budaya memengaruhi cara kita memandang waktu dan interaksi sosial, terlepas dari kenyataan bahwa keterlambatan sering kali dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan. Oleh karena itu, mengatasi keterlambatan tidak hanya melibatkan evaluasi terhadap tindakan tertentu, tetapi juga harus memahami konteks sosial dan psikologis yang mempengaruhinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H