Mohon tunggu...
Reivani Novisa
Reivani Novisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

merupakan mahasiswa universitas pendidikan indonesia kampus upi di cibiru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila dan Generasi Z : memperkuat karakter di era digital

25 Desember 2024   15:07 Diperbarui: 25 Desember 2024   15:07 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa indonesia memiliki peran sentral dalam membentuk karakter generasi muda. Namun, di era digital, pengaruh budaya asing dan informasi yang tidak sesuai nilai Pancasila kian mengkhawatirkan. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya penguatan pendidikan Pancasila melalui pendekatan inovatif dan digital. Dengan memanfaatkan kajian UTS, tulisan ini memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan untuk memperkuat karakter generasi muda.

Pancasila merupakan dasar negara yang dirumuskan untuk menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, tantangan globalisasi dan era digital membawa dampak yang signifikan terhadap pola pikir generasi muda. Penyebaran informasi melalui media digital seringkali tidak tersaring, sehingga nilai-nilai Pancasila kerap terabaikan. Di tengah arus globalisasi yang terus berkembang, tantangan ini menjadi semakin kompleks. Generasi muda sebagai pewaris masa depan bangsa memiliki peran penting untuk memastikan nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pendekatan yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Pendidikan Pancasila tidak hanya menjadi kewajiban formal dalam kurikulum, tetapi juga harus menjadi sebuah pengalaman yang hidup dan menarik.

Salah satu masalah utama adalah kurangnya pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila. Banyak generasi muda yang menganggap Pancasila hanya sebagai konsep abstrak yang dipelajari di sekolah tanpa relevansi nyata dalam kehidupan mereka. Padahal, nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan sosial, dan toleransi memiliki peran besar dalam menciptakan masyarakat yang harmonis. Selain itu, era digital juga membawa tantangan baru berupa penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, hoaks, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya yang dapat memengaruhi pola pikir generasi muda.

Metode pendidikan Pancasila yang selama ini diterapkan juga menjadi salah satu kendala. Pendekatan yang kurang inovatif seringkali membuat generasi muda kehilangan minat untuk mempelajari dan memahami nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi baru yang dapat mengintegrasikan teknologi dan pendekatan kreatif dalam pembelajaran. Teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menjangkau generasi muda, mengingat mereka adalah digital natives yang akrab dengan berbagai platform digital. Penggunaan aplikasi edukasi, video animasi, dan media sosial dapat menjadi sarana yang menarik untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila dengan cara yang lebih menyenangkan dan relevan.

Pengaruh negatif media digital juga tidak dapat diabaikan. Banyak konten di media digital yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti individualisme, intoleransi, dan materialisme. Generasi muda sering terpapar pada konten semacam ini tanpa filter yang memadai, sehingga penting bagi para pendidik dan orang tua untuk mengarahkan mereka agar lebih selektif dalam memilih konten yang mereka konsumsi. Salah satu cara untuk melawan pengaruh negatif ini adalah dengan menciptakan konten digital yang positif dan mendidik. Generasi muda dapat diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan konten kreatif yang menggambarkan nilai-nilai Pancasila, seperti video pendek, artikel, atau poster digital yang dapat dibagikan melalui media sosial.

Selain itu, pemberdayaan komunitas juga menjadi langkah penting dalam penguatan pendidikan Pancasila. Komunitas dapat menjadi tempat bagi generasi muda untuk belajar dan berbagi pengalaman tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, komunitas pemuda yang mengadakan kegiatan sosial berbasis nilai gotong royong atau diskusi daring yang membahas isu-isu terkini dari perspektif Pancasila. Dengan cara ini, nilai-nilai Pancasila tidak hanya diajarkan, tetapi juga diterapkan secara langsung dalam konteks yang nyata.

Penguatan pendidikan Pancasila di era digital membutuhkan pendekatan yang holistik. Tidak hanya melibatkan institusi pendidikan formal, tetapi juga keluarga, komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan. Kolaborasi antara berbagai pihak ini penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila benar-benar menjadi bagian dari kehidupan generasi muda. Dalam hal ini, teknologi dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai elemen tersebut, memungkinkan kolaborasi yang lebih efektif dan efisien.

Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan modern. Mereka memiliki akses luas ke teknologi dan media digital, yang dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang Pancasila. Misalnya, melalui kampanye media sosial yang kreatif dan inspiratif. Dengan memanfaatkan kekuatan media digital, generasi muda dapat menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat yang semakin beragam dan dinamis.

Di sisi lain, peran dosen dan pendidik juga sangat penting dalam proses ini. Dosen dapat berperan sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kajian-kajian yang relevan, seperti kajian UTS, untuk memperdalam pemahaman mahasiswa. Kajian ini dapat menjadi dasar bagi mahasiswa untuk menghasilkan karya tulis, poster, atau konten digital yang dapat dipublikasikan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Melalui pendekatan yang inovatif dan integratif, pendidikan Pancasila dapat menjadi lebih menarik dan relevan bagi generasi muda. Dengan cara ini, generasi muda tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila secara teoritis, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Hasil akhirnya adalah terciptanya generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur.

Dalam upaya ini, penting untuk terus mengevaluasi dan mengembangkan metode pendidikan Pancasila agar sesuai dengan dinamika zaman. Penggunaan teknologi harus disertai dengan pengawasan dan panduan yang tepat, agar tidak berbalik menjadi bumerang yang merusak nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Selain itu, kolaborasi antara institusi pendidikan, keluarga, dan masyarakat harus diperkuat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penguatan nilai-nilai Pancasila.

Kesimpulannya, pendidikan Pancasila di era digital bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah kebutuhan yang mendesak. Dengan memanfaatkan teknologi dan pendekatan kreatif, nilai-nilai Pancasila dapat tetap relevan dan menjadi landasan yang kokoh bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk terus mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan Pancasila yang lebih efektif dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun