Peristiwa 9/11 yang meruntuhkan World Trade Center (WTC) dan menewaskan ribuan orang, berujung pada terorisme, Islamofobia, dan perang melawan teror yang tanpa akhir hingga hari ini. Di Timur Tengah, perang melawan teror telah meningkatkan pengaruh regional Iran, memupuk kebangkitan ISIS, dan menciptakan kekacauan yang abadi yang telah menyebabkan perang sipil. Peristiwa 9/11 juga turut mengikis demokrasi dan menyebarkan radikalisasi di berbagai belahan dunia.
Salah seorang warga negara Indonesia yang bekerja di Amerika Serikat berhasil kami wawancarai terkait kejadian 20 tahun silam. Beliau bernama Arief Susanto dan juga Istrinya. Satu hari setelah peristiwa kelam 9/11 yang hampir menewaskan 3.000 orang dan membuat duka mendalam yang bukan hanya diraskan keluarga korban namun hampir seluruh warga AS berduka, narasumber kami langsung mendapatkan diskriminasi sosial oleh kerabat kerjanya. Diskriminasi yang korban dapatkan berupa rasisme yang dilakukan oleh warga sekitar dan juga rekan kerjanya. Kejadian itu terus berlanjut hingga korban dan istrinya mendapatkan perlakuan yang tidak baik seperti dimaki, diludahi, dilempar dengan berbagai benda. Hingga titik dimana korban dimintai untuk melepas jilbab istrinya oleh bos yang ada di tempat kerjanya hingga ancaman dilayangkan jika korban tidak menuruti permintaannya maka korban akan dipecat. Â Tak hanya itu korban pun jadi merasakan ketakutan akan hal-hal buruk yang terjadi seperti di terror dan adanya keinginan pindah dari tempat tersebut sebab kejadian tersebut yang artinya tanpa disadari berpengaruh pada kondisi psikologisnya.
2.2. Analisis Kasus
Walau peristiwa kelam pada 11 September 2001 yang disebut tragedi 9/11 telah berlalu kurang lebih 20 tahun lalu namun nyatanya masih menyimpan duka mendalam bagi sebagian atau bahkan seluruh warga AS. Universitas Cornell pernah merilis hasil survei yang menunjukkan kesediaan warga AS untuk membatasi kebebasan warga sipil Islam di AS. Lembaga Hubungan Islam Amerika (CAIR), yang bermarkas di Washington, sebelumnya menuduh para agen pelaksana hukum AS sudah melakukan tindakan rasial terhadap warga Islam AS. Dilansir dari Asia Times, Norman Solomon, seorang executive director Institut Ketelitian Publik yang berpusat di Washington berkata bahwa "Ada banyak orang bersikap anti Muslim fanatik. Sebagian besar, didasarkan pada chauvinisme religius dari kalangan Kristen dan Yahudi. Lalu yang lainnya merupakan kelompok pembenci suku bangsa lain."
Menurut Solomon salah satu faktor penyebab seseorang menjadi rasis adalah sauvinisme. menurut KBBI Sauvinisme adalah ajaran atau paham mengenai cinta tanah air dan bangsa yang berlebihan. Kami melakukan survey yang salah satu pertanyaan yang dilempar pada responden adalah pendapat mereka mengenai penyebab rasisme, kami juga memberikan tiga pilihan jawaban dan responden pendapat mengisi sendiri pendapatnya, hasilnya adalah 77,5% setuju bahwa etnosentrisme sebagai penyebab rasisme dan 77,5% juga setuju bahwa stereotipe masyarakat menjadi penyebab rasisme.
Disadari ataupun tidak disadari, korban dari rasisme dapat menimbulkan gangguan psikologis. Diskriminasi sosial menjadi pemisah bagi si mayoritas dan juga si minoritas. Dari segi sosial, mereka terisolisir dari masyarakat umum padahal suatu perbedaan bukanlah hal yang buruk. Telah dilakukan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Counseling Psychology dengan melakukan pemeriksaan dari 66 penelitian sebelumnya yang melibatkan lebih dari 18.000 orang dewasa kulit hitam. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa hubungan antara kesehatan mental dan rasisme dapat menyebabkan kesenjangan kesehatan fisik antara warga yang berkulit hitam dengan warga lain dari berbagai ras dan etnis. Alex Pieterse dari Universitas Albany, State University of New York, penulis dari jurnal tersebut mengakatakan bahwa Hubungan antara rasisme yang dirasakan dengan depresi dan kecemasan cukup kuat. Hal ini merupakan peringatan bahwa rasisme mungkin berperan penting dalam perbedaan kondisi kesehatan antara orang kulit hitam dan orang kulit putih di Amerika Serikat.
Rasisme juga dapat menyebabkan trauma atau yang disebut Racial Trauma. Trauma ras dapat terjadi akibat pelecehan ras, menyaksikan kekerasan rasial, atau mengalami rasisme institusional (Bryant-Davis, & Ocampo, 2006; Comas-DÃaz, 2016). Menurut sebuah laporan tentang Dampak Trauma Rasial pada Afrika-Amerika, Dr. Walter Smith mencatat efek-efek trauma rasial berikut seperti ditulis Psychology Benefits diantaranya adalah Peningkatan kewaspadaan dan kecurigaan, Meningkatnya sensitivitas terhadap ancaman dan Gejala psikologis dan fisiologis yang meningkat.
Selain itu kami juga berhasil mewawancarai seorang guru agama dari SMA Regina Pacis Bogor bernama Nico Wijaya. Kami menanyakan tanggapannya mengenai kasus yang telah kami jelaskan dan tanggapan beliau adalah seharusnya kita tidak boleh mengeneralisasi suatu kejahatan dengan suku atau bangsa tertentu karena pada dasarnya dalam Agama Kristiani pun dikatakan bahwa manusia adalah citra Allah.
2.3. Analisis Data
Dari survey dan wawancara yang telah dilakukan, didapatkan pula beberapa data. Pada survey yang telah dilakukan terhadap 40 responden, diketahui bahwa 100% responden mengetahui dan pernah melihat tindakan rasisme. Sebagian besar responden menjawab bahwa tindakan rasisme adalah diskriminasi dan merendahkan SARA orang lain. Sebagian besar responden juga mengisi bahwa indikasi penyebab tindakan rasisme adalah sikap stereotip, merasa ras nya lebih baik dan faktor mayoritas. Ada juga dampak yang muncul dari tindakan rasisme ini dan 65% responden menyetujui bahwa tindakan rasisme dapat menyebabkan korban menjadi tidak percaya diri. Sementara cara mengatasi/mencegah tindakan rasisme menurut responden adalah toleransi, menghargai perbedaan, memberi edukasi, berpikir kritis, tidak memandang rendah ras lain, menyingkirkan pemikiran kuno dan memberi edukasi.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
      Rasisme adalah sebagai kecenderungan untuk orang-orang yang dikategorikan budaya berbeda dalam hal ciri-ciri fisik mereka, seperti warna kulit, warna rambut, tekstur wajah, dan bentuk mata.  Rasisme dapat terjadi pada tiga tingkatan yang berbeda: individu, kelembagaan, dan budaya. Banyak hal yang menyebabkan seseorang menjadi rasis, diantaranya adalah etnosentrisme, Stereotipe, xenophobia dan sauvinisme. Racial Trauma adalah trauma yang diakibatkan dari rasis, orang-orang yang menjadi korban rasisme bisa menyebabkan Racial Trauma. Rasisme dapat menyebabkan gangguan psikologis bagi korbannya, tindakan rasis juga dapat menyebabkan gangguan mental bagi para korbannya.
3.2. Saran
Dalam kasus rasisme ini memang banyak orang orang yang masih dianggap rasis dikalangan kita sebagai manusia dalam bentuk ciri-ciri fisik mereka, seperti warna kulit, warna rambut, tekstur wajah, dan bentuk mata,dan lain-lain. Tetapi Indonesia sebagai negara yang Bhinneka Tunggal Ika (berbeda tapi tetap satu) sebaiknya diterapkan juga di kehidupan berbangsa dan bernegara masing-masing orang.