Mohon tunggu...
Reiva Dwi
Reiva Dwi Mohon Tunggu... Lainnya - siswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Berpikir Kritis Menghadapi Era Digital

22 Januari 2025   08:30 Diperbarui: 22 Januari 2025   08:27 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/GS6sSlgu2

Di tengah arus deras informasi digital, kemampuan untuk memilah dan menganalisis informasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa di abaikan. Berpikir kritis adalah salah satu keterampilan penting yang dapat membantu kita untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan era digital ini. Tanpa kemampuan berpikir kritis, kita rentan terjebak oleh hoax, disinformasi, dan manipulasi digital yang  dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Mengenai berpikir kritis, kalian tau tidak berpikir kritis itu apa? 

Apa itu Berpikir Kritis?

Berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis informasi secara objektif, mengevaluasi bukti dan membuat kesimpulan berdasarkan logika. Dalam praktiknya, berpikir kritis melibatkan proses bertanya, menguji asumsi, dan mencari fakta untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar didasarkan informasi yang valid.

Di era digital, berpikir kritis berarti mampu menilai apakah informasi yang diterima benar-benar dapat dipercaya atau hanya merupakan opini, sensasi, atau bahkan berita palsu yang dirancang untuk menyesatkan.

Mengapa Berpikir Kritis Penting di Era Digital ini?

1. Disinformasi dan Hoax

Era digital sangat memudahkan penyebaran hoax yang dirancang untuk menggiring opini publik. Dan berpikir kritis bisa membantu kita untuk memeriksa fakta sebelum percaya atau menyebarkan informasi tersebut.

2. Bias Algoritma

Platform digital menggunakan algoritma untuk menampilkan konten yang dianggap sesuai dengan preferensi pengguna. Ini dapat memperkuat bias seseorang karena hanya memperlihatkan informasi yang mendukung pandangannya. Berpikir kritis membantu kita menyadari dan mengatasi bias ini.

3. Pengaruh Media Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun