Saat ini, Indonesia berada dalam suasana pemilihan pemimpin, baik Gubernur, Walikota maupun Bupati, atau sering kita sebut dengan PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah). Salah satu yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah akan diadakannya pemilihan Gubernur DKI Jakarta, adapun nama-nama kandidat yang mencalonkan diri yaitu Basuki Tjahaja purnama (AHOK), Yusril Ihza Mahendra, Bima Arya, Eko Patrio, Desy Ratnasari, Ridwan Kamil, Sandiago Uno, Tantowi Yahya, Tri Rismaharani, Adhyaksa Dault, Idrus Marham, Azis Syamsuddin. Dari beberapa kandidat tersebut yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah Ahok dan Walikota Surabaya Tri Rismaharani.
Dalam hal ini, saya akan membahas sosok Risma yang dinantikan warga Jakarta dan Risma yang tidak diperkenankan warga Surabaya untuk menjadi gubernur Jakarta. Tri Rismaharani atau yang biasa disapa Risma merupakan Walikota Surabaya yang sangat dinantikan warga Jakarta agar dapat menjadi Gubernur karena warga Jakarta beranggapan sosok Risma merupakan sosok wanita yang mempunyai kemahiran dalam menata pemerintahan. Selain itu, Risma juga sangat peduli dengan rakyat yang memiliki tingkat perekonomian rendah.
Akan tetapi, lain halnya dengan warga Surabaya yang menolak Risma pindah ke Jakarta untuk jadi seorang Gubernur didaerah sana. Alasannya karena menurut warga Surabaya, Risma adalah sosok wanita yang mempunyai kepemimpinan yang sangat baik. Mereka juga beranggapan bahwa Surabaya lebih tertata dibawah pimpinan Risma.
Risma juga merupakan walikota yang sangat ramah dan sangat peduli terhadap warganya, contohnya seperti Risma selalu keliling kota Surabaya saat subuh, hal itu dilakukannya karna menurut Risma dengan berkeliling kota Surabaya saat subuh ia bisa melihat keadaan kota Surabaya dan juga masih banyak tugas Risma untuk Surabaya yang perlu diselesaikan. Warga Surabaya menilai jika Risma jadi ke Jakarta itu sama saja menghianati warga Surabaya.
Dalam kasus ini, ada dua pendapat yang berbeda antara masyarakat di Jakarta yang menantikan Risma untuk menjadi Gubernur Jakarta dan masyarakat di Surabaya yang menolak Risma pindah ke Jakarta. Saran dari saya mengenai kasus ini adalah mengembalikan semua keputusannya kepada Risma yang memiliki wewenang. Tidak ada pro dan kontra terhadap dua pedapat tersebut. Kita harus berfikiran dan berpandangan positif. Jika memang Risma pindah dan  menjadi gubernur Jakarta maka itulah yang terbaik, karena pasti ada hikmah atas terjadinya sesuatu.
SUMBER :
Raharja, RIbut. 2016. Lagi, Warga Jakarta Deklarasikan RIsma Cagub DKI Penantang Ahok. http://manado.tribunnews.com/2016/07/30/lagi-warga-jakarta-deklarasikan-risma-cagub-dki-penantang-ahok 03 September 2016 14.05
Wahyudiyanta, Imam. 2016. Di Car Free Day, Warga Surabaya Teken Petisi Tolak Risma ke Jakarta. http://news.detik.com/berita/3269987/di-car-free-day-warga-surabaya-teken-petisi-tolak-risma-ke-jakarta 03 September 2016 14.05
Ilham. 2016. 12 Nama Masuk Bursa Calon Gubernur DKI Jakarta. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/16/02/08/o275m3361-12-nama-masuk-bursa-calon-gubernur-dki-jakarta-part1 03 September 2016 14.05
Nama : Reisita Djambat
NIM : 07031381520118
Jurusan / Kelas : Ilmu Komunikasi / A
Kampus : Universitas Sriwijaya Palembang
Dosen Pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM, MSc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H