Mapalus adalah budaya tradisional masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara yang sampai sekarang masih terus di pertahankan dan dilestarikan.
Mapalus ini sendiri berupa kegiatan berkelompok dimana sekelompok masyarakat melakukan gotong royong atau tolong menolong yang melibatkan kerja sama antar keluarga, kelompok-kelompok kerja yang dibentuk dalam suatu wilayah sesuai dengan kesepakatan kelompok mapalus di daerah yang terdapat di Minahasa.
Secara umum tujuan dari mapalus ini adalah saling membantu satu dengan lainnya antar sesama kelompok itu sendiri baik dalam suasana senang, maupun dalam kedukaan, agar pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dan diselesaikan dengan mudah.
Kata mapalus ini sendiri terbentuk dari 2 kata yaitu "ma" sebagai awal untuk menunjuk pada keaktifan, sedangkan "palus" berarti" dicurahkan" atau" dibagikan". Jadi mapalus adalah saling mencurahkan tenaga dan sumber daya atau saling membagikan apa yang dimliki masing-masing pihak atau orang yang terlibat dalam suatu kelompok mapalus ini. (https://www.kompasiana.com/wurihandoko7905)
Secara fundamental, mapalus adalah suatu bentuk gotong royong tradisional yang memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk gotong royong modern, misal:perkumpulan atau asosiai usaha. Ada 3 jenis hakikat dasar masyarakat Minahasa dalam melaksanakan Mapalus ini antara lain: Touching hearts, Teaching mind, dan Transforming Life dengan arti mapalus hakikat dasar orang minahasa yang tergerak hatinya untuk atau terpanggil dengan ketulusan hati (Touching hearts) dengan penuh kesadaran serta tanggung jawab menjadikan manusia dan kelompokknya (Teaching mind) untuk saling menghidupkan dan saling menyejahterakan setiap orang dan kelompok dalam komunitasnya (Transforming life). (https://id.quora.com/profile/Ricky-Tarigan)
Menurut buku The Mapalus Way, mapalus merupakan sebuah sistem kerja yang memiliki nilai-nilai etos seperti, etos resiprokal, etos partisipatif, solidaritas, responsibiitas, gotong royong, good leadership, disiplin, transparansi, dan trust. (https://id.quora.com/profile/Ricky-Tarigan)
Budaya Mapalus lebih khusus di bidang Pertanian
Tradisi mapalus di suku Minahasa ini adalah sebagai sebuah sistim kerja, tradisi ini memiliki nilai-nilai etos antara lain etos partisipatif, solidaritas, responsibilitas, gotong royong, kepemimpinan, transparansi, kesetaraan, disiplin, dan rasa saling percaya.
Kegiatan yang bersifat spontan ini terjadi pada saat ada keluarga pada kelompok mapalus ini akan membangun rumah atau lebih khusus membuka lahan Pertanian, baik dalam hal membantu pembersihan lahan/pembukaan lahan baru, bahkan sampai saat panen orang-orang dalam kelompok ini dapat membantu tanpa pamrih, bahkan biasanya dilakukan secara spontan mereka akan melibatkan diri dalam pekerjaan tersebut.
Meski begitu kegiatan mapalus tak hanya dilibatkan dalam bidang Pertanian, kegiatan mapalus juga dilaksanakan dalam bayak pekerjaan lain seperti hal kelahiran, perkawinan, bahkan kematian. Gotong royong ini dilakukan disetipa siklus hidup manusia dengan mengambil bentuk kebersamaan dalam pembiayaan dan pekerjaan karena pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Namun pemberian diri ini dilakukan secara bergantian baik itu tenaga maupun materi untuk membantu mereka yang memiliki acara.
Lekatnya semboyang Sulawesi Utara dengan Tradisi Mapalus
"Torang Samua Basudara" (kita semua bersaudara), dan "Torang Samua Ciptaan Tuhan"Â (Kita semua ciptaan Tuhan), adalah semboyang yang dimiliki orang Masyarakat Sulawesi Utara bahkan semboyan ini menjadi acuan masyarakat Sulawesi Utara dalam hal saling membantu tanpa pamrih. Semboyan ini menjadikan masyarakat Sulawesi Utara hidup dalam rasa peduli satu dengan yang lainnya, semboyang ini menjadi pegangan lebih khusus dalam hal tetap melestarikan Tradisi Budaya orang Minahasa yaitu Mapalus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H