Dengan demikian, terlepas dari berbagai dugaan dan kemungkinan lainnya, sejarawan dapat memandang bahwa yang diungkapkan Sri Sultan di atas bukanlah sebuah pernyataan yang sama sekali tidak berdasar, melainkan sebuah fakta psikologis yang harus dimaknai sesuai konteksnya---dan memang tidak dapat dipaksakan untuk diterima oleh seorang sejarawan sebagai fakta keras dalam sejarah.
Tidak ada yang salah ketika Sri Sultan menyatakannya dengan kapasitasnya sebagai seorang raja mengingat itulah cara seorang raja di Asia Tenggara menyatakan legitimasi kekuasaan. Namun, Sri Sultan tentu harus tetap dipandang sebagai seorang raja dan bukan seorang pakar sejarah.
Dengan demikian, pernyataan Sri Sultan tidak dapat serta merta dipandang sebagai sejarah, tetapi lebih sebagai pernyataan kultural. Inilah pentingnya seorang sejarawan mempelajari pola pikir dan semangat zaman dari objek bahasannya -untuk memberikan penjelasan terhadap fenomena-fenomena yang tidak diperkuat sumber dokumenter tetapi dipercaya oleh masyarakat.
Oleh sebab itu, pengertian sejarawan terhadap mentifact sebenarnya dapat menjembatani sifat empirik studi sejarah dengan alam pikiran masyarakat dengan tetap membawa misi untuk mengisahkan kisah sejarah yang kritis dan logis.
Daftar Sumber dan Bacaan Lanjutan
- Azwar, Pocut Haslinda Muda. 2011. Sulalatus-salatin: Sejarah Melayu. Jakarta: Pustaka Tun Sri Lanang.
- Carr, E. H. 1976. What is History. London: Penguin.
- Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia.
- Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
- McDowell, W.H. 2002. Historical Research. London: Longman.
- Moertono, Soemarsaid. 1985. Negara dan Usaha Bina-Negara di Jawa Masa Lampau. Jakarta: Obor.
- Moore, Jerry D. 2009. Marshall Sahlins: Culture Matters in Visions of Culture: An Introduction to Anthropological Theories and Theorists. California: Altamira.
- Reid, A., 2014. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga Jilid I: Tanah di Bawah Angin. Jakarta: Pustaka Obor.
- Rowse, A. L. 1946. The Use of History. London: Hodder and Stoughton.
- Suwannathat-Pian, K., 2003. Asia Tenggara: Hubungan Tradisional Serantau. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Penulis
Christopher Reinhart adalah peneliti bidang sejarah kuno dan sejarah kolonial wilayah Asia Tenggara dan Indonesia. Sejak tahun 2019, menjadi asisten peneliti Prof. Gregor Benton pada School of History, Archaeology, and Religion, Cardiff University. Sejak tahun 2020, menjadi asisten peneliti Prof. Peter Carey.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H