Dengan demikian, apa guna sejarah bila kita menerapkan standar masa kini untuk memandang masa lalu? Apa guna arus sejarah bila kita memaksakan bahwa suatu yang benar di masa kini benar pula di masa lalu?Â
Hal itu hanya membuktikan bahwa tidak ada yang berubah. Padahal, sejarah adalah perubahan dan keberlanjutan.
Saya memandang bahwa tampaknya karantina akibat virus korona belakangan ini belum berhasil meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Dengan kasus ini, kita harus berusaha untuk memperbaiki minat baca tersebut.
Beberapa Karya Prof. Peter Carey yang Berkaitan dengan Diponegoro
- Carey, Peter. 1981. Â Babad Dipanagara: An Account of the Outbreak of the Java War (1825---30). Kuala Lumpur: Art Printers for the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society
- Carey, Peter. 2016. Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa (1785---1855) Jilid 1. Jakarta: KPG dan KITLV.
- Carey, Peter. 2016. Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa (1785---1855) Jilid 2. Jakarta: KPG dan KITLV.
- Carey, Peter. 2016. Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa (1785---1855) Jilid 3. Jakarta: KPG dan KITLV.
- Carey, Peter. 2017. Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro 1785---1855. Jakarta: Kompas.
Penulis
Christopher Reinhart adalah peneliti bidang sejarah kuno dan sejarah kolonial wilayah Asia Tenggara dan Indonesia. Sejak tahun 2019 menjadi asisten peneliti Prof. Gregor Benton pada School of History, Archaeology, and Religion, Cardiff University.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H