Menurut beberapa sejarawan lingkungan, tingkat kematian di Batavia menjadi sangat tinggi karena nyamuk. Batavia abad kedelapan belas dikenal sebagai sarang demam. Hal ini banyak dibuktikan dengan catatan kematian anggota VOC dan batu nisan yang diteliti kemudian.Â
Namun demikian, banyak pula sejarawan yang tidak sependapat dengan hal ini mengingat kemajuan ilmu pengobatan masa itu. Jelasnya, sekalipun sejarawan banyak berdebat mengenai penyebab langsung kematian di Batavia, mereka semua setuju bahwa Batavia menjadi sangat tidak sehat karena kelebihan penduduk.Â
Dengan demikian, kejatuhan tingkat kesehatan lingkungan ini sesungguhnya telah menjadi diskursus lebih dari tiga ratus tahun. Pemerintah Hindia Belanda pada kemudian hari tidak lagi memusatkan kegiatan pemerintahan mereka di Batavia. Pada permulaan abad kedua puluh, pemerintahan seringkali dijalankan dari Bogor atau Bandung. Gubernur Jenderal sendiri bergerak secara mobil dan tidak berdiam di Batavia.
Kini, bangsa Indonesia tampaknya justru mengulang kesalahan VOC tahun 1733 dengan tidak membuka catatan sejarah. VOC dan pemerintah Hindia Belanda pada kemudian hari telah memberikan indikasi yang kuat pada arsip-arsip mereka bahwa Batavia yang kini menjadi Jakarta bukan merupakan kota yang "kuat" menampung kelebihan penduduk.Â
Jan P. Coen telah mencatat bahwa alasan utama kota ini susah untuk dikendalikan adalah masalah air dengan seringnya banjir. Dengan demikian, baik masalah banjir, maupun masalah lain Jakarta sesungguhnya dapat ditelusuri sejak lebih dari tiga ratus tahun yang lalu.
Daftar Sumber
- Blackburn, Susan. 2011. Jakarta: Sejarah 400 Tahun. Depok: Komunitas Bambu.
- Kanumoyoso, Bondan. 2011. "Beyond the City Wall: Society and Economic Development in the Ommelanden of Batavia, 1684-1740". Leiden: Department of History, Leiden University.
- Niemeijer, Hendrik E. 2012. Batavia: Masyarakat Kolonial Abad XVII. Jakarta: Masup Jakarta.
- Peter Boomgard. 1993. "The Development of Colonial of Health Care in Java: An Exploraratory Introduction" dalam Bijdragen Tot De Taal-, Land- En Volkenkunde. Vol. 149, No. 1, 1993.
- Van der Brug, P. H. 1994. Malaria en Malaise: De VOC in Batavia in de Achttiende Eeuw. Amsterdam.
- Vlekke, B. H. M. 2016. Nusantara: Sejarah Indonesia. Jakarta: KPG.
Penulis
C. Reinhart adalah asisten peneliti pada Departemen Sejarah Universitas Indonesia dengan fokus pada Sejarah Kuno dan Sejarah Kolonial.