Mohon tunggu...
Reiny Manalu
Reiny Manalu Mohon Tunggu... Profesional -

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tips "Trekking" untuk "Non-Trekkers"

2 Juli 2018   20:58 Diperbarui: 3 Juli 2018   19:21 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam film "The Way" ada percakapan yang isinya kira-kira seperti ini:

A: Apakah anda pernah melakukan perjalanan Elcamino de Compostela?

B: Belum, ketika saya masih mudah saya terlalu sibuk untuk Compostela, dan sekarang saya terlalu tua.

Percakapan itu membekas di benak saya, apakah ada sesuatu yang ingin saya lakukan tetapi saya tunda-tunda untuk melakukkannya dan suatu saat kelak saya akan menyesal karena tidak melakukannya?

Dan ada satu hal yang muncul dan ingin aku lakukan, yaitu trekking di Himalaya. Ide ini muncul pada saat aku menonton film "Everest". Pemandangan dan kisah yang ditampilkan sangat menggoda untuk mengunjungi Himalaya. Waktu untuk melakukan itu menurutku agak terbatas, terkait dengan waktu dan stamina. Jadi aku putuskan untuk segera melakukannya, before I'am too old for it.

Beberapa tahun berlalu, akhirnya aku menemukan waktu yang tepat untuk melakukannya. Jadi mulailah persiapan dilakukan. Kami memilih Annapurna Base Camp (ABC, 4310 mdpl). Untuk sampai ke ABC, salah satu jalur yang bisa dilewati adalah, Motkiu (New Bridge), Jinhu Dannda, Chomrong, Sinuwa, Bamboo, Dovan, Himalaya, Deuralli, Machapurche Base Camp, dan Annapurna Base Camp.

Seperti semua orang tau, rute ini tidaklah gampang, tetapi harus naik turun gunung, yang ketika kami jalani, seperti jalan atau tangga yang tidak berujung. Detil tentang rute ini bisa kita bahas di artikel lainnya. Kali ini kita akan fokus kepada persiapan dan hal-hal yang harus diperhatikan.

Sebagai informasi bagi teman-teman, saya seorang perempuan paruh baya, dan saya bukanlah seorang anak gunung (orang yang suka naik gunung). Demikian juga teman seperjalanan saya. Tapi kami sangat peduli dengan perjalanan ini, dan tentu saja kami harus belajar mengalkulasi kemampuan dan risiko yang mungkin kami hadapi. Kami toh tidak mau mati konyol di sana.

Jadi inilah beberapa hal yang mungkin bisa menjadi hal-hal yang juga mungkin perlu teman-teman perhatikan:

  1. Bangun stamina. Ini bukan hal yang bisa dilakukan dengan instan. Perlu kemauan dan disiplin untuk melakukannya. Buat saya sendiri, saya memang suah rutin treadmill dua kali seminggu, minimal satu jam setiap kalinya. Dua bulan sebelum keberangkatan, frekuensinya saya tingkatkan menjadi tiga atau empat kali seminggu.

  2. Membeli perlengkapan yang disarankan para pelaku trekking, mulai dari sepatu gunung, kaos kaki khusus, down jacket, wind-breaker jacket, rain coat, pole, sarung tangan, buff, dan lain-lain. Saya yakin semuanya itu memang diperlukan. Dan teman-teman jangan mengikuti kesalahan saya, saya tidak membawa kupluk. Itu penting untuk mempertahankan kehangatan tubuh terutama pada saat dini hari.

  3. Membawa obat-obatan yang diperlukan. Obat sakit kepala, obat demam, obat sakit perut, dan obat AMS (Altitude Mountain Sickness). AMS biasanya dirasakan pada ketinggian di atas 3000 mdpl, sedangkan ABC sudah berada di ketinggian 4130 mdpl. Empat basecamp sebelumnya berada di ketinggian di atas 3000 mdpl. Obat yang dianjurkan adalah: Diamox (Acetazolamide) dan Dexamethason (Dex).

  4. Trekking dalam batas waktu yang pendek. Jarak antar basecamp di jalur ABC memerlukan waktu dua sampai empat jam. Melalui dua atau tiga base camp dalam satu hari sudah cukup. Jangan memaksakan melewati sampai 4 atau 5 base camp. Mungkin Anda kuat, tetapi hati-hati dengan kaki. Jangan sampai kaki Anda over exercise, sehingga nantinya sakit dan tidak bisa digunakan untuk hari-hari berikutnya. Perjalanan naik sampai ke ABC membutuhkan tiga sampai empat hari, perjalanan turunnya memerlukan 2 sampai 3 hari.

  5. Bawalah makanan ringan yang bisa dijadikan sebagai sumber energi, misalnya permen dan kurma. Ya keputusan kami membawa kurma adalah keputusan yang baik, karena kurma memang sangat manis dan bisa jadi sumber energi, terlebih lagi rasanya yang alami membuat kami selalu selera mengkonaumainya di sepanjang perjalanan. Berbeda dengan chocolate bar atau chocolate pie, kami kehilangan appetite terhadap makanan ini pada saat berada di ketinggian.

  6. Tidur yang cukup selama perjalanan. Tidur sangat membantu mengembalikan tenaga. Sebaiknya hindari kopi dan teh (yang mengandung kafein) pada saat trekking. Karena akan membuat kita susah untuk tidur. AMS sendiri sudah membuat kita susah tidur. Kami melakukan kesalahan pada hal ini. Kami (berdua) pernah meminum 2 pot black tea dalam satu hari. Dan memang kami tidak bisa tidur pada satu malam. Sangat memengaruhi stamina kami di hati berikutnya.

  7. Mulailah trekking lebih pagi, dan selesai lebih awal. Hal ini dangat berguna bagi yang trekking di musin monsoon. Karena biasanya di sore hari sekitar jam 4 sore cuaca akan lebih buruk. Berkabut dan hujan. Trekking akan lebih sulit dan tidak akan bisa kita nikmati.

Itulah saran-saran dari saya. Selamat trekking buat teman-teman. Percayalah bahwa semua kesusahan yang kita alami sepanjang perjalanan terbayar dengan pemandangan indah di ABC, di Himalaya.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun