Mohon tunggu...
Andika Utama
Andika Utama Mohon Tunggu... -

"Hidup adalah tantangan, Hadapilah!\r\n"Hidup adalah impian, sadarilah!\r\n"Hidup adalah permainan,Mainkanlah!\r\n"Hidup adalah Kasih Sayang,Nikmatilah!\r\nKenali saya lebih jauh baru menilai "Reinkarnasi"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Kata Tak Sanggup Merangkai Cerita

16 Juli 2014   22:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:08 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika kata-kata tak sanggup lagi berbicara, ketika jemari tak sangguplagi menyusun kata , ketika mata mulai lelah untuk membaca , ketika itu aku mulai lelah untuk mengejar cita , ketika itu aku mengenal yg namanya putus asa . Semua orang berbicara menjadi siswa itu gampang hanya belajar belajar , tetapi ketika kita tidak mendapatkan apa yg kita inginkan ketika itu juga rasa putus asa datang , ya ini cerita semester akhir menyusun skripsi , perjuangan terus menerus saya lakoni berjuang untuk mencari selembar kertas yg katanya itu bisa menambah “S” di belakang nama kita , betapa sulitnya mencari itu , perjuangan orang tua untuk mencari uang untuk kita mencari selembar kertas itu , yg nantinya modal kita untuk mencari kerja , “Tapi apa daya ketika mata mulai lelah untuk melihat rasional angka , ketika jemari mulai lemas untuk merangkai kata dan ketika kata kata tak sanggup lagi mengungkapkan rasa, ketika itu rasa putus asa tiba”mungkin rasa putus asa itu mulai ada di pikiran saya , perjuangan yg dilakukan orang tua , akan begitu sia sia jika rasa putus asa itu saya jalankan , dan pada suatu ketika saya membaca buku bapak “Dahlan Iskan” dan menonton Film “Jokowi” dimna perasaan yg tadi putus asa berubah menjadi rasa optimisme karna “perjuangan bukan hanya gagal sekali tapi perjuanga ialah gagal berkali kali dan bangkit dan mendapatkan apa yg kita citakan “

Saya berfikir , dan saya mulai menyadari ketika apa yg saya rasakan tadi disaat “tangan mulai lemas menyusun kata , ketika mata mulai lelah melihat angka dan ketika rasa putus asa datang ketika itupula Kata tak sanggup lagi merangkai cerita” tetapi saya membaca perjuangan seorang pemimpin harus pernah merasakan sulit harus pernah merasakan susahnya kehidupan sebelum ia menjadi pemimpin. Dan mulai saat itu saya sadar lagi ketika kata tak lagi sanggup merangkai cerita tapi ingat “PASTI ADA SENYUM DI AKHIR SKRIPSI”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun