Masyarakat di negara-negara tropis sering menghadapi tantangan terkait dengan penyebaran penyakit tropis yang terabaikan atau disebut Neglected Tropical Diseases (NTDs). NTDs merupakan penyakit yang disebabkan oleh patogen melalui hewan sebagai vektornya yang umum tersebar di negara-negara tropis.Â
Disebut "terabaikan" karena kurangnya perhatian dari agenda kesehatan global, pembiayaan, dan banyak dialami orang yang tersisihkan atau "miskin" yang tinggal di tempat yang kumuh.Â
Salah satu NTDs yang paling tinggi jumlah kasusnya dan mudah menyebar adalah penyakit bawaan nyamuk. Penyakit bawaan nyamuk dibawa melalui perantara vektor nyamuk betina yang menyuntikan air liurnya ke dalam pembuluh darah manusia.
Â
Pemanasan global menyebabkan peningkatan kasus NTDs. Pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu bumi lebih dari 1 derajat celcius per tahun sejak tahun 2000 dan ketidakstabilan iklim yang berdampak pada pola hujan.Â
Nyamuk berasal dari filum Arthropoda yang berukuran kecil dan sulit mengatur suhu tubuh sehingga nyamuk memerlukan tempat hangat untuk mempercepat siklus hidupnya dan berkembangbiak. Nyamuk juga memerlukan genangan air untuk penetasan dan pertumbuhan larvanya.Â
Kondisi iklim yaitu suhu, curah hujan, dan panjang hari mempengaruhi siklus hidup nyamuk yaitu musim berkembang biak, menetas, dan menggigit vektor. Negara-negara khatulistiwa memiliki rata-rata suhu 30 derajat celcius di siang hari dan curah hujan yang tinggi sebesar 2.500-3.500 mm per tahun sehingga lebih cocok dibandingkan negara subtropis untuk habitat nyamuk berkembang biak.Â
Penelitian Mordekai menemukan bahwa, "suhu yang lebih hangat meningkatkan penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor hingga suhu optimal atau "titik balik" di mana transmisi melambat." Sebagai contoh, malaria paling mudah bereproduksi dan menyebar pada suhu yang hangat yaitu 25 derajat celcius.
NTDs paling mudah menginfeksi populasi terabaikan yang merupakan kelompok masyarakat tertinggal yang mendapat sedikit perhatian. Kondisi ekonomi yang buruk dan lingkungan yang kotor menyebabkan populasi terabaikan kekurangan akses terhadap air bersih, sanitasi, dan pelayanan kesehatan.Â
Berimbas pada tempat tinggal populasi terabaikan tidak layak huni, kotor, dan terkontaminasi yang dapat menjadi sarang nyamuk sehingga daerah mereka menjadi rentan terhadap penularan patogen bawaan nyamuk.Â
Orang-orang yang sering bepergian dapat membawa patogen baru ke daerah rentan sehingga membuat vektor sekitar terinfeksi lalu menyebarkan pada manusia lain. Populasi terabaikan sulit untuk mendapatkan obat-obatan karena perusahaan farmasi memprioritaskan keuntungan.
Berikut, daftar penyakit tropis terabaikan yang ditularkan oleh nyamuk serta dampaknya bagi penderita:Â
1. Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti memiliki tubuh yang berwarna hitam dan belang putih di seluruh tubuhnya. Virus menyebar kedalam sirkulasi darah manusia, lalu menginfeksi sel darah putih dan jaringan limfatik. Gejala penyakit DBD berlangsung dari hari ke 3 hingga ke 7 berupa demam, sakit kepala berat, nyeri otot, lemas, hilang nafsu makan, mual, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam. Penyakit DBD menyebabkan 500 ribu orang per tahun masuk ke rumah sakit dan 2,5% penyakitnya menjadi fatal.
2. Malaria
Penyakit Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale yang masuk kedalam darah melalui air liur nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles memiliki badan berwarna kekuningan dan bintik gelap pada sayap. Plasmodium sp. menginfeksi sel hati untuk bereproduksi, lalu menyerang sel darah merah. Gejala malaria timbul setelah 7-30 hari berupa tubuh terasa dingin, menggigil, kejang, berkeringat, lemas, mudah lelah, hingga gangguan organ dalam. Pada tahun 2018, Malaria sudah menginfeksi lebih dari 219 juta orang yang 70% terjadi di India dan 10 negara Afrika.
3. Chikungunya
Penyakit Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus. Virus menginfeksi otot-otot persendian sehingga menyebabkan penderita sulit bergerak bahkan kelumpuhan sementara. Gejala chikungunya timbul dalam 3-7 hari menyebabkan demam, nyeri otot, pembengkakan sendi, nyeri tulang, dan lemas. Penyakit ini sangat berbahaya bagi lansia yang sudah mengalami pengeroposan tulang dan penyusutan sendi. Pada 15 tahun terakhir, terdapat 5 juta kasus penyakit chikungunya.
4. Demam Kuning
Penyakit demam kuning merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh virus Yellow Fever Virus (YFV) yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Haemagogus sp., dan Sabethes sp. Virus YFV menyerang hati manusia sehingga menyebabkan kulit dan sklera menguning, gagal hati, gagal ginjal, denyut jantung melambat, mual, dan pendarahan. Pada tahun 2013, studi dengan data Afrika memperkirakan sudah terdapat 84 ribu hingga 170 ribu kasus demam kuning dan total kematian 29 ribu hingga 60 ribu orang di dunia.
Menurut mosquitoreviews.com, penyakit bawaan nyamuk terjadi pada lebih dari 500 juta orang dan menyebabkan kematian 2,7 juta orang per tahun di dunia. Penyakit bawaan nyamuk 90% terjadi di Afrika dan sisanya di negara-negara beriklim tropis. Populasi terabaikan yang terinfeksi parah mengalami penderitaan, kecacatan, dan kematian. Penyakit bawaan nyamuk menyebabkan perputaran roda kemiskinan dan pengucilan sosial sehingga populasi terabaikan kehilangan pendapatan jangka panjang akibat kecacatan. Hal ini berimbas negara yang terdampak sulit untuk berkembang menjadi negara maju seperti negara-negara di Afrika karena kondisi masyarakatnya yang kesulitan dan memprihatinkan.
Upaya pencegahan penyakit bawaan nyamuk dapat dilakukan dengan vaksinasi, berikut daftarnya:Â
- Vaksin DBD yang berisi virus yang sudah dilemahkan dan dapat melindungi kita dari seluruh jenis virus dengue. Vaksin diperuntukan untuk usia 6 hingga 45 tahun. Dosis vaksin diberi 3 kali dengan jarak 6 bulan.
- Vaksin Mosquirix untuk penyakit malaria berisi protein rekombinan yang dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk melawan Plasmodium sp. dan mencegahnya sampai ke hati. Vaksin diberikan sebanyak 4 dosis pada anak-anak.
- Vaksin Ixchiq untuk penyakit chikungunya yang berisi virus hidup yang dilemahkan. Vaksin hanya untuk orang yang beresiko terkena penyakit chikungunya dan berusia diatas 18 tahun.
- Vaksin Yellow Fever dapat melindungi tubuh dari kerusakan hati, ginjal, dan gangguan organ lain akibat virus YFV. Vaksin dapat diberikan 3-4 minggu sebelum bepergian ke tempat endemik penyakit. Vaksin mampu memberikan perlindungan hingga 10 tahun.
Pada lingkungan sekitar, nyamuk dapat diberantas dengan melakukan:Â
Lakukan fogging di rumah dan lingkungan sekitar.
Bersihkan dan lakukan fogging di tumpukan sampah atau dedaunan yang dapat menjadi sarang nyamuk.
Buang air yang tergenang.
Masukan ikan pada bak, tong, atau genangan air supaya dapat memakan jentik nyamuk.
Dekatkan predator alami nyamuk seperti cicak, katak atau kodok, dan kelelawar ke sarang nyamuk.
Kini WHO mulai memprioritaskan penyelesaian dari NTDs termasuk penyakit bawaan nyamuk. WHO memprioritaskan pengontrolan jumlah vektor nyamuk pada 10 negara endemik prioritas. WHO menargetkan penurunan tingkat kefatalan dari penyakit bawaan nyamuk khususnya penyakit DBD dari 0,80% pada 2020, 0,50% pada 2023, dan 0% pada 2030 dengan distribusi vaksin dan mengurangi habitat nyamuk.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI