Mohon tunggu...
Reine Sabrina Rafiah Usman
Reine Sabrina Rafiah Usman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Halo salam kenal readers!. Saya seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di Universitas Komputer. Saya senang sekali ketika membaca novel dan juga suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Almost Perfect Story

25 Oktober 2023   00:12 Diperbarui: 25 Oktober 2023   00:42 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pinterest.com/loveclubie/

Disclaimer

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

*Telepon Berdering 

"Halo?. Suara serak bangun tidur 

"Hai sahabatku". Sautnya 

"Jangan ajak gua gosip pagi buta gini lagi mager banget"

"Astaga Safwa ini udah siang loh baru bangun lo?, emang ya kalo udah jadi pengangguran lama ga ribet bangun pagi prepare kerja". Ujar Dita 

"Terus ada apa lo telepon gua?". Safwa bertanya

"Gua cuman mau tau gimana hasil interview lo bulan lalu di Jakarta itu"

"Udah ada hasilnya sih dari 2 hari yang lalu, tapii...". Jawab Safwa agak terhenti

"Tapi kenapa?. Tanya Dita kebingungan. "Eh iya hampir lupa gua, lu udah bilang ke Ibu sama Ayah kalo bulan lalu lu ke Jakarta buat interview kerja kan?. Sambungnya

"Nah itu dia Ayah kemaren marah banget dit sama gua karena gegara ga jujur ke Jakarta tuh ternyata interview kerja, makanya sampe 2 hari ini gua galau banget". Jawab dengan nada lesu

"Lu sih.., gua udah bilang pasti Ayah marah banget karena lu gak jujur dari awal sama dia" Jawab Dita dengan nada kesal 

"Udah dulu ya dit, gua lagi males banget bahas itu"

"Yaudah kalo sekiranya gak ada perkembangan gua siap bantu lo kok jangan khawatir". Jawab Dita

"Huwaaa makasih ya Ditaa lo emang sahabat terbaik guee"

"Kek ke siapa aja sih lo". Jawab Dita agak songong

*Di ruang tamu 

"Bun, ayah kemana kok dari tadi gak keliatan?". Tanya Safwa yang sedang nonton TV sambil ngemil

"Tadi sih bilang nya mau kerumah Bude Maya sebentar ada urusan penting" Jawab bunda Safwa

"Tumben amat, biasanya juga jam segini ngopi sambil baca koran"

Tak selang lama akhirnya pun ayah pulang dan langsung duduk di sofa berhadapan dengan Safwa.

"Safwa, ayah sudah buat keputusan tentang kamu yang ingin ngerantau ke Jakarta" 

"Jadi gimana yah?, aku boleh kan kerja di Jakarta pokoknya ayah gausah khawatir Safwa tinggal  bareng sama Dita kok dia masih ada 1 kamar kosong di apartementnya". Saut Safwa yang sangat bersemangat

"Ayah ijinin kamu buat kerja di Jakarta..., tapi kamu tidak akan tinggal bareng dengan Dita disana". Jawab ayah agak serius

"Loh kenapa kek gitu yah?, jadi nanti Safwa tinggal dimana". Jawab Safwa kebingungan dengan pernyataan sang ayah

"Safwa, ayah akan jodohkan kamu supaya ada yang bisa jagain disana"

"haha... Ayah bercanda aja apaan sih emangnya ini masih di jaman siti nurbaya?. Saut Safwa sambil ketawa namun dengan perasaan yang tidak enak

"Pokoknya kalo kamu tetep mau kerja di Jakarta harus terima perjodohan ini". Jawab Ayah sambil berjalan meninggalkan ruang tamu

*Pukul 03:40

"Aku tidak bisa tidur semalaman karena omongan ayah kemaren, masa iya mau kerja di Jakarta aja harus dijodohkan dulu sih, aneh banget" Safwa mendumel dan memutuskan untuk keluar rumah agar dapat udara segar, dengan sembunyi-sembunyi melangkah keluar agar bunda tidak tau.

Dari kejauhan di depan safwa tampak sesosok putih-putih membuat Safwa terkejut.

"ASTAGFIRULLAH IBU ADA HANTU!!" Teriak Safwa dengan posisi jongkok dan menunduk

"Hantu? Dimana?!". Ujar pria misterius tersebut sambil melihat sekitar

"IBU SEKARANG HANTU NYA BISA NGOMONG SAMA SAFWA!!". 

"Tunggu maksud kamu neriakin hantu itu saya?. Tanya pria misterius tersebut

"Aduh maaf banget mas tadi saya kira hantu soalnya bajunya putih-putih sih jam segini" Ujar Safwa berdiri

"Justru saya yang harusnya kaget liat kamu, Ngapain cewe-cewe keluar jam segini udah gitu punya mata panda pula"

"Ini karena nggak bisa tidur semalaman tau, lagian aku mau cari udara segar diluar. Mas sendiri ngapain jam segini ada diluar?"

"Saya dijodohin, tapi yang bisa saya pikirin sekarang cuman kabur, tapi bingung nggak tau mau kemana". Ujar pria tersebut menghela napas panjang

"Keknya emang masih jaman perjodohan gini ya, aku juga sama mau dijodohin sama ayah supaya bisa kerja di Jakarta, kalo mas sendiri kenapa mau dijodohin?" Tanya Safwa

"Ibu saya bilang katanya biar ada yang menjaga dan merawat saya di Jakarta"

Setelah lama berbincang, akhirnya mereka bersamaan memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Pria misterius tersebut berniat untuk mengantarkan Safwa sampai rumahnya tetapi ditolak, tetapi serasa masih satu arah akhirnya mereka jalan berdampingan. Selama diperjalanan mereka berdua tidak ada yang membuka pembicaraan, bahkan Safwa pun malu untuk memulai percakapan nya.

"Jadi rumah mu yang mana?" Tanya Pria tersebut

"Yang itu mas" Safwa sambil nunjuk ke rumah

"Loh rumah Bu Maya? Pria itu bertanya kebingungan

"Eh bukan mas, yang sebelahnya rumah bude Maya"  

"Ya ampun Safwa kamu keman-, lohh nak Satya?!". Bunda Safwa terkejut melihat pria yang bersama Safwa

"Assalamualaikum bunda" Saut Satya sambil salim ke bunda Safwa

"Hah bunda kenal sama mas ini?" Ujar Safwa dengan penuh pertanyaan

"Yaa kenal dong, Satya kan yang bakalan jadi calon suami kamu nanti selama di Jakarta, ternyata Safwa keluar rumah subuh-subuh buat ketemu kamu toh? Aduh seneng banget ibu kalo kalian ternyata sudah Deket gini"

"Yaudah bun Satya pamit dulu, assalamualaikum" Pamit Satya salim ke bunda Safwa

"Waalaikumsalam, sudah masuk sana Safwa kamu siap-siap jam 9 bude Maya sama nak Satya mau kesini". Sambil menepuk pundak Safwa yang masih diam terpaku dan bingung dengan semua kejadian yang terjadi saat itu

Sumber : pinterest.com/loveclubie/
Sumber : pinterest.com/loveclubie/

*Pukul 09:00

Keluarga dari mas Satya akhirnya pun datang, dan sudah berkumpul di ruang keluarga. Tetapi Safwa masih belum mau untuk keluar kamar dan masih takut untuk keluar bertemu dengan keluarga mas Satya. Akhirnya pun setelah di panggil oleh ibu Safwa pun memutuskan untuk keluar kamar. Mereka mulai perbincangan mengenai perjodohan yang akan berlangsung dengan cepat.

"Maaf sebelumnya, boleh saya ajak Safwa untuk berbicara sebentar? Tanya Satya kepada kedua orang tua Safwa
" Silahkan nak Satya, buatlah pendekatan kalian terlebih dahulu agar tidak canggung" Jawab bunda Safwa

*Di halaman depan rumah Safwa
"Mas yakin sama perjodohan ini emangnya? " Tanya Safwa yang masih ragu dengan perjodohan
"Kalau semisalnya emang kamu gak mau kita bilang sekarang ke kedua orang tua kita dan masalah selesai jangan sampai perjodohan ini berlanjut sampai ke pernikahan" Pernyataan Satya dengan nada ketus
"Loh bukannya waktu ketemu di taman tadi mas bilang mau menolak dan memilih kabur dari perjodohan, kenapa sekarang jadi terima semuanya dan seakan-akan aku yang salah disini?" Ujar Safwa yang tidak mau kalah juga dengan nada yang sedikit tinggi
"Saya tidak menyalahkan kamu, hanya tidak mau mengecewakan ibu saya itu saja" Saut Satya dengan nada yang mulai rendah
"Aku juga mau bahagiain ayah dengan bisa hidup mandiri, mas jangan egois gitu dong" Jawab Safwa yang masih kesal
"Hah... Yaudah begini saja, bagaimana kalau semisalnya kita Terima perjodohan ini tapi dengan syarat kita gausah ikut campur urusan masalah pribadi" Satya menghela nafas panjang
"Yaudah deh demi bisa kerja di Jakarta" Dengan rasa kecewa dan kalah akhirnya Safwa mengalah

Sumber : instagram.com/_rwaqq_/
Sumber : instagram.com/_rwaqq_/
*3 bulan berlalu 

Safwa dan Satya menjalankan aktivitas nya masing-masing, layaknya seorang wanita dan pria karir yang sibuk akan kerjaan mereka. Kebetulan mereka ini satu kantor, hanya beda divisinya saja, tetapi di perusahaan ini tidak boleh ada yang namanya pasangan suami-istri, jika sampai ada dari mereka ketahuan akan dikeluarkan karena melanggar peraturan. Sampai mereka pun jarang sekali berkomunikasi satu sama lain walaupun satu kamar pun mereka tidak pernah ngobrol atau membahas sesuatu.

Dengan seiring berjalannya waktu akhirnya Satya dan Safwa pun ada perkembangan di dalam hubungan mereka, sudah mulai bercerita dan ngobrol walaupun awalnya banyak sekali konflik yang terjadi, bahkan kesibukan yang awalnya hanya di aktivitas soal pekerjaan saja sekarang bisa saling komunikasi bagaimana keseharian mereka di kantor. Satya pun akhirnya memutuskan untuk mengajak Safwa ke taman di hari weekend untuk melihat senja.

*Di Taman

"Kamu tau mengapa banyak orang menyukai senja?". Tanya Satya

"Karena senja itu menyenangkan dan dia berani melukis langit dengan warna jingga, tetapi senja bisa pergi seenaknya lalu kembali semaunya" Jawab Safwa

"Walaupun senja gak pernah singgah sampai fajar, kehadirannya tetap ditungu-tunggu kan?". Tanya Satya kembali

"Ya karena hal yang indah akan selalu dikenang dan dinantikan". Lanjut Safwa

"Tetapi kadang senja bisa melukis langit dengan warna merah rekah bahagia atau bahkan bisa gelap hitam berduka" Ujar Satya

"Mas tau gak, dulu aku sempat mengira, bahwa mas adalah cerita yang berbeda, aku kira cuma waktu yang bisa mengakhiri cerita ini perjodohan ini tapi perkiraanku salah, bodoh sekali aku pernah berpikir seperti itu haha..." Ujar Safwa melihat langit sambil tertawa kecil

"Jika pada akhirnya kisah kita berhenti sampai disini, mas yakin tidak akan pernah ada yang bisa merasakan penyesalan karena bisa bertemu dan jatuh cinta pada sosok perempuan sepertimu". Saut Satya sambil melihat kearah Safwa dan tersenyum

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun