Mohon tunggu...
Reine Karlina
Reine Karlina Mohon Tunggu... -

anak smp labschool di kelas aksel 2 clabexviixeliant. selamat membaca ngehehe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mata yang Berbicara

12 November 2009   10:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:22 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mata merupakan salah satu panca indra kita yang berfungsi untuk melihat. mungkin semua orang beranggapan hanya itulah yang merupakan fungsi dari mata. tapi jangan lupakan satu hal, mata dapat berbicara.

Namaku Alisha. aku anak yang suka mengungkapkan semua perasaanku yang memang sedang terjadi. aku tak pernah menutupi semua itu. tapi karena sifatku itu, aku selalu dikenal sebagai anak yang bermulut tajam. Semua orang menjauhiku. aku selalu duduk sendiri dan melihat teman-temanku yang tertawa senang. aku ingin seperti mereka, dapat bergaul dengan mereka. tapi apa daya, aku tak bisa menahan sesuatu yang keluar dari mulutku ini.

Suatu hari, aku bertemu dengan seorang laki-laki yang kepalanya tidak mengarah padaku tapi kedua bola matanya yang hitam terus menatapiku. aku tak tahu apa arti tatapan itu dulu, jadi aku hanya mengerutkan alisku dengan bingung. esoknya aku kembali bertemu dengannya, kali ini ia menatapku dengan mata yang merah. pada saat itu aku juga tak tahu apa arti tatapan itu dan aku kembali menatapnya dengan bingung.

Aku duduk merenung sendirian dan memikirkan arti semua tatapan itu. akhirnya aku mengerti, ia berusaha mengekspresikan perasaaannya lewat tatapan matanya. dan aku bertekad mulai saat ini aku akan mengungkapkan semuanya lewat mata ini. tapi saat itu aku lupa ada sesuatu yang luput dari pemikiranku.

Ketika aku sedang berjalan menuju kantin, sambil membaca buku yang baru kupinjam dari perpustakaan, aku ditabrak oleh seseorang yang sama dengan yang kemarin. Ia hanya merintih kesakitan, dan aku menatapnya dengan sinis. Aku langsung pergi dari sana. dan tanpa sepengetahuanku, ia tersenyum tipis.

Beberapa hari kemudian, aku bingung dengan semua yang terjadi. aku seperti semakin dijauhi oleh teman-temanku. aku terus bertanya-tanya. bukankah aku sudah menahan mulutku? Aku sudah berusaha mengungkapkan semua kesesalanku lewat mata? sekarusnya aku tidak dijauhi oleh mereka lagi bukan? aku terus bertanya sampai akhirnya aku meneteskan air mata. tiba-tiba ada seseorang yang menepuk punggungku, ternyata ia adalah orang misterius kemarin, yang membuatku mengungkapkan semua lewat mata.

Ia tersenyum, " Aku tahu, kamu mau berusaha berubah. tetapi tidak semua hal dapat diungkapkan lewat mata. Karena jika kau mengungkapkan kekesalanmu lewat mata, itu akan jauh lebih menyakitkan dari pada kau mengungkapkan semua itu dengan mulutmu. tapi kau juga harus melakukan satu hal penting dengan mulutmu itu, tersenyumlah dan semuanya akan berubah..." katanya dan ia pun pergi meninggalkanku. aku berusaha mencerna semua perkataannya dan akan berusaha untuk membuktikannya keesokan harinya.

Semuanya berubah drastis, aku mempunyai banyak teman, aku tak lagi kesepian. aku tak akan melupakan orang itu. dan aku mencari ke seluruh ruangan yang ada di sana. tetapi ternyata ia sudah tak ada di sana, ia telah pergi... aku menangis, aku menyesal karena aku juga belum sempat menanyakan namanya. untuk pertama kalinya, aku mengucapkan satu kata yang terasa asing di mulutku "Terima kasih, tersenyumlah terus dan semoga kau bahagia..."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun