Rongga jembatan menganga sendu
Mengerang merintih menoreh pilu
Dibaliknya, insan berdesak mengeja tangis
Dalam naungan rumah kardus berjelaga amis
Menyulam asa meramu sepiring nasi
Merangkak letih demi denting sendok besi
Saling memeluk menapak hari meski kelabu
Saling menggenggam meski nestapa menderu
Sakau akan materi transaksi picik
Menjelma iblis penuh intrik
Merapal janji penuh arogansi
Lalu hilang bagai fatamorgana penuh ilusi
Turut berduka atas matinya kebaikan akhlak
Ambisi laknat tikus berdasi mulai mendongkrak
Masa bodoh tata kehidupan kepalang rusak
Teriakan seriosa rakyat tak lagi menggertak
Sadarkah tanah ini teracak-acak
Oleh ulah tuan yang menggelucak
Hanya demi pesta pora mereka sepihak
Hiruk pikuk nestapa riuh merancak
Kutitip asa bersama sandyakala
Harapku tuan insaf berkala
Berhenti menjadi beban negara
Aman sentosa Indonesia raya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H