Mohon tunggu...
reina aqila
reina aqila Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

imigran gelap yang haus akan diksi, menyusup dalam larik bait, dan menjadikannya sajak klasik. masuklah dan mari menyelami mahkota sastra. aku, kamu, dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Meramu Sepiring Nasi

2 Januari 2023   20:48 Diperbarui: 2 Januari 2023   21:17 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rongga jembatan menganga sendu

Mengerang merintih menoreh pilu

Dibaliknya, insan berdesak mengeja tangis

Dalam naungan rumah kardus berjelaga amis

Menyulam asa meramu sepiring nasi

Merangkak letih demi denting sendok besi

Saling memeluk menapak hari meski kelabu

Saling menggenggam meski nestapa menderu

Sakau akan materi transaksi picik

Menjelma iblis penuh intrik

Merapal janji penuh arogansi

Lalu hilang bagai fatamorgana penuh ilusi

Turut berduka atas matinya kebaikan akhlak

Ambisi laknat tikus berdasi mulai mendongkrak

Masa bodoh tata kehidupan kepalang rusak

Teriakan seriosa rakyat tak lagi menggertak

Sadarkah tanah ini teracak-acak

Oleh ulah tuan yang menggelucak

Hanya demi pesta pora mereka sepihak

Hiruk pikuk nestapa riuh merancak

Kutitip asa bersama sandyakala

Harapku tuan insaf berkala

Berhenti menjadi beban negara

Aman sentosa Indonesia raya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun