Mohon tunggu...
Reihan Syahrani
Reihan Syahrani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Usia saya 18 tahun memiliki hobi menulis, berolahraga, menari dan bermain alat musik. Saya orangnya periang bisa menyalurkan energi positif atau kebahagiaan kepada orang lain. Topik konten yang saya sukai yaitu berkaitan dengan kesehatan mental atau topik yang membahas tentang psikologi manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Perilaku Kekerasan dalam Pola Asuh Orangtua terhadap Mental Anak

3 November 2023   02:01 Diperbarui: 3 November 2023   02:48 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd. dan Nadia Aulia Nadhira, M.Pd.

            Perkembangan individu dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu, faktor keturunan dan faktor lingkungan. Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan hingga besar dan dewasa mengalami proses perubahan dan perkembangan, baik jasmani maupun rohani. Perubahan tersebut dipengaruhi banyak faktor, dari diri seseorang atau dari lingkungan yang ada. Pertumbuhan dan perkembangan individu kadang banyak ditentukan oleh faktor keturunan dan pembawaan. Akan tetapi, terjadi juga pertumbuhan dan perkembangan individu banyak ditentukan oleh faktor lingkungannya.

Pertumbuhan dan perkembangan individu diawali dari pola asuh orangtua, karena orangtua merupakan guru pertama yang mengajarkan hal dasar untuk pembentukan karakter pada anak. Dalam proses kehidupan anak, pola asuh orangtua sangat penting dan harus dipahami dengan baik agar anak memiliki perilaku yang baik juga, namun apabila pola asuh orangtua terhadap anak salah, maka akan berpengaruh pada psikis sehingga pada perilaku anak nakal.

Peran orangtua sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak, anak yang memiliki karakter berbeda tergantung pada pola asuh orangtua yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Pada dasarnya pertumbuhan seseorang dengan kepribadian yang ideal tidak akan mungkin berlangsung secara otomatis, oleh karenanya harus ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk mengasuh atau memupuk setiap individu yang berkembang.

Pada tahap perkembangan anak usia sekolah lebih sering melakukan kesalahan karena ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman terhadap sesuatu, hal itu yang dapat memicu orangtua marah, jika dialami pada orangtua yang tidak bisa mengontrol emosi pada anaknya akan menyebabkan hal yang tidak diinginkan contohnya perilaku yang dikeluarkan untuk meluapkan emosi yang dirasakan pada saat marah seperti melakukan kekerasan.

            Beberapa yang menjadi alasan terjadinya tindakan kekerasan orangtua terhadap anak dipengaruhi oleh pendidikan orangtua, sebagian besar ibu muda secara psikologis belum siap dalam membina keluarga, belum siap untuk memiliki anak, wilayah atau suatu daerah yang memiliki latar belakang budaya nya keras dan hal ini juga dapat terjadi apabila keadaan orangtua yang mudah stress atau depresi akibat banyak memikirkan hal diluar kendalinya.

            Orangtua yang otoriter juga merupakan salah satu alasan dari perilaku kekerasan, orangtua yang memaksa anaknya untuk patuh pada setiap perintah dan bertingkah laku sesukanya, tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian. Anak dituntut bertanggungjawab untuk menjadi anak dewasa dan hak anak dibatasi oleh orangtua. Orangtua yang otoriter lebih memberikan hukuman kepada berupa hukuman fisik karena orangtua merasa paling berkuasa, perilaku anak dikontrol dengan ketat.

            Oleh karena itu, sifat orangtua yang otoriter memberikan dampak bagi anaknya menjadi sifat yang berbeda dengan anak lainnya, anak dapat mengalami kegagalan dalam berkarya dan memiliki potensi berkomunikasi yang rendah sehingga anak sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan merasa sepi lalu melakukan perilaku yang agresif hanya untuk diperhatikan oranglain. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak denngan pola asuh otoriter menurut Hertherington & Parke, 1999; Boyd & Bee, 2006 ialah moody, anak tidak bahagia, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, merasa khawatir akan kegagalan, memiliki sikap bermusuhan, mudah berbohong, anak bisa menjadi agresif atau penyendiri.

            Kondisi ini tidak memandang latar belakang sosial ekonomi keluarga, perilaku kekerasan orangtua terhadap anak bisa terjadi pada semua kalangan, baik kelas ekonomi atas maupun bawah. Tetapi yang terburuk, perilaku keras orangtua kepada anak dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Dalam hal ini pengaruh terhadap mental anak mengalami situasi yang buruk menjadi tekanan batin pada anak. Orangtua yang sering memberikan hukuman fisik kepada anak nya karena gagal dalam mematuhi perintahnya, anak cenderung akan marah tetapi tidak berani untuk mengungkapkan kemarahannya pada ahirnya melampiaskan hal tersebut kepada orang lain dengan berperilaku agresif.

            Solusi untuk mengatasi atau sebuah pencegahan terhadap kekerasan pada pola asuh orangtua terhadap anak adalah dengan berkomunikasi, komunikasi dijalin agar hubungan orangtua dan anak saling mengenal, saling memahami juga saling mnegerti satu sama lain apa yang diinginkan oleh masing-masing, karna semua masalah tidak harus selesai dengan perilaku kekerasan justru hal itu akan semakin menambah masalah baik fisik maupun mental anak, akan lebih indah jika masalah diselesaikan dengan cara dibicarakan dengan baik. Selain itu, komunikasi dengan orangtua juga dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak, adanya sikap saling terbuka dan harmonis. Dengan komunikasi juga orangtua dapat membekali sekaligus melindungi anak dari kejahatan atau tindakan yang tidak diinginkan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun