Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Remaja atau Pemuda Internasional yang Dirayakan Setiap Tanggal 12 Agustus?

12 Agustus 2021   12:07 Diperbarui: 12 Agustus 2021   15:04 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini 12 Agustus, hari istimewa. 

Anak saya sebut saja, Cha-Cha telah menantinya sejak seminggu yang lalu. Mengapa disebut istimewa? Bermula dari keisengan di atas  meja makan seminggu yang lalu. Jujur, harus saya akui, memang agak dikit berbuat 'onar' dalam pembicaraan keluarga kami saat acara makan malam itu tiba.  

Sebagai seorang ayah, dengan begitu semangatnya melakukan presentasi di hadapan sang gadis kecil cantik bahwa memasuki usia remaja itu adalah pengalaman terindah yang tidak akan terlupakan. Respon awalnya sambil terus mendengarkan : 'aneh'. Bagi anak-anak seusia dia yang memasuki masa puber, wajar mulai merasa bingung dan risih dengan perubahan fisik yang telah dialaminya termasuk 'topik aneh' yang di-koar-koarkan ayahnya. 

Pesan yang saya sampaikan kira-kira  rangkuman-nya begini :

Pertama, definisi remaja.  Remaja adalah periode kehidupan manusia sejak dilahirkan sampai mencapai usia umur belasan tahun, periode ini adalah masa peralihan manusia dari usia anak-anak menuju dewasa.

Kedua, batasan usia remaja.  Menurut World Health Organization (WHO ) , yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa dengan batasan antara 12 -- 24 tahun sedangkan menurut Permen RI nomor 25 tahun 2014 batasan remaja antara 10 -- 18 tahun, tentu saya juga menjelaskan lebih lanjut bahwa kelompok remaja di atas 18 tahun sudah dikategorikan sebagai pemuda. BKKBN tidak sependapat, menurut mereka range batasan-nya adalah 10 -- 24 tahun.

Ketiga. Tanggal 12 Agustus dirayakan seluruh dunia sebagai Hari Remaja Internasional.

Berdasarkan penjelasan saya di-atas, anak bungsu saya yang masih kelas tiga SD juga ikut ber-komentar. Katanya, "Papa salah. Remaja itu yang sedang kuliah, Pa !". Saya ikut tersenyum mendengarkannya. Wajarlah, saya bergumam kalo anak-anak seusia itu masih sering berpikir ngawur.

Hari ini 12 Agustus, hari istimewa.

Saya menulis diary untuk pertama kalinya di Kompasiana. Diary ala bapak-bapak melankolis alay wkwkwkwwkkkk. Sedikit menggelitik dan agak menyimpang dari pola umum penulisan saya yang selama ini agak ber-puitis bersama kelompok literasi Rumpies The Club/ RTC....behhhh sedikit promo niiiiii ! Memang sudah lama saya menghilang dari Kompasiana, Mengapa? nanti saya beberkan lewat tulisan berikutnya, janji. Mengapa saya bias sampai di 'sini'? 

Saya tak bisa membohongi diri setelah membaca dua tulisan reportase jurnalis dari media Nasional mainstream tentang International Youth Day 2021 : Transforming Food systems. Saya tak perlu menyebut nama media dan tidak ada yang harus diributkan jika yang satu menerjemahkannya sebagai Hari Remaja Internasional sedangkan jurnalis yang satunya lagi menyebutnya sebagai Hari Pemuda Internasional. 

Tema yang dijelaskan sama, sama-sama menyerukan "Ciptakan Inovasi Pangan !"  , tapi lain persoalannya jika judul kedua reportase ini dibahas lagi di meja makan malam nanti, apa yang harus saya jelaskan kepada Cha-Cha, sang gadis kecil cantik?

Hari ini 12 Agustus, hari istimewa.  

Saya sudah siap membawa kamus kecil Bahasa Inggris-Indonesia untuk menunjukkan kepada Cha-Cha di meja makan kami bahwa kata teen dan kata youth artinya memang berbeda, dan pengakuan pertama yang harus kusampaikan adalah maaf karena telah menganulir arti kata yang pernah saya presentasikan sebelumnya belasan hari lampau. 

Remaja di belahan negara manapun mungkin belum siap menerima  jika hari ini mereka wajib merayakan hari yang sesungguhnya tidak istimewa?, belum lagi topik pembicaraannya tergolong berat : mengapa produksi makanan yang berlimpah dimana-mana saat ini belum menjamin kesejahteraan manusia, keanekaragaman hayati dan keselamatan planet bumi padahal populasi manusia diperkirakan meningkat, bertambah dua miliar dalam 30 tahun ke depan, dan bagaimana solusinya kedepannya?

Remaja Indonesia berbeda pola pendidikannya dengan negara-negara lain. Saya tidak akan mengupas panjang lebar tentang pola sistem pendidikan saat ini di catatan diary sesi curhat abis kali ini heuheuheueheu, tetapi saya akan selalu teringat akan kebijakan Yesus saat berusia remaja dalam Bait Allah.  Lukas  mencatat dengan detail dalam Injil sinoptik, Yesus duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan dan mengajukan pertanyaan, dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. ( Lukas 2 : 46-47 )

Dalam usia pemuda wajar saja kalo seseorang melakukan hal tersebut di atas tetapi peristiwa ini dilakukan oleh-Nya justru saat di usia dua belas tahun ! Wowww, amazing. Dalam tradisi bangsa Yahudi, sebenarnya anak-anak wajib merayakan transisi mereka menjadi dewasa dengan upacara yang dikenal dengan istilah Bat Mizvah (cewe di usia 12 tahun) dan Bar Mitzvah (cowo di usia 13 tahun) pada hari Sabat pertama setelah anak-anak berulang tahun dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk bertanggung jawab menjalankan hukum agama. 

Kalo begini sih,remaja Yahudi tidak harus menunggu 'usia' pemuda untuk dapat melakukan banyak hal yang menuntut hak dan kewajiban sebagaimana layaknya orang-orang dewasa pada umumnya. Jika di usia remaja telah belajar ber-tanggung jawab maka di usia pemuda pasti jauh lebih matang, lebih siap untuk menjadi orang dewasa seutuhnya nanti-nya sehingga kelak setelah melampui masa remaja pemuda mereka telah menjadi bagian dari masyarakat yang tidak hanya sekedar taat menjalankan hukum tetapi dapat berkontribusi lebih banyak untuk kesejahteraan negeri.

Yesus telah melakukannya dan pastinya menjadi teladan kita semua. Kisah inspiratif ini akan saya sampaikan malam ini dan tak lupa sebelum memulai acara makan malam, saya senantiasa mengajak anak-anak untuk berdoa dan mengucap syukur untuk setiap rejeki dan pemberian-Nya hari ini bukankah dalam Doa Bapa Kami diajarkan-Nya untuk memohon "berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya !"

Nusantara, 12 Agustus 2021, PPKM level 4.0

Reidnash Heesa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun