mengenangmu sangat menyenangkan
ditemani secangkir kopi
sambil duduk dalam lamunan
melintas padang savana
pahit...
tersedu kopi pahit
warna warni hidup
manis...
teramat manis
kenanganku hanya untukmu
kata orang perpisahan itu menyedihkan
tidak akan berjumpa lagi
untuk selamanya?
mungkin ya, mungkin tidak
bukan aku yang tak sanggup
memutar waktu...
untuk mengingat pertemuan pertama denganmu
bukan aku yang tak bisaÂ
melupakan...
untuk terus menenun kenangan indah
bukan aku yang tak mungkin
 memahami...
kepingan takdir
menyatu dalam permainan
puzzle kehidupan
simfoni orkestra menggaungkan hasrat
menari-nari di atas gelombang Delta
tak sedetikpun menyelipkan senyap nadaÂ
pendengar terpukau
lalu mendadak sepi
senja tiada lagi menemani
berganti sang malam tanpa
rembulan di langit hitam
aku tanpa jejak-jejakmu
malam kelam tak berbintang
menyuratkan sebongkah makna
perpisahan yang tak harus ditangisi
perpisahan tak selamanya
bermandikan air mata
perpisahan jarak waktu massa
dalam kecepatan cahaya
jika suatu kelak nanti
aku dan kamu
bersua di atas permadani
pelangi sehabis hujan
aku dan kamu
menyatuÂ
dalam keabadian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H