Untuk malaikat kecilku di sana,
Apa kabar teman-teman?
Kaget, jujur ya sangat kaget ketika mendengar kabar berita kampung bersih nyaman berseri dengan pemandangan indah di bawah dua gundukan bukit itu harus meninggalkan seberkas kenangan manis yang tidak mungkin dilupakan begitu saja,
walau perang pandemi, banjir dan tanah longsor telah memaksa menghapus semuanya, tiada bersisa hanya dalam waktu sekejap.
Masih terngiang dentang lonceng berkumandang di kala senja sebelum bencana.
Bunyi genta besi memanggil, mengingatkan anak-anak untuk meninggalkan sejenak kegiatan bermain dan belajar, lalu terbang dengan kepakan sayap-sayap putihnya menuju ke rumah di ujung jalan.
Iya, rumah para malaikat kecilku, tempat mereka berkumpul dengan canda tawa riang gembira melantunkan nyanyian pujian kepada Sang Khalik di kala Senja tiba.
Akupun hanya terdiam membisu, dengan air mata di pipi, sujud menghadap ke hadirat-Nya menuliskan syair doaku untuk sahabatku.
Inilah permohonanku yang mengharapkan pertolongan kepada-Nya.
Hanya dengan berdoa, berserah, dan berdoa.