Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[HUT RTC] Metamorfosis Hitam

8 Maret 2016   14:36 Diperbarui: 22 Agustus 2017   14:32 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.deviantart.com"][/caption]

 

Minggu kedua (terinspirasi novel),

 

1/

jika aku dan kamu

mengulang kembali hidup di dunia

cobaan derita bukan hisapan jempol belaka

dilahirkan mulut menangis meronta paksa

meninggal dalam diam nelangsa

 

mengeluh bernasib sama

para pemain ketukan empat per empat birama

mereka ada di sana tanpa agama

rupa berubah dalam seratus malam

tak elok dipandang kelam lebam

analisis taktis dunia medis belam

 

 

 

2/

penyakit bercerita alam kematian

kesembuhan kilat dagangan laris manis

mujizat ini hanya sementara

sedap dilihat mata

pahit melukis si wajah dinding batu bata

 

 

 

3/

Secarik surat dalam ukuran kecil

tergores lembut jemari mungil

dengan aroma bau pakaian dekil

 

surat untuk T-U-H-A-N

bolak balik kata kata

 

penantian sepanjang T-A-H-U-N

huruf kapital sembarangan

 

me-N-U-H-A-N-kan siapa?

tak pantas ditiru

 

sakit me-NA-HUN

minum obat lekaslah sembuh

 

 

 

4/

kemarin,

masih memandang langit biru

di bangku taman bunga

perempatan jalan

 

hari ini,

cakrawala metamorfosis hitam

matahari mendadak gelap

penglihatan buta

mata hati tlah terpejam

terpenjara dalam keangkuhan

meneriakkan murka

merampas takdir

membungkam sabda Sang Pencipta

lalu,

untuk apa?

 

esok hari,

tiada satupun kawan

menghantarnya berpulang

 

 

5/

Semangat pagi

Mari berbagi

hidup tanpa penyesalan

menyongsong sang fajar pengharapan

walau sendiri

jangan pernah meratapi diri

masih ada T-U-H-A-N

karna DIA tak pernah meninggalkan

 

--.0(.)0.--

 

 

m.364 Alders-Gate Street , Maret 2016

 

 

 

Sumber Inspirasi:

 

 

Novel:    Surat Kecil Untuk Tuhan

 

Penulis : Agnes Davonar

 

Ringkasan Cerita :

 

Buku novel ini menceritakan kisah pilu (diangkat dari kisah nyata) seorang gadis bernama Keke alias Gita Sesa Wanda Cantika. Keke terkena penyakit yang terbilang langka bernama Rabdosmiosarkoma atau yang dalam bahasa awam dikenal dengan nama kanker jaringan lunak.

Keke, pasien pertama di Indonesia yang terdeteksi terkena penyakit tersebut. Keke divonis terjangkiti penyakit tersebut di usia 13 tahun dan hanya dalam jangka waktu 5 hari saja! Kanker jaringan lunak tersebut perlahan merubah wajah belia Keke. Ia menjadi seseorang yang tak dikenali lagi, bagi anak-anak, melihat wajah Keke akan muncul nama panggilan untuknya, si monster.

Agnes Davonar mengemas perjuangan Keke melawan penyakit kanker tersebut dengan baik. Novel ini memberi spirit utamanya bagi generasi muda bahwa seberapapun besarnya cobaan hidup, kita harus berani berdiri dan menghadapinya.

 Perjuangan Keke-pun berbuah manis, sebab tim dokter berhasil menyembuhkan penyakitnya. Hal ini menjadi prestasi bagi dunia kedokteran di Indonesia pada saat itu dan menjadi buah bibir di Negara lain.

Banyak yang kemudian bertanya bagaimana penyakit langka tersebut bisa ditaklukkan. Polemik tersebut menghasilkan jawaban, ternyata Keke hanya sembuh untuk sementara waktu. Beberapa saat setelah ia menjalani pengobatan, kanker ganas itu berkunjung kembali, menyerang tubuh dan semangat. Keke pun menyadari, waktunya hidup tak bisa diulur lagi dengan obat,dll. Ia akhirnya meninggal pada tanggal 26 Desember 2006. Sebelum meninggal, ia sempat menuliskan surat. Surat ini kemudian yang mengilhami pemilihan judul novel di atas Surat Kecil Untuk Tuhan :

 

Andaikan,….. semua dapat terulang kembali,
 Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
 Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan terjadi
 Jika semuanya dapat terulang kembali?
 Tuhan …………..
 Andai aku bisa kembali
 Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
 Tuhan …………
 Andai aku bisa kembali
 Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
 Terjadi pada orang lain
 Tuhan ……………
 Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
 Tuhan …………….
 Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
 Tuhan ………………
 Biarkanlah aku melihat dengan mataku
 Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya

 

Karya Ini Diikutsertakan untuk Memeriahkan HUT Perdana Rumpies The Club

[caption caption="kompasiana"]

[/caption]

 sumber illustrasi : disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun