Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[HUT RTC] Metamorfosis Hitam

8 Maret 2016   14:36 Diperbarui: 22 Agustus 2017   14:32 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agnes Davonar mengemas perjuangan Keke melawan penyakit kanker tersebut dengan baik. Novel ini memberi spirit utamanya bagi generasi muda bahwa seberapapun besarnya cobaan hidup, kita harus berani berdiri dan menghadapinya.

 Perjuangan Keke-pun berbuah manis, sebab tim dokter berhasil menyembuhkan penyakitnya. Hal ini menjadi prestasi bagi dunia kedokteran di Indonesia pada saat itu dan menjadi buah bibir di Negara lain.

Banyak yang kemudian bertanya bagaimana penyakit langka tersebut bisa ditaklukkan. Polemik tersebut menghasilkan jawaban, ternyata Keke hanya sembuh untuk sementara waktu. Beberapa saat setelah ia menjalani pengobatan, kanker ganas itu berkunjung kembali, menyerang tubuh dan semangat. Keke pun menyadari, waktunya hidup tak bisa diulur lagi dengan obat,dll. Ia akhirnya meninggal pada tanggal 26 Desember 2006. Sebelum meninggal, ia sempat menuliskan surat. Surat ini kemudian yang mengilhami pemilihan judul novel di atas Surat Kecil Untuk Tuhan :

 

Andaikan,….. semua dapat terulang kembali,
 Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
 Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan terjadi
 Jika semuanya dapat terulang kembali?
 Tuhan …………..
 Andai aku bisa kembali
 Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
 Tuhan …………
 Andai aku bisa kembali
 Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
 Terjadi pada orang lain
 Tuhan ……………
 Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
 Tuhan …………….
 Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
 Tuhan ………………
 Biarkanlah aku melihat dengan mataku
 Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya

 

Karya Ini Diikutsertakan untuk Memeriahkan HUT Perdana Rumpies The Club

[caption caption="kompasiana"]

[/caption]

 sumber illustrasi : disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun