Tumpukan kertas di atas meja kerja ayahku tampak acak tak keruan. Sejak lima hari yang lalu, kuperhatikan, belum ada tampak satu-pun yang dirapikan. Tidak seperti biasanya, ayah benar-benar tak peduli dengan semua itu. Ada apa gerangan?
Aku mencoba mendekat untuk melihat isi meja ayah, mungkin saja kutemukan jawaban atas pertanyaan itu. Selain kertas dan buku-buku yang berserakan, aku memperhatikan beberapa amplop surat lengkap beserta isinya dalam keadaan sudah terbuka.
Dua buah surat dengan pengirim Kompasiana, setelah kubaca isinya, surat pertama, undangan untuk menjadi host di sebuah acara yang diadakan oleh Kompasiana. Surat kedua, undangan untuk mengikuti Kompasianival 12 -13 Desember 2015 di Jakarta.
Ayahku seorang penulis blog yang aktif dan juga jagoan dalam nge-MC. Herannya, setelah kutanyakan, ayah tidak mengiyakan permintaan dua surat tersebut, padahal ayah orangnya sungkan menolak permintaan tolong dari orang lain, ayah senang membantu dan kedua acara tersebut ternyata berlangsung di hari dan tanggal yang sama.
“Adikmu, siapa yang mengurus dan menjaganya kalo ayah berangkat ke Jakarta? Seandainya mamamu masih tinggal di rumah ini….”
“Ayah….mengapa harus khawatir? Aku dan adik sanggup kok ditinggal sendirian “
Keesokan hari.
Pagi ini aku tersenyum geli sendiri sambil sarapan pagi. Semalam, ayah bermimpi, mengigau, berkali-kali, dengan dua kata saja,
“Kompasianival sayang”
sumber ilustrasi : disini + koleksi pribadi
