Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tatkala Gajah Ini Mati Meninggalkan Nama

12 Agustus 2015   10:06 Diperbarui: 12 Agustus 2015   10:06 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kini Nela telah tiada, tepatnya di pertengahan bulan Mei 2015 yang lalu. Nela yang tutup usia delapan tahun itu telah meninggalkan keluarga dan temannya Teso dengan penuh misterius (sampai dengan tulisan ini di-posting belum ada publikasi lanjutan apakah penyebab sesungguhnya kematian Nela meski telah dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan dan pegujian di laboratorium).

 

Kabar kematian Nela membuat beberapa pihak terkejut dan bukan sesuatu yang diinginkan oleh banyak orang. Mungkin ada yang masih teringat dengan kabar kelahiran seekor anak gajah di Taman Nasional Tesso Nilo pada bulan ini, satu tahun lalu. Anak gajah ini lahir dari induknya bernama Ria dan menjadi kado istimewa dalam peringatan Hari Gajah Sedunia. Di tengah-tengah isu terancamnya habitat Gajah Sumatera, kabar kelahiran membawa kebanggaan dan rasa haru, sebaliknya kabar kematian gajah seharusnya menjadi peringatan penting untuk tindakan penanganan dan pencegahan yang lebih serius di masa yang akan datang.

 

 

Persahabatan gajah dan manusia

 

Lantas, apakah yang menarik dari kabar kematian gajah yang hanya meninggalkan sebuah nama? Manusia yang meninggalkan dunia dapat dikenang melalui setiap perbuatan baik dan tindakan-tindakan amal yang telah dilakukannya sebagai persiapan memasuki dunia akhirat nantinya. Gajah yang diberi nama menggoreskan kenangan yang indah, kenangan akan persahabatan antara manusia dan satwa, mewariskan cerita termanis untuk anak cucu kelak bahwa manusia bukanlah musuh dari satwa, manusia dan satwa adalah hasil karya ciptaan Sang Maha Penguasa Alam Semesta, karya ciptaan yang sama-sama menghuni alam Bumi ini.

 

Jika di Indonesia, kita mengenal Lisa, Ria, di benua Afrika, tepatnya di Afrika Selatan gajah yang diberi nama, Nana, Frankie, dan kawan-kawan adalah gajah-gajah liar yang mendapat perhatian khusus dari seorang pria keturunan Eropa dalam upayanya melakukan konservasi gajah di tanah kelahirannya, di benua ‘hitam’ itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun