Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Humor] Ancaman Gangguan Komunikasi pada Ibu-Ibu Pansel KPK

25 Mei 2015   16:50 Diperbarui: 19 Juni 2015   12:42 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keputusan Presiden Jokowi menetapkan anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (pansel KPK) yang beranggotakan perempuan semuanya, selain mengejutkan pihak publik, juga menjadi sorotan tajam terkait wacana dan kinerja ke-sembilan srikandi Indonesia ke depannya. Bukan hanya persoalan gender semata-mata yang terkadang menjadikan masalah kecil yang suka dibesar-besarkan, contoh kecil : wanita itu makhluk lemah, wanita itu lebih melibatkan emosi atau perasaan daripada logika dalam menyelesaikan suatu masalah, kenyataan sesungguhnya setiap anggota pansel KPK dalam tugas dan tanggung jawab ke depannya dipertanyakan oleh suara publik perihal kesanggupannya menghadapi tekanan berat dari kelompok-kelompok yang sangat jelas tidak menyukai kehadiran, kinerja & prestasi KPK di Republik ini.

Sanggupkah ibu-ibu anggota pansel KPK menghadapi tekanan demi tekanan yang nyata-nyatanya akan mereka alami sebelum melanjutkan dan merampungkan tugas utama mereka?. Pratama Persadha, seorang pakar keamanan cyber dan peneliti dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) mengatakan upaya kelompok haters KPK sudah terlihat pada saat memberikan tekanan kepada Tim Sembilan yang sedang bekerja menyelesaikan persoalan KPK versus Polri yang menghebohkan itu. Upaya yang berwujud penyadapan sebagaimana yang dikeluhkan oleh Tim Sembilan sepertinya belum ada tindak lanjutnya hingga hari ini.

Kita sama-sama tahu informasi yang dimiliki oleh ibu-ibu tersebut sangat penting sekecil apapun bobot informasinya. Apabila data seperti itu mudah keluar dan tersebar maka dipastikan mempengaruhi perasaan ibu-ibu anggota pansel KPK. Mengapa? Alasannya sederhana karena kaum ibu, dengan penuh kehati-hatian, perhatian serta kepedulian biasanya paling sensitif apabila mendengar isu alias gosip miring yang beredar terkait bocornya data yang dimaksud. Ya, kaum ibu tidak mungkin bersikap masa bodoh dan membutakan mata hati perasaannya sendiri.

Lantas, upaya seperti apakah untuk menghindari ibu-ibu anggota pansel KPK terjebak dalam tekanan kelompok haters? Prinsipnya anggota pansel KPK harus bebas dari segala bentuk gangguan berkomunikasi mulai dari hal yang kecil sampai ke urusan penyadapan. Beberapa bentuk gangguan komunikasi yang sering dialami misalnya kehabisan tenaga baterai atau istilahnya low batt. Alat komunikasi boleh canggih tapi untuk urusan yang satu ini benar-benar merepotkan. Gangguan yang lain berupa serangan virus dengan kemampuan aksi mengirimkan pesan informasi tanpa sepengetahuan pemiliknya bahkan kegiatan komunikasi sang pemilik-pun dapat dipantau dan dikendalikan oleh si penyebar virus.

Jika kegiatan ibu-ibu sudah di-intervensi dengan cara yang tidak menyenangkan seperti itu maka kembali ke teknologi masa lampau bisa menjadi alternatif. Low batt masih bisa diatasi dengan baterai pengganti cadangan atau tenaga pengisi cadangan alias power bank, tapi kalau virus lewat email, alternatifnya bisa digantikan dengan teknologi surat menyurat secara manual. Jasa pelayanan kantor pos masih bisa diandalkan tapi kalau dicurigai jugaaa…yaaaa masih bisa dimungkinkan membentuk jasa pelayanan pos dengan fasilitas khusus dan hanya untuk urusan internal pansel KPK.

Bagaimana dengan mental tukang posnya yang ternyata juga ber-“masalah”? Tenang kok, masih ada sejenis burung di luar sana yang dapat dilatih dan sudah terbukti di masa lampau bisa diandalkan untuk urusan kirim mengirim pesan. Percayakan saja jasa si burung merpati. Hihihi

14331317451093886616
14331317451093886616

 

sumber ilustrasi : di-sini dan di-sini

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun