Â
                                                                     Â
Saya Reicha Artha Maudia yang merupakan seorang mahasiswi aktif semester 5, program studi administrasi niaga, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, UNTAG Surabaya. Selama berkuliah dari semester satu sampai dua, saya hanyalah seorang mahasiswi yang cenderung pasif, yang hampir tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkup kampus maupun luar kampus. Hingga di saat semester tiga saya tersadar bahwa hal tersebut hanya akan merugikan saya, saya merasa harus berubah dan menjadi mahasiswi yang lebih aktif, karena banyak sekali kegiatan-kegiatan di kampus maupun diluar kampus yang sangat bermanfaat bagi saya di masa depan. Misal nya program-program yang dibuat oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan, salah satunya adalah kampus mengajar. Kampus Mengajar merupakan kanal pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus selama satu semester guna melatih kemampuan menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pembelajaran, pengembangan strategi, dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
Saat itu saya masih belum cukup mengetahui apa itu kampus mengajar. Sehingga saya mulai mencari tau kepada teman teman, KAPRODI, dan mencari tau di laman web kampus mengajar. Saya merasa tertarik dan langsung mencoba untuk mendaftar, mulai dari menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, menyiapkan CV, mulai konsultasi dengan pihak KAPRODI, dan masih banyak lagi. Beruntung nya saya, ternyata saya lolos tahap administrasi, berbagai macam tes, hingga pemilihan penugasan. Saya sangat bersyukur akan hal itu.
Setelah di nyatakan lolos, saya mulai di tempatkan pada sekolah penugasan. Tepat nya di SMKS Dharma Bhakti Surabaya, yang beralamatkan di Jl. Menanggal I No.32, Menanggal, Kecamatan Gayungan, Surabaya, Jawa Timur. Saya dan rekan-rekan yang sama-sama ditempatkan di SMKS Dharma Bhakti Surabaya ini, mulai memikirkan program kerja apa saja yang sekiranya cocok untuk diterapkan pada sekolah penugasan ini, hal ini juga dilakukan setelah saya dan rekan-rekan melakukan survey agar mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh sekolah ini. Setelah itu saya dan rekan-rekan mulai berkoordinasi dengan pihak guru pamong sekolah untuk menjalankan program-program kerja kami. Program kerja kami diantara nya adalah:
1. Program kerja pojok baca:
Menambah bahan bacaan siswa dalam bentuk cetak, karena buku yang tersedia di perpustakaan hanya buku mata pelajaran. Pojok baca ini kami tempatkan pada masing-masing kelas dari kelas 10, 11, dan juga 12. Pojok baca ini berisi buku-buku dongeng, cerita rakyat, buku pengetahuan, dan juga komik.
2. Program kerja literasi melalui praktikum teh bunga telang yang berkolabkrasi dengan mata pelajaran IPAS:
Siswa diminta untuk membaca dan memahami lembar kerja yang diberikan. Kemudian siswa diharapkan dapat mengetahui alasan perubahan warna yang terjadi pada teh bunga telang melalui materi larutan. Hal ini berguna untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa melalui kegiatan membaca dan memahami lembar kerja.
3. Membuat program kerja ular tangga literasi dan numerasi:
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bermain ular tangga dengan satu ketua yang menjadi perwakilan dari kelompok untuk bermain. Sementara anggota kelompok lainnya menjawab kuis numerasi yang diperoleh selama bermain ular tangga. Hal ini berguna untuk eningkatkan kemampuan numerasi dan kerjasama tim melalui kuis yang ada di media pembelajaran numerasi "ular tangga".
4. Adaptasi teknologi pengerjaan soal-soal literasi dan numerasi menggunakan Quizizz:
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian diminta untuk mengerjakan kuis yang diberikan melalui platform yang dapat dioperasikan menggunakan media elektronik. Sebagai alternatif lain media pembelajaran literasi numerasi agar pembelajaran tidak monoton dan siswa tidak merasa bosan.
5. Bimbingan pada kelas 11 untuk membuat majalah digital (program kerja literasi):
Kami para mahasiswa kampus mengajar, diberikan tugas untuk membimbing para siswa kelas 11 untuk mengikuti lomba majalah digital (madig). Hal ini juga berkesinambungan dengan program kerja adaptasi teknologi dan juga meningkatkan literasi.
"Setelah melaksanakan kegiatan penugasan kampus mengajar dan telah menjalankan berbagai macam program kerja selama kurang lebih tiga bulan saya merasa sangat bangga dan bersyukur telah diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan bertemu dengan teman-teman yang hebat, semoga ilmu yang saya berikan kepada para siswa selama penugasan kampus mengajar juga dapat diterima dengan baik dan bisa bermanfaat". Ungkap mahasiswi kampus mengajar angkatan 6, Reicha Artha Maudia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H