Mohon tunggu...
Rehan Dika Pratama
Rehan Dika Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial dan Komunikasi Politik Era Digital

21 Juni 2023   23:14 Diperbarui: 21 Juni 2023   23:30 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Media Sosial dan Komunikasi Politik Era Digital

 

 

Perkembangan teknologi komunikasi telah merambah kehidupan umat manusia. Salah satu bentuk perkembangan teknologi komunikasi adalah media baru (new media) yang kemudian melahirkan media baru dan  media sosial. Dunia politik juga tak lepas dari pengaruh perkembangan media baru dan media sosial. 

Media sosial ibarat dua sisi mata uang bagi para aktor politik. Di satu sisi keberhasilan memanfaatkan media sosial dapat memungkinkan aktor politik mendapatkan dukungan positif. Tapi di sisi lain kegagalan memanfaatkan media sosial beresiko merusak citra yang mereka miliki. Kehadiran media sosial juga mempengaruhi bidang politik. Studi di amerika Serikat menunjukkan media sosial alat kampanye yang efektif.

Era digital membawa perubahan pada komunikasi politik. Perubahan signifikan dalam media sosial dan komunikasi politik yang terjadi dalam era digital Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah mengubah lanskap politik secara signifikan. Politikus dan partai politik harus mengadaptasi strategi komunikasi mereka untuk memanfaatkan potensi platform media sosial. Pengaruh media sosial dalam dunia politik khususnya dalam hal komunikasi politik, terutama dalam kampanye Pemilu. Penting bagi institusi politik untuk berpartisipasi aktif dalam komunikasi politik yang berbasiskan media sosial, terutama dalam kampanye Pemilu.

Media sosial selanjutnya menggambarkan sebagai sarana ideal dan basis informasi untuk mengetahui opini public tentang kebijakan dan posisi politik, selain untuk membangun dukungan komunitas kepada politisi yang tengah berkampanye. Sejumlah penelitian menunjukkan politisi di seluruh dunia telah mengadopsi media sosial untuk menjalin hubungan dengan konstituen, berdialog langsung dengan masyarakat dan membentuk diskusi plitik. Vowe & Hen (2014) bahkan menyebut era digital membawa perubahan pradigma bagi studi dan praktek komunikasi politik. Era digital telah memungkinkan interaksi yang lebih mudah, cepat, dan luas. Setidaknya ada 6 perubahan yang dibawa di era digital.

 Pertama, konteks ruang publik. Di masa lalu, ruang publik dalam komunikasi politik dipisahkan dengan tegas dalam 3 kategori yakni komunikasi pilitik publik, pemerintah dan pribadi. Pada era digital, komunikasi politik tidak mengalami batasan pemisahan yang setajam sebelumnya. Komunikasi politik pribadi, semi publik, dan pemerintah saling berbaur, terutama dalam penggunaan media online dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, dimensi sosial. Pada era sebelum digital,para aktor terhubung satu sama lain dalam hubungan komunikasi massa politik. Para aktor itu masing-masing mengambil peran yang didefenisikan secara tegas, politisi bertindak sebagai sumber, wartawan bertindak sebagai komunikator, dan warga bertindak sebagai penerima. Pada era digital, karakteristik tersebut menjadi semakin kabut. Warga tidak hanya sebagai penerima, tapi juga sebagai sumber dan perantara. Organisasi politik dapat menjadi perantara, organisasi politik dan warga negara dapat berkomunikasi secara langsung lewat media sosial.

Ketiga, dimensi isi. Pada era sebelumnya, komunikasi politik terkait dengan tema-tema yang menjadi kepentingan publik dan obyek perdebatan publik. Sementara pada era digital, topik komunikasi politik sangat luas didasarkan pada kriteria kelompok tertentu untuk ditonjolkan. Pesan-pesan komunikasi politik tidak hanya bisa ditemukan dalam berita politik saja, tetapi juga dalam humor, komedi, atau peristiwa sehari-hari.

 Keempat, dimensi temporal. Dalam era lama , sinkronisasi penerimaan konten dalam media politik adalah kunci proses komunikasi. Semua tahapan komunikasi produksi, distribusi, dan efek diatur untuk menjaga sinkronisasi penerimaan pesan. Pada era digital, sinkronisasi menurun, sementara elemen asinkron dalam komunikasi politik terus meningkat. Khalayak mempunyai banyak saluran komunikasi politik dan dapat memilih media yang sesuai dengan politiknya.

Kelima, dimensi ruang. Pada era lama, ruang komunikasi politik didefenisikan dan dibatasi tegas pada batas-batas negara. Pembatasan ini berfokus pada ruang nasional, yang dicakup oleh sistem media masing-masing negara. Sistem media dibentuk oleh peraturan dalam bentuk legislasi nasional. Di era digital, ruang yang tegas dalam bentuk sistem politik negara tertentu, tidak lagi biasa digunakan. Lewat media sosial, warga biasa saling terhubung satu sama lain dengan negara sistem politik yang berbeda. Individu di era digital juga menempati posisi sebagai aktor yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan Negara.

 Keenam, dimensi teknis. Pada era lama, teknologi penyiaran adalah teknologi komunikasi yang dominan. Pesan-pesan politik terutama disebarkan lewat televisi dan radio. Sementara pada era digital, jaringan komputer menjadi teknologi media terdepan. Lingkungan media baru ini menawarkan potensi yang sangat besar untuk aktor-aktor politik. Area teknologi telekomunikasi dan komputer yang sebelumnya terpisah menjadi konvergen membentuk lingkungan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun