Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, diperlukan langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak. Langkah pertama adalah memperkuat infrastruktur pendidikan, terutama di daerah 3T. Pemerintah perlu meningkatkan anggaran untuk penyediaan perangkat teknologi seperti laptop, proyektor, dan akses internet di sekolah-sekolah yang masih kekurangan fasilitas tersebut. Kolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi untuk memperluas jaringan internet ke wilayah terpencil juga sangat penting (Pamungkas dkk., 2020). Sebagai solusi sementara, laboratorium komputer keliling atau bus digital dapat digunakan untuk memberikan akses teknologi pendidikan kepada siswa di daerah-daerah terpencil.
Peningkatan keterampilan guru juga merupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Guru perlu mendapatkan pelatihan intensif dan berkesinambungan terkait pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Pelatihan ini tidak hanya mencakup penguasaan perangkat teknologi, tetapi juga strategi pembelajaran berbasis digital yang efektif (Rosmana dkk, 2023). Selain pelatihan formal, guru juga dapat memanfaatkan platform berbagi pengalaman seperti Komunitas Guru Belajar (KGB) untuk saling bertukar praktik terbaik.
Selanjutnya, pengembangan konten digital yang valid dan relevan harus menjadi prioritas. Pemerintah dan institusi pendidikan perlu bekerja sama untuk menghasilkan materi pembelajaran yang kredibel dan sesuai dengan kurikulum nasional. Platform seperti Rumah Belajar harus terus diperbarui agar tetap relevan dengan kebutuhan siswa (Mahmudah, 2022). Selain itu, guru dapat dilibatkan dalam pembuatan materi lokal yang sesuai dengan konteks budaya dan kondisi daerah masing-masing.
Peningkatan literasi digital siswa juga menjadi langkah penting untuk memastikan mereka dapat memanfaatkan teknologi secara bijak. Program literasi digital dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di semua jenjang pendidikan. Program ini tidak hanya mengajarkan siswa cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana menilai kredibilitas informasi, menjaga keamanan siber, dan memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran (Rosmana dkk, 2023).
Langkah-langkah tersebut perlu didukung oleh pendampingan dan evaluasi berkala. Pemerintah, kepala sekolah, dan pengawas pendidikan harus aktif memantau penerapan media digital di sekolah. Evaluasi dapat dilakukan melalui survei dan wawancara dengan siswa, guru, serta orang tua untuk mengidentifikasi kendala dan mencari solusi yang tepat (Pamungkas dkk., 2020). Selain itu, pemberian insentif atau penghargaan kepada sekolah dan guru yang berhasil menerapkan teknologi dalam pembelajaran dapat menjadi motivasi bagi pihak lain untuk meningkatkan penggunaan media digital.
Dengan langkah-langkah tersebut, optimalisasi media pembelajaran digital di Indonesia diharapkan dapat tercapai, sehingga kesenjangan pendidikan akibat keterbatasan akses teknologi dapat diminimalkan.
Kesimpulan
Sumber dan media pembelajaran memegang peranan penting dalam mendukung proses pendidikan modern, baik melalui sumber konvensional seperti buku dan jurnal maupun media digital yang lebih interaktif dan fleksibel. Sumber konvensional memiliki keunggulan dalam reliabilitas dan aksesibilitasnya, sementara media digital menawarkan kemudahan akses global, pembaruan materi secara berkala, dan pengalaman belajar yang interaktif. Namun, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, kesiapan guru dan siswa, serta validitas konten digital masih menjadi hambatan dalam pemanfaatannya, khususnya di Indonesia.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan langkah strategis berupa peningkatan infrastruktur teknologi, pelatihan intensif bagi guru, pengembangan konten digital yang kredibel, serta literasi digital siswa. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang inklusif. Dengan pendekatan holistik ini, media pembelajaran digital diharapkan dapat dioptimalkan untuk mengurangi kesenjangan pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Artikel ini ditulis untuk memenuhi mata kuliah Sumber dan Media Pembelajaran atas nama Rehan Aditya dengan NIM 2305505.
Referensi: