Mohon tunggu...
Reha TriLestari
Reha TriLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Annyeonghaseo!! Perkenalkan nama aku Reha, panggil aja Reha. Umurku 21 tahun dan sekarang masih menempuh pendidikan S1 di ISI Yogyakarta

Namaku Reha, Hobiku Painting, Writing, and Dancing. umurku 21 tahun. saat ini diriku tengah menempuh Pendidikan di salah satu Insitut Seni di Yogyakarta, tepatnya ISI Yogyakarta. disana saya menempuh pendidikan S1 Teater, saya memiliki cukup pengalaman dalam menulis, saya pernah memperoleh penghargaan sebagai penulis naskah di acara Apresiasi Kreasi Indonesia dalam Programa UMKM yang diadakan oleh Sandiaga Uno di Surabaya, saya juga memiliki beberpa prestasi dalam bidang seni lainnya.. sekian , Kamsahamnida

Selanjutnya

Tutup

Money

Larangan Ekspor Minyak Goreng membuat Lonjakan Harga Minyak Goreng Dunia Melambung Tinggi

27 Mei 2022   14:34 Diperbarui: 27 Mei 2022   14:42 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Permasalahan minyak goreng akhir-akhir ini kerap ramai diperbincangkan masyarakat, lantaran harga yang ditawarkan melambung tinggi dan mengakibatkan warga masyarakat mengeluh. Peningkatan harga tersebut membuat para pedagang yang memerlukan minyak goreng sebagai bahan dasar komersialnya menjadi ragu untuk membeli minyak goreng tersebut. Keluhan dilontarkan banyak masyarakat, seperti salah satu pedagang telur gulung yang mengaku masih kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng. Kenaikan harga yang mencekik juga menambah kesulitannya dalam memperoleh minyak tersebut. dikutip dari Republika co.id seorang pedagang tersebut mengeluh dengan mengatakan, "Ya, mau harga mahal juga mau gimana lagi namanya butuh, ya dibeli saja, nggak ada lagi pilihan. Meski mahal kalau tidak ada opsi lain pasti dibeli," jelasnya dalam Republika co.id (17 Maret 2022).  

Krisis minyak goreng yang melanda bangsa ini tidak hanya pasal ekspor saja. Namun, juga disebabkan karena penimbunan komoditas yang dilakukan para pedagang pasar tradisional. Kelangkaan minyak goreng saat ini memicu ulah para pedagang curang untuk menimbun minyak goreng. Beberapa waktu lalu, ditemukan sebuah perusahaan di Deli Serdang Sumatra Utara, tengah menimbun sebesar 1,1 juta liter minyak goreng. Terungkap pemilik perusahaan minyak tersebut ialah orang terkaya di Sumatra utara, yakni Salim Group. Penemuan itu disampaikan oleh Gubernur Sumatra utara, Edy Rahmayadi. Temuan itu membuat masyarakat geram lantaran tidak disangka perusahaan tersebut termasuk ke dalam perusahaan minyak terbesar di Indonesia. Penimbunan minyak itu segera dilaporkan kepada pihak kepolisian untuk memproses hukum sebagai efek jera agar tidak bermain-main di atas penderitaan rakyat

Merespon persoalan minyak goreng yang tak kunjung usai. Jokowi melarang Ekspor minyak goreng serta bahan baku minyak sawit, mulai tanggal 28 April 2022. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi ini justru menuai kritikan dari sejumlah ekonom. Direktur Ekonom Celios mengatakan bahwa kebijakan baru ini sama halnya mengulang kesalahan yang sama seperti pada  kasus batu bara , Januari 2022. Direktur Celios Bhima Yudisthira Adhinegara mengatakan, “Yang seharusnya dilakukan cukup kembalikan kebijakan DMO crude palm oil (CPO) 20%. Selain DMO, pemerintah juga harus menggunakan HET di minyak goreng kemasan dan pengawan yang benar, jangan pakai suap.” Ungkap Bhima dikutip dari Solopos.com (22 April 2022).

Presiden mengambil langkah tegas dengan upaya memberhentikan ekspor minyak ke luar negeri. “Saya akan terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng di dalam negeri melimpah dengan harga terjangkau.” Ungkap Presiden Jokowi dalam Kanal Youtube KompasTv pada (26 April 2022). Strategi ini malah membawa banyak dampak negative dalam sector perdagangan ekspor. Kebijakan ini dapat menghilangkan devisa milyaran dollar, Bhima Yudisthira mengatakan “Resiko menghilangkan devisa sampai 3 milyar US dollar dalam satu bulan, apabila diterapkan  pada bulan mei ke depan.” Jelasnya dalam Youtube KompasTv pada (26 April 2022). Upaya memberhentikan Ekspor ini ditujukan untuk mengendalikan harga minyak goreng dalam negeri. Dilihat dari jangka pendek, usaha kebijakan ini sangat berdampak. Lantaran ketika Ekspor di luar negeri dihentikan, otomatis para produsen akan menjual ke dalam negeri, dan mengakibatkan supplier bertambah banyak dan otomatis harga menurun.

Dilain sisi, pelarangan ekspor CPO Indonesia merupakan sebuah pukulan besar bagi pasokan minyak goreng dunia. Pelarangan tersebut dimulai pada 28 April 2022 hingga waktu yang akan ditentukan. Pasokan minyak yang terbatas akan mengakibatkan harga melonjak dan memperburuk inflasi bahan pangan dan kosmetik. Pelarangan ini akan mengakibatkan dampak buruk bagi beberapa negara berkembang, seperti india. Negara-negara yang bergantung pada impor minyak sawit akan merasakan kesulitan. Presiden Asosiasi Ekstraktor Pelarut India dan Kelompok Perdagangan Minyak Nabati Atul Chaturvedi, sangat terkejut dengan keputusan Indonesia.

“kami tidak mengharapkan larangan seperti ini,”Ungkap Atul Chaturvedi dikutip dari Bisnis.com pada (23 April 2022

Kebijakan ini membuat konsumen dunia gelapan dalam menangani permasalahan minyak di negara-masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun