Mohon tunggu...
Regi AnandaWinardo
Regi AnandaWinardo Mohon Tunggu... Seniman - Pegiat Seni

Sebagaimana gelas, diri manusia harus kembali kosong untuk menampung pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Biru

14 Juni 2023   18:59 Diperbarui: 14 Juni 2023   19:00 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)
buntang tubuh di dasar got

isyarat jiwa, isyarat tanda

"tanda rantai waktu memeluki ruh"

usah harapkan samudra, bila harapkan dunia.

(2)

badai sungai air mata

isian sesal tenggelamkan hayat
"riuh penyesalan tubuh yang dilalui waktu"

umur hanyut ke ujung jurang, kayu dan batu.

(3)

badan luluh lantak

iringi tajam hunjam dari samudra

"rasa asin dan angkuh selimuti aku?"

ungkap balu badan coba menerka waktu.

Teater AiR Jambi, 14-11-22

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun