Apa bener kuda laut bisa dibudidaya?
Betul sobat, Indonesia sudah mengembangkan budidaya kuda laut sejak 1993 yang terdapat di BBPBL (Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut ) kabupaten Pesawaran, tepatnya diwilayah Hanura, Lampung. Pada tahun 1995 BBPBL telah melakukan restocking atau pelepas liaran kuda laut ke habitatnya. Hingga sekarang, upaya pelestarian dan budidaya masih terus dilakukan dan menjadi salah satu mata pencaharian warga setempat. Nah, langsung aja yuk kita belajar membudidaya kuda laut dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung.
Mengapa memilih kuda laut untuk dibudidaya ?
Kuda laut merupakan jenis ikan yang memiliki bentuk yang unik, selain itu juga kuda laut adalah hewan purba yang sudah mulai langka di alam. Kuda laut juga masuk kedalam daftar apendiks CITES, maka selama ini pengelolaannya terutama dalam aspek pemanfaatannya dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui PP No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, yang terbatas pada pelayanan perizinan perdagangan internasionalnya.
Bagaimana langkah budidaya kuda laut ?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan kuda laut yang berbeda dengan ikan pada umumnya. Berikut langkah-langkah yang perlu diperharikan dalam pembudidayaan kuda laut :
1. Penebaran Induk
Ketika memulai budidaya kuda laut, indukan yang ditangkap dari laut perlu melakukan penyesuaian terhadap tempat budidaya. Oleh karena itu, kondisi bak penampungan harus diperhatikan, seperti tingkat pH, suhu,salinitas dan faktor kimia lainnya. Induk kuda laut yang dipelihara di BBPBL Lampung berasal dari 3 sumber yaitu hasil kegiatan pembesaran di BBPBL Lampung, pihak swasta, dan juga nelayan sekitar BBPBL Lampung. Induk kuda laut yang dibudidayakan yaitu kuda laut karang dan kuda laut rumput . Jika indukan hasil tangkapan dari nelayan terlebih dahulu harus dikarantina dengan merendam induk-induk tersebut ke dalam larutan methylen blue (MB) 3-5 ppm selama 15-20 menit. Penebaran induk dilakukan dengan perbandingan jantan dan betina 1:1. Induk yang digunakan berukuran L dengan panjang lebih dari 10 cm dengan berat sekitar 8 gram, berbadan sehat, tidak cacat fisik, tidak berpenyakit, serta berumur lebih dari 4 bulan.
Pada bak penampungan, sobat harus menyediakan piramida yang terbuat dari bambu sebagi tempat kuda laut untuk meletakan telur-telurnya. Selain itu pemberian pakan perlu diperhatikan. Pakan untuk kuda laut menggunakan pakan hidup diseluruh siklus hidupnya. Pada indukan, pakan kuda laut dapat berupa udang rebon atau udang jembret. Pemberian pakan umumnya diberikan 2-3 kali sehari.
2. Pemijahan dan Pengeraman
Kuda laut yang siap kawin minimal berumur 6 bulan , tetapi usia optimumnnya diumur 7-8 bulan dengan panjang 11-15 cm. Saat kawin, kuda laut betina akan mengelurkan sel telurnya ke kantung pengeraman jantan. Proses kawin dilakukan dengan mengaitkan kedua ekor kuda laut jantan dan betina, posisi kuda laut jantan berada dibawah. Proses perkawinan tersebut berlangsung hanya dalam hitungan 5-6 detik. Selanjutnya, kuda laut jantan akan mengerami telur tersebut selama 10-14 hari.  Sebagian besar kuda laut jantan dapat menghasilkan 100-600 juwana per masa kehamilan, kecuali Hippocampus zostarea yang hanya menghasilkan 5 ekor juwana per masa kehamilan.
3. Kelahiran Juvenil
Pada hari ke-9 masa pengeraman indukan jantan dipindahka kolam terkontrol, karena pada hari ke -10 juwana akan segera lahir. Juvenil keluar dari indukan jantan dimalam hari. Jika juvenil keluar pada hari ke 9 biasnaya disebut kuda laut prematur karena kondisinya sangat rentan terhadap penyakit dan diindikasikan bahwa indukan jantan mengalami stress. Setelah melahirkan pindahkan induk jantan ke kolam pemeliharaan.
4. Penebaran Benih
Juwana dapat hidup dikolam yang terkena sinar matahari ataupun kolam yang tidak terkena sinar matahari.
5. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada kuda laut harus menggunakan pakan hidup. Pakan tersebut berupa rotifera, copepoda, artemia, fitoplankton, udang rebon sampai dengan anak ikan air tawar bisa menjadi pakan. Pakan kuda laut disesuaikan dengan umur kuda laut itu sendiri. Juwana yang berumur 5–8 hari diberi pakan jenis nauplii copepoda. Selanjutnya juwana yang berumur 14 hari atau lebih, diberikan pakan artemia. Pemberian pakan yang sesuai diumur 1-15 hari merupakan hal yang sangat penting karena juwana akan mengalami pertumbuhan yang pesat. Selajutnya ketika kuda laut berumur 6 bulan bisa diberi pakan berupa udang rebon dan anak ikan air tawar. Pemberian pakan dilakukan 2-4 kali sehari.
Selain itu, pakan tambahan yang diberikan untuk induk kuda laut yaitu HUFA 2-3 tetes, vitamin C dengan dosis 2 mg/kg pakan dan fermentasi 2-5 ml (dedak, tepung beras, molase, dan bakteri fermentasi). Rebon diberikan sebanyak 2-5% dari bobot tubuh dan diberikan sampai kenyang.
Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya kuda laut
1. Penggunaan air
Air dalam budidaya kuda laut di BBPBL menggunakan metode reserkulasi air laut . Pergantian air dilakukan secara rutin, yaitu setiap tiga hari sekali sampai kuda laut muda berumur 30 hari. Pergantian air dilakukan 2 kali sehari sebanyak 10-20% dari volume air dalam bak induk dan setiap 1 bulan sekali dilakukan pengukuran kualitas media pemeliharaan induk.
2 . Aklimatisasi
Proses karantina atau aklimatisasi bertujuan untuk mencegah penyebaran organisme pathogen yang mungkin terbawa dari alam dan juga sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan yang masih baru.
3. Parasit kuda laut
Ketika merawat kuda laut yang terkena parasit, langkag pertama yang harus dilakukan dengan tidak menggabungkan kuda laut yang sehat dengan yang sakit. Lalu, perawatan terhadap kuda laut yang terkena parasit dengan membersihkannya dengan cara menggosok perlahan menggunakan spons secara rutin yaitu 2 kali sehari. Pembersihan parasit dilakukan pada posisi kuda laut masih didalam air. Setelah kuda laut dibersihkan, pemberian pakan baru dilakukan.
4. Pemilihan Indukan
Saat  memilih calon induk yang perlu  diperhatikan yaitu : jenis, ukuran, umur dan kesehatan.
5. Â Sistem Aerasi, Pompa Air, dan Tenaga Listrik.
Penambahan oksigen dilakukan dengan sistem aerasi . Selain itu, sistem  aerasi membantu melepaskan gas-gas beracun seperti NH3 dan H2S dari air. Pompa air diperlukan untuk mendapatkan air laut bersi, dan yang terakhir tenaga listrik untuk  menghidupkan pompa, blower dan penerangan.
Penulis : Regita Damayanti, Mahasiswa Perikanan, Universitas Padjadjaran
Referensi :
E L _ FAHRYBIMANTARA: BUDIDAYA KUDA LAUT Hippocampus spÂ
Menengok Penangkaran Kuda Laut - Ngulik Lampung #6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H