Mohon tunggu...
Regita Cahyani
Regita Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hobi saya kulineran dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatahui Konflik dalam Kelompok

25 Desember 2022   21:14 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taquiri dalam Davis, K. & Newstrom, J. W. (1997) menyebutkan bahwa konflik merupakan keadaan yang muncul akibat adanya kontra, kontroversi, dan pertentangan antara dua pihak atau lebih secara berkelanjutan. Gibson, et al. (1997) menyebutkan salah satu pemicu terjadinya konflik adalah perbedaan kepentingan dan tujuan dari masing-masing individu dalam suatu kelompok atau organisasi serta tidak adanya kerjasama dalam kelompok tersebut (Arifin, 2015b). John, R. M. (1985) mengungkapkan bahwa terbentuknya suatu organisasi membuat konflik di dalamnya tidak dapat dihindarkan akibat interaksi dari pihak-pihak yang saling berhubungan dan bergantung tersebut terpisahkan oleh adanya tujuan yang berbeda (Arifin, 2015b). Soetopo dan Supriyanto (2003) mengungkapkan keadaan yang terjadi ketika seseorang atau kelompok orang dalam sistem sosial memiliki cara pandang yang berbeda dan diwujudkan dalam bentuk perilaku ketika mencapai tujuan tertentu disebut sebagai konflik (Arifin, 2015a).

Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (personrole conflict), dimana peraturan yang berlaku tidak dapat diterima oleh seseorang sehingga orang itu memilih untuk tidak melaksanakan sesuatu sesuai dengan peraturan yang berlaku;

Konflik antar peranan (inter role conflict), dimana orang menghadapi persoalan karena dia menjabat dua tau lebih fungsi yang saling bertentangan; misalnya saja anggota serikat pekerja yang juga pengawasan atau mandor perusahaan;

  • Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict), misalnya saja dekan suatu fakultas harus memenuhi permintaan yang berlainan para ketua jurusan;
  • Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict).
  • Konflik menyebabkan terjadinya interaksi pada tataran yang lebih serius dari sekadar kompetisi. Sebagaimana dinyatakan Schelling bahwa konflik, kompetisi, dan kerja sama pada dasarnya saling berkaitan. Konflik terjadi ketika tujuan, kebutuhan, fan nilai-nilai kelompok saling bersaing dan akibatnya terjadilah agresi walaupun belum tentu berbentuk kekerasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun